Tersangkut

80 20 0
                                    

"Duargh!!!"

Oh My God, mereka berhasil membobol pintu besi itu.

"RETNO!!!" ucap mereka berdua yang berada di seberang arah.

Tiga diantara zombie berhasil masuk dan mengerang ke arahku. Aku tendang satu diantara mereka ke arah pintu besi itu untuk menghalangi para zombie masuk lebih banyak.

Buargh!!!

Pintu yang tadinya ke buka, langsung tertutup lagi dengan badan zombie yang aku tendang. Belum selesai disitu, aku harus berurusan dengan dua lagi. Mereka adalah zombie-zombie yang badannya kekar. Langsung saja aku tebas mereka dengan satu ayunan.

Syut!!!

Mereka langsung terkapar tak berdaya. Ini adalah kesempatanku untuk mengambil ancang-ancang sebelum para zombie itu berhasil membobol pintu besi lagi dan mengerubungi ku.

Jika aku pikir-pikir lagi, kalau misalnya aku menggunakan meja itu sebagai batu loncatan. Memang, arah meja itu berada di Timur, tapi itu tidak masalah buatku dan aku tidak tahu apa akan berhasil mendarat dengan sempurna di tumpukan kasur.

Syukur-syukur aku berakhir dengan patah tulang saja. Karena arah dari meja itu tidak ada kasur di luar temboknya. Kasurnya hanya berada di tengah saja, yaitu daerah Utara.

"Bodo amatlah, gua percayakan saja kaki gua."

Aku langsung mengambil ancang-ancang untuk melompat ke arah meja yang menghadap tembok dan langsung melompat kembali di tembok.

Aku seperti ninja atau seperti agen rahasia yang sangat mahir dan jago dalam melewati rintangan apapun yang ada di depan. Aku berlari ke arah meja itu dan loncat ke meja itu. Kaki kiriku, berhasil menapak meja dan langsung aku tekuk kembali seperti gaya per pegas.

Sesudah aku melakukan aksi seperti per pegas, aku langsung menempel di tembok seperti cicak dan langsung menggunakan gaya per pegas lagi.

"Oke gua berhas–"

Sial, tasku tersangkut di kawat pagar ini. Aku harus bisa lepasin tas ini dengan segera.

"Hemphhh... Hemphhh..."

Tidak bisa. Aku tidak bisa melepaskan tas ini dari jeratan kawat. Jika aku tidak cepat-cepat melepaskan tas yang tersangkut ini, kemungkinan aku akan menjadi santapan daging gantung yang lezat buat mereka.

"Ayolah... Cepat... Gua harus segera perg–"

BUARGH!!!

Oh tidak, terlalu lama nyangkut di atas, membuat mereka berhasil masuk dan menuju ke arahku yang masih tersangkut. Aku tidak punya pilihan lain untuk lepasin tas yang isinya adalah makanan.

"Terpaksa gua harus lepasin tas ini."

Keputusanku sudah bulat. Aku harus merelakan tas ini.

Tiba-tiba dari arah dalam, ada sebuah cengkeraman yang kuat yang mencekeram  kaki kananku.

"Lepasin busuk!"

Aku terus menendang jari dari zombie yang mencengkeram kaki kananku. Aku harus cepat lepas dari cengkeraman zombie ini, kalau tidak maka aku akan–

KREKKK!!!

Kakiku terkena gigitan salah satu mereka yang mencengkeram kaki kananku. Aku harus bisa lepasin dengan cepat. Tanpa pikir panjang, aku mengambil katana dan menebas tangan mereka dari kaki kananku.

SLASH!!!

Potongan tangan yang sudah aku tebas, langsung jatuh ke arah luar pagar. Mendapatkan kesempatan yang terbuka lebar, aku memutuskan untuk melepaskan tas ini dengan cepat.

Virus Injection Blood [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang