"Retno!!!"
Mawar dan Melati yang tadi baru saja mendobrak pintu itu, mencoba untuk bersikap waspada kepada dua cewek yang berada di belakang Gerald.
Kami yang dari awal sudah berada di dalam ruangan itu, kaget dengan teriakan Mawar yang begitu nyaring.
"Lah, lu ngapain kesini? Bukannya udah gua bilang tungguin di pos aja?" tanyaku kepada mereka berdua yang masih bersikap waspada.
"Kita kesini, untuk menolong kamu!" jawab Melati yang menatap ke arah kedua cewek itu.
"Lalu, lu udah bisa jalan Melati?" lanjut ku bertanya secara khusus kepada Melati yang sepertinya sudah sehat lagi.
"Aku sudah gak papa, yang penting kami ke sini untuk nolong kamu!" ucapnya.
Lalu kedua cewek yang tadi dibelakang Gerald, berjalan ke arah Mawar serta Melati dengan congkak. "Membantu? Kalian bisa apa?"
Dengan menunjukkan jari tengah, si adik mengejek Mawar dan Melati. "... Dasar lemah...!"
Gerald yang melihat perilaku si adik, membuatnya menatapnya dengan penuh arti. Sang adik yang melihat mata sang majikan, nyalinya langsung ciut serta sudah tahu kalau dirinya bersalah.
Setelah menegur pengawalnya, Gerald menoleh kembali Mawar dan Melati dengan tatapan tak percaya.
"Ka... Kalian?"
Gerald tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Dua cewek cantik se-angkatan itu berada di depannya.
Melihat raut wajahnya yang kaget, aku memberikan penjelasan soal yang dia tanyakan tadi. "Mereka berdua lah, yang menemani gua dari awal ampe sekarang..."
ujar ku menjawab pertanyaan dari Gerald tadi.Setelah aku berkata seperti itu, Gerald memijit pelipisnya. "Argh... kepala gua, ah!"
"Lu kenapa sob? Apa kepala lu sakit?" tanyaku mencoba mendekati Gerald.
"Gak, gak papa..." ujarnya yang masih memiijit pelipisnya. "Gua mohon, kalian pergi dari sini, sekarang..."
Aku menatapnya yang masih tidak mengerti apa yang dia katakan. Apa kami melakukan kesalahan?
Memang sih, Mawar dan Melati melakukan hal yang tidak sopan. Namun apakah harus mengusir teman dan sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu ini?
Tanpa berkata lagi, kami bertiga meninggalkan ruangan ini.
"Oh iya! Sebelum kalian pergi, nanti kalian harus membantu operasi menyelamatkan seseorang..."
Kami bertiga langsung menghentikan langkah untuk keluar dari ruangan ini. Karena ucapan Gerald yang meminta kami untuk membantu menyelamatkan seseorang itu.
"Siapa?" tanyaku menghadap Gerald dengan memasukan kedua tanganku ke kantong celana.
"Nanti lu bakal tau..."
Aku tidak mengerti apa yang dia maksudkan itu. Siapa yang dia ingin kami selamatkan? Apakah itu orag yang berharga untuknya?
Aku langsung membalikkan badanku dan kembali meneruskan langkahku untuk pergi dari rumah ini.
"Oke..."
***
Kami bertiga menuju ke tenda konsumsi yang berada dua blok dari kediaman Gerald. Selama di perjalanan, tidak ada yang mau membuka suara tentang kejadian tadi.
Sebenernya, aku tak mengerti dengan sikap Gerald tadi yang berubah seketika setelah melihat Mawar dan Melati. Apalagi tadi dia memfokuskan lebih ke arah Melati. Apa dia masih mempunyai rasa kepadanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus Injection Blood [END] ✓
Science FictionMenceritakan Retno beserta kedua teman ceweknya, Mawar dan Melati, mencari cara untuk bisa ke tempat perlindungan yang terbesar di daerah Jakarta, GBK (Gelora Bung Karno). Sebelumnya, Retno yang terjebak di ruang UKS sendirian dan terkunci dari luar...