Melati...!

88 21 2
                                    


***

Perlahan-lahan membuka kedua mataku. Aku mengingat-ingat kejadian kemarin. Pasti kemarin hanyalah mimpi semata, karena terlalu lelah mencari Mawar dan Melati.

"Oh iya, Mawar ama Melati kemana ya?"

*Srek!*

Eh, kenapa tanganku terikat rantai di bangku ini? Aku berusaha untuk melepaskan rantai ini. Namun tidak bisa. Dan lagi, kenapa aku di tempat yang seperti ini? Aku melihat tempat ini, seperti ruang percobaan. Banyak alat-alat lab untuk melakukan percobaan layaknya di film.

 Aku terus mengamati sekelilingku. Mataku tertuju satu objek yang sangat aku kenal. "Melati?"

Melati yang saat ini berada di tabung lab itu sepertinya tidak sadar. Kenapa dia ada disana? Siapa yang tega menaruhnya di dalam tabung itu dalam keadaan pakaian minim saja?

Aku harus bisa mengeluarkannya dari tabung aneh itu. Pertama-tama, aku harus bisa melepaskan ikatan rantai ini terlebih dahulu.

Dengan sekuat tenaga, aku mencoba melepaskan diri dari ikatan ini. Sampai-sampai aku mengeluarkan erangan karena susahnya lepas dari ikatan ini. "Sulit sekali...!"

Ikatan ini mengikat tangan dan kakiku dengan sangat kuat. Semakin aku mencoba untuk melepaskan rantai ini, semakin erat rantai ini mengikatku.

“Akhirnya bangun juga lu!” 

Tiba-tiba aku mendengar suara yang tidak asing untukku. Benar saja, suara ini berasal dari si kakak yang melihatku dengan tatapan tajamnya.

“Katakan, dimana gua sekarang?” Tanyaku dengan tangan yang terikat semakin kencang.

“Bacot lu!”

*Plak!*

Wajahku terkena tamparan yang begitu keras darinya. Mungkin di dalam mulutku, ada bagian yang berdarah. “Cuih...!" Benar saja, ludah yang aku buang di bagian kiri ku tercampur darah. "Cepet lepasin gua…!"

“Ternyata banyak omong lu ya, adikku ayo kita beri dia pelajaran.”

“Ayo kakak, aku sudah tidak sabar melihat mukanya, dan ingin sekali aku nonjok mukanya yang tampan ini.”

Kemudian, mereka berdua menghampiriku. Setelah mereka berada dekat, lalu mereka menghajar ku tanpa ampun.

*Buk...! Buk...! Buk...!*

Mereka terus saja memukuliku dengan keras. Aku tidak mengerti, apa salahku. Kenapa mereka melakukan ini kepadaku dan Melati? Apa aku tidak menjelaskan kepada Gerald soal ayahku.

Baru sampe sini

“Kenapa kalian melakukan ini ke gua? Emangnya gua salah apa sama kalian?”

Mereka berdua malah saling menatap. “Haha... Cowok ini membuat gua tertawa lepas, bener gak adikku?"

“Iya kak cowok ini membuat aku tambah ingin menghajar mukanya, boleh gak aku menonjok mukanya sekali lagi kak?”

“Tentu saja bo— ”

*Ceklek!*

Tanpa diduga, pintu dengan dua gagang itu, terbuka lebar. Terlihat sesosok yang selama ini aku kenali.

“Cukup kalian berdua, sampai sini saja kalian melakukan ini!” ujar Gerald yang melarang mereka memukuliku dan menghampiri kami.

Akhirnya, aku bisa melihatnya juga. Aku harus meminta dia untuk melepaskan rantai ini dan meminta dia untuk melepaskan Mawar dan Melati.

“Bro, tolong lepasin gua sekaran—”

“Hem?!”

Melihat reaksinya yang seperti itu, membuatku curiga kepadanya.

Virus Injection Blood [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang