Salah satu dari tiga engsel di gerbang sebelah kanan, terlepas bagian atasnya. Hal ini membuat keadaan gerbang yang awalnya berdiri kokoh, menjadi miring akibat terlepasnya engsel di bagian atas. Ditambah, tekanan dari dorongan dari para zombie itu membuat umur dari gerbang tak lebih dari dua atau tiga hari saja.
Ini merupakan masalah yang besar. Bagaimana tidak? Saat ini, mereka berdua sedang tidak enak badan akibat demam yang mereka derita. Walaupun saat ini demam mereka sudah mendingan, tetap saja aku harus segera mengeluarkan mereka dari sekolah ini.
***
Aku menyusuri tangga demi tangga untuk bisa sampai ke lantai dasar. Bukan tanpa alasan kenapa aku harus terburu-buru untuk mencapai lantai dasar. Alasannya adalah untuk pergi ke ruang UKS dan memberi tahukan kepada Mawar Melati agar mempersiapkan peralatan mereka.
Aku tau, mereka berdua masih sakit. Tapi sudah tidak ada waktu lagi, aku harus bisa mengambil keputusan.
DUAK!!!
"Mawar! Melati!"
Tidak ada. Mereka berdua tidak ada di ruang UKS ini. Apa mereka pergi ke suatu tempat di sekolah ini? Tapi dimana?
"Kemana kalian?! Jawab gua sekarang, Mawar... Melati... "
Aku terus memanggil mereka berdua dengan teriakanku. Masa bodo dengan zombie yang ada di luar, maupun zombie yang masih terjebak di ruang-ruang kelas sudah kami kunci. Prioritasku saat ini adalah menemukan mereka.
"Dimana sih kalian, kalian bukannya masih sakit?" gumamku masih mencari keberadaan mereka di sekitar lantai dasar ini.
Tapi, mereka berdua tidak ada di lantai dasar ini. Apa mungkin mereka berada di lantai atas?
"Apa gua nyari ke atas aja kali ya?"
Tanpa berpikir lama, aku melangkahkan kakiku kembali untuk menaiki tangga. Dengan sangat cepat tanpa ada jeda untuk berhenti sesaat.
Setelah aku sudah sampai di lantai kedua, aku mencari-cari mereka di kelas-kelas yang sudah terbuka. Alih-alih menemukan mereka berdua, aku hanya menemukan ruangan kelas yang berantakan.
"Mungkin mereka ke kelas lain yang ada di lantai atas" pikirku sembari kedua kaki ini aku gerakkan dengan cepat.
Setelah aku mencapai lantai tiga dan memeriksa kelas kelas yang sudah terbuka, mereka tidak ada juga disana. Apa mungkin mereka ke lantai atas lagi untuk mencari sesuatu yang berharga milik mereka?
Aku gerakkan kembali kaki ini dengan cepat sembari memeriksa satu persatu kelas yang tidak terkunci. Lagi-lagi, aku kembali merasakan kekecewaan karena tidak berhasil menemukan mereka di lantai ke empat ini.
Apa mungkin mereka ke lantai paling atas? Aku rasa tidak mungkin. Kalau benar mereka pergi ke lantai atas, sudah otomatis aku dan mereka bertemu di tangga tadi ketika aku mengintai dari atas, tadi pagi.
"Apa yang gua lupakan ya?"
Aku terus memikirkan cara untuk menemukan mereka. Aku khawatir kalau terjadi sesuatu dengan mereka. Keadaan mereka masih belum normal.
Ketika aku memikirkan cara untuk mereka berdua, tiba-tiba saja aku ingin mencuci mukaku di wastafel untuk mendinginkan kepalaku yang sangat gerah. Tunggu wastafel? Sepertinya aku melupakan sesuatu yang berkaitan dengan wastafel.
"Ah, bodohnya gua pasti mereka ada di toilet cewek"
Setelah aku menemukan cara untuk menemukan mereka, aku bergegas ke toilet perempuan. Hanya disana saja yang belum aku cek tempat di seluruh tempat yang ada di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus Injection Blood [END] ✓
Science FictionMenceritakan Retno beserta kedua teman ceweknya, Mawar dan Melati, mencari cara untuk bisa ke tempat perlindungan yang terbesar di daerah Jakarta, GBK (Gelora Bung Karno). Sebelumnya, Retno yang terjebak di ruang UKS sendirian dan terkunci dari luar...