03 The Memories

205 16 0
                                    

Eksistensi dari sebuah kenangan itu sangat berpengaruh dalam kehidupan, terutama membentuk jadi diri seseorang di masa depan. Itu tidak salah, semuanya berproses.
.
.
.
Setiap tahun, sekolah tempat Hana mengajar berkembang pesat. Banyak prestasi-prestasi yang membanggakan di raih oleh siswa-siswi di setiap ajang pelombanaan, baik dari tingkat daerah, kota bahkan sampai nasional. Serta fasilitas gedung yang semakin lengkap karen setiap tahun selalu ada pembaharuan di bidang pembangunan.

Masih tetap sama bagi Hana

Hana menatap setiap sudut gedung sekolah, mengenang kembali saat di mana ia masih menggunakan putih abu-abunya. Bukan hanya itu, Hanapun bernostalgia ke tempat yang selalu ia kunjungi untuk menyendiri setiap jam istirahat dan bolos belajar jika perasaannya sedang kacau.

Senyum tipis terlukis dari sudut bibir Hana yang munggil, ada rasa bahagia saat ia berdiri tepat di depan tiang bendera. Ia mengingat ketika ia menjadi salah satu pengibar bendera setiap kali kelasnya mendapat giliran sebagai petugas upacara.

Yang lebih membuat Hana bahagia dan tersenyum adalah, alasan dibalik ia bisa mengibarkan bendera dengan baik adalah pelatihnya, yakni senior yang ia kagumi.

Upacarapun selesai. Hana kembali menuju ruang guru dengan berjalan sendiri. Jangan tanya Lisa dimana, dia pasti masih di lapangan dengan guru lain, mengobrol apapun yang menurut Hana itu tidak penting. Temannya itu memang super aktif dan senang sekali bercerita, bahkan pembahasan mengenai kekasihnya ia ceritakan ke setiap guru tanpa ada rasa malu, dan privasi bagi dirinya sendiri.

Berbeda dengan Hana, ia lebih pemilih dalam bercerita. Bisa dibilang Hana termasuk introvert lebih senang menyimpan masalahnya sendiri, dan tidak juga tertarik dengan masalah orang lain. Bagi Hana dirinyalah yang paling utama untuk dipirkan bukan orang lain, terkecuali jika itu menguntungkan bagi Hana, ia akan memikirkannya.

Mengenai soal asmara, tidak ada yang mengetahui jika bukan orang tertentu. Namun anehnya, banyak dari kalangan guru berpikir Hana memiliki banyak teman pria bisa dibilang pacar. Mereka tidak mengetahui kebenarannya. Kebenaran bahwa Hana tidak tertarik dengan hal semacam itu, karena ambisi untuk mengubah hidupnya lebih besar.

Hana bukan gadis biasa, ia termasuk ke dalam salah satu lis gadis yang memiliki paras cantik. Di tunjang dengan tubuh tinggi yang tidak terlalu kurus, sangat cocok jika ia beralih profesi menjadi model. Namun yang menjadi daya tarik pria saat melihatnya adalah pipi tembemnya, sangat menggemaskan ketika ia memasukan sepotong daging ke dalam mulutnya atau ketika ia kesal akan sesuatu.

Beberapa pria kerap kali mencoba mendekati Hana, baik teman kampusnya maupun dari teman dari kalangan gurusatu profesinya saat ini. Namun Hana tidak tertarik sedikitpun. Alasannya adalah Hana sudah berjanji pada dirinya untuk tidak menjalin hubungan dengan pria jika tidak ada komitmen yang jelas didalamnya. Tapi biarlah rumor itu beredar, sedikit menguntungkan bagi Hana. Ia tidak perlu membuat alasan ketika harus menolak laki-laki.

Berjalan menikmati pemandangan disekeliling dan menyapa anak-anak yang menyambutnya dengan salam dan senyum, membuat hati Hana menjadi hangat dan bahagia. Ada rasa bangga yang saat ini Hana rasakan, ia merasa di hormati dan dicintai oleh anak didiknya. Dan itu merupakan salah satu kebahagiaan bagi Hana.

Selang beberapa detik ia membalas senyuman muridnya, pandangannya teralihkan oleh sosok laki-laki yang memakai sarung dan kaus lengan pendek berwarna putih. Laki-laki itu sangat bahagia sekali, terlihat jelas dari senyum dan tawa yang terlukis dari bibirnya. Ia sangat menikmati kegiatannya tersebut, memberi makan burung merpati peliharaannya yang semakin banyak.

Seketika itu tubuh Hana membeku tanpa pergerakan, memandangi laki-laki bahagia tersebut. Ntah dari mana asal suara degum yang begitu keras terdengar ditelinga, Hanapun meletakan tanggan kananya ke atas dada. Mata sipitnya terbuka lebar, ia terkejut mengetahui suara degum kencang itu berasal dari jantungnya sendiri. "Ada apa denganku!" .

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang