Yuhuuuuu yang sudah menanti IF YOU update 😁😊.... Alhamdulillah aku malam ini aku bisa memenuhi janji dan keinginan kalian 😊... Siapkan hati ya tim Hanzein dan Handi 🌚😍💜... Selamat bermlam minggu bersama siapa ya terserah kalian deh mau sama siapa 😂😂...
.
.
.
.
.Hana masih berusaha keras melawan rasa gugpnya, matanya masih terfokus ke depan dengan skripsi yang ia peluk, sesekali ia melirik ke arah Zein berharap jika ini semua bukan mimpi dan Hana dapat bersikap normal.
Andai
Zein sendiri masih focus dengan kemudi yang ia pegang, dan terkadang menggunakan satu tangannya jika jalanan sedang lancar. Belum terjadi percakapan diantara mereka, Zein masih menunggu Hana yang terlihat gugup. Mobilpun berhenti tepat di depan lampu merah, Zeinpun memulai percakapan diantara mereka.
"Hana?" panggil Zein lembut dengan menatap Hana.
Hana yang masih fokus menatap lurus ke depan terkejut dengan pertanyaan Zein, iapun langsung menoleh ke arah Zein.
"Iyah, kang" dengan senyum tipis yang dicampuri rasa gugup.
"Kau suka filem apa ?" tanya Zein
"Semua filem aku suka, kecuali filem horror" jawab Hana
"Sepertinya aku salah beli tiket"
"Apa ?" tanya Hana
Zein memberikan dua tiket filem bergenre horror kepada Hana. Hanapun merasa bersalah karena sudah menjawab jujur filem yang ia tidak sukai. Iapun mengutuk dirinya dengan menerima dua tiket yang dari tangan Zein.
"Tidak apa-apa kita bisa nonton di lain waktu" sela Zein sambil tersenyum dan menatap Hana.
"Maaf kang, kita bisa nonton ini" jawab Hana dengan canggung dan rasa takut jika Zein menyetujui usulnya untuk menonton filem.
"Tidak Hana, aku tidak ingin sepanjang filem itu diputar, kau menutup mata dan tidak menikmatinya"
Hanapun terkejut mendengar ucapan Zein. Memang betul, sama seperti apa yang Zein katakan. Sudah kedua kalinya Zein mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Hana, dan itu membuat Hana terkejut dan penasaran. Bagaimana bisa Zein mengetahuinya.
"Bagaimana kang Zein tahu, aku akan menutup mata jika jadi menonton?" tanya Hana dengan mata sipitnya yang hampir keluar. Zeinpun tertawa kecil dengan ekspresi Hana, iya hanya menatap mata Hana dan tersenyum membuat pipi Hana seketika itu memerah bagai buah ceri.
***
Zein mengajak Hana makan malam bersama, dengan alasan menggantikan acara menontonnya yang tidak jadi. Lokasi outdoor yang berada di lantai dua dipilih Zein untuk makan malam bersama Hana, pemandangan gedung-gedung tinggi yang ada di daerah Jakarta, serta lampu-lampu mobil yang tersorot dari jalanan. Udaranyapun sangat sejuk tidak terlalu dingin disertai dengan anginn-angin kecil membelai lembut jilbab yang Hana kenakan. Malam itu menjadi malam yang cukup panjang bagi dua insan yang ingin saling mengenal.
Hana masih menikmati pemandangan dari atas, matanya berbinar bahagia karena selama ia kuliah kurang lebih hampir empat tahun ia habiskan, tidak pernah sekalipun ia menikmati kegiatan malam bersama teman-temannya, Hana hanya melaksanakan kegiatan kuliah dan memenuhi syarat-syarat beasiswa saja, meskipun ia pandai bersosialisasi dan memiliki banyak teman, ia tidak pernah mengikuti temannnya untuk bermalam atau sekedar makan di luar bersama. Bagi Hana menghabiskan malam diluar bersama temannya hanya membuang waktu dan uang saja, ia memilih pulang ke rumah tepat waktu karena tak ingin membuat Neneknya khawatir.
"Kau menyukainya Hana?" tanya Zein yang sedari tadi memperhatikan Hana
"Hmm, suka sangat suka" jawab Hana dengan menganggukan kepalanya dan tersenyum bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
General Fiction"SUDAH TERBIT" (FOLLOW SEBELUM BACA) Hana adalah seorang gadis yang terlahir dari kalangan masyarakat biasa. Kedua orang tuanya meninggalkan Hana bersama sang Nenek sejak usianya 13 tahun. Hana bukan hanya gadis kecil yang tidak mengetahui alasan d...