14 Wedding

71 10 2
                                    

Pesan watshap

Zein : Kau sudah siap?

Hana : Hm, sudah

Zein : Aku akan VC

Hana : Untuk apa ?

Zein : Untuk memastikan kau sudah terlihat cantik atau belum

Hana : Jangan menggodaku

Zein : Heheh beri aku foto

Hana : Ok

Hanapun langsung memposiikan dirinya untuk selfi, cukup ragu harus bergaya seperti apa karena Hana sendiri jarang sekali melakukan selfi. Tapi karena Zein memintanya, iapun berusaha untuk membuat gaya selfi dua jari dengan senyum gumynya. Clik satu selfipun ia dapatkan. "Hmm sepertinya tidak buruk, ok aku kirim".

Hana : selfi dua jari

Zein : Imut sekali

Setelah menunggu lima belas menit Zeinpun sampai di rumah Hana dan meminta Izin kepada sang Nenek untuk pergi bersama di acara pernikahan Lisa dan Wira.

"Aku akan menjaganya dengan baik, mohon izin?"

"Iya, aku percaya padamu Zein" izin sang Nenek dengan senyuman.

"Nenek kau mau aku bawakan apa?" tanya Hana dengan mengandeng lengan sang Nenek

"Tidak perlu, Nenek hanya menitip pesan agar kau tidak melakukan kesalahan lagi" bisik sang Nenek namun masih terdengar oleh Zein yang berada di depannya.

"Yaaah Nenek, kau menjatuhkan cucumu sendiri!" pekik Hana kepada sang Nenek.

Sang Nenek dan Zeinpun tertawa melihat ekpresi lucu Hana.

***

Zein dan Hanapun sampai di acara pernikahan Lisa dan Wira, sebuah gedung disewa mereka untuk melangsungkan pernikahan. Terdapat beberapa bunga dengan ucapan selamat dari rekan kerja dan teman-teman Wira, nuansa tradisi Jawa dipilih untuk tema pernikahan mereka, mulai dari dekorasi gedung, makanan hingga lagu-lagu yang di putar semua bertemakan tradisi Jawa hingga seluruh tamu yang di undang diwajibkan mengenakan pakaian yang sesuai dengan tema acara tersebut.

Hanapun dibuat takjub dengan pemandangan yang baru ia lihat, ia tidak menyangka jika pesta pernikahan Lisa akan semewah ini, normal bagi perempuan memiliki keinginan yang sama bahkan lebih ketika nanti ia melangsungkan acara pernikahan.

"Ayo Hana?" bisik Zein di telinga Hana yang sejak tadi mengacuhkannya, mata Hana tidak lepas dari dekorasi setiap sudut yang memenuhi gedung tersebut.

Hanapun terkejut mendengar suara Zein yang berbisik di telinganya "Ah iya"

"Kau lebih suka tradisi Jawa atau Sunda" tanya Zein

Mata Hanpun langsung menoleh ke arah Zein "Hmm, semua tradisi aku suka"

Zeinpun tersenyum "Untuk acara pernikahanmu, bagaimana ?" tanya Zein santai.

Hanapun terkejut mendengar pertanyaan Zein. Melihat ekspresi terkejut Hana Zein justru tersenyum, ia sangat suka melihat bola mata sipit dan pipi tembemnya saat terkejut.

"A-ku?" tanya Hana kembali

"Iyah Hana, kau pilihh tradisi Jawa atau Sunda?" tanya kembali Zein

"Hmm, sepertinya Sunda"

"Pilihan tepat" balas Zein dengan senyum.

Hubungan yang terjalin di antara keduanya semakin erat, Zein menunnjukan sisi yang tak pernah Hana duga sebelumnya, Zein memperlakukan Hana begitu manis berbeda saat dulu dimasa sekolah. Saat Zein menjadi kakak kelas sekaligus pelatihnya di kegiatan eskul. Zein sangat keras melatihnya, bahkan Hana sering kali mendapatkan hukuman darinya karena melakukan gerakan yang di anggap Zein salah, namun Hana merasa ia sudah melakukannya dengan benar.

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang