Hana berjalan menuju kamar dengan memukul-mukul punggungnya yang terasa pegal, ia juga melakukan sedikit peregangan pada bagian pinggang dan juga lehernya. Saat memasuki kamar ia melihat ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur, iapun teringat dengan pesan Zein yang belum sempat ia balas.
Zein : Maaf Hana jika kau merasa terganggu dan tidak nyaman
Hanapun panik, iapun langsung menghubungi via suara dengan maksud menjelaskan kesalah pahaman ini. Meski ia sendiri tidak yakin bisa menjelaskannya atau tidak, tapi ia harus melawan rasa gugupnya.
Tuuuuuuuutttt tuuuuuutt tuuuuuttt suara bunyi tersambungnya sebuah panggilan, Hanapun langsung gemetar dan detak jangtungnya mulai terdengar sampai telinga, cukup kencang iapun berusaha tenang dengan mengambil nafas dan membuangnya kembali secara perlahan. Bunyi suara ke lima panggilanpun terangkat, detak jantung Hanapun tiga kali lipat lebih kencang dari sebelumnya, iapun meletakan bokongnya di atas tempat tidur dengan memeluk boneka chim-chim kesayangannya dengan tujuan mengurangi rasa gugup. Terdengar suara Zein yang mengawali percakapan karena sejak tadi Hana hanya diam bergulat dengan rasa gugup.Zein : Assalamualaikum Hana?
Hana : Wa'-alaikum-ussalam ka-ng
Zein : Kau belum tidur Hana, ada apa menghubungiku ?
Hana : A-ku akuu hanya ingin meminta maaf
Zein : Hmm, untuk apa ?
Hana : Untuk semuanya iyah semuanya, aku tidak merasa terganggu dan aku tidak merasa tidak nyaman denganmu kang.
Zein : Ah iya aku mengerti, bagimana kita bisa bertemu ?
Hana : Ber-te-mu!
Zein : Iyah besok kau ada waktu ?
Hana : Besok aku harus ke kampus
Zein : Hmm
Hana : Hanya untuk mengambil skripsiku saja
Zein : Kalau begitu kita bertemu setelah kau mengambil skripsimu
Hana : Hmm kita bertemu dimana kang?
Zein : Di kampusmu
Hana : Eh di kampus, maksud kang Zein ?
Zein : Iyah aku akan menjemputmu di kampus kita bertemu disana, bagaimana ?
Hana : Apa tidak merepotkan kang Zein ?
Zein : Tidak, kebetulan aku juga ada janji bertemu temanku
Hana : Ooh baiklah kang
Zein : Nanti hubungi aku jika kau sudah selesai ?
Hana : Iya kang
Zein : Hmm, sudah malam Hana, lebih baik kau istirahat sekarang.
Hana : Kau benar kang, aku tutup ya ?
Zein : Iya selamat malam
Hana : Selamat malam kang
Sebuah senyum terukir dari bibir Hana, ingin sekali ia berteriak sekeras kerasnya karena tak mampu menahan rasa bahagia sekaligus gugup yang ia rasakan. Tubuhnyapun merasa panas, tangannya mengibas-ngibas ke udara agar rasa panas pada dirinya hilang, atau paling tidak sedikit berkurang. Bagi makhkluk lain, udara malam itu cukup dingin ditambah gerimis yang sejak tadi belum juga berhenti, namun bagi Hana malam itu tak mampu menghilangkan rasa panas di tubuhnya, ntah lah saat itu Hana begitu bahagia luar bisa, laki-laki yang selama ini ia kagumi menghubunginya dan mengajak untuk bertemu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
General Fiction"SUDAH TERBIT" (FOLLOW SEBELUM BACA) Hana adalah seorang gadis yang terlahir dari kalangan masyarakat biasa. Kedua orang tuanya meninggalkan Hana bersama sang Nenek sejak usianya 13 tahun. Hana bukan hanya gadis kecil yang tidak mengetahui alasan d...