Ketika rasa mempermainkan pikiran maka jangan salahkan kecerdasanmu dikuasai kebodohan saat bertemu dengannya
.
.
.
Hal yang paling membosankan bagi Hana adalah berlama-lama dikampus, tidak melakukan hal apapun hanya menunggu di luar ruang kelas dengan lorong yang cukup sunyi. Bukan karena Hana tidak memiliki tujuan, hanya saja menunggu saat ini sangat penting bagi masa depannya.Dengan setumpuk kertas yang sudah tersusun rapih, ia menunggu dosen pembimbingnya untuk menyetujui skripsi yang ia buat dengan kerja keras. Hana harus memiliki kesabaran ekstra menghadapi dospen yang satu ini, cukup rumit, teliti, dan sulit sekali untuk ditemui.
Sudah ke dua puluh kalinya Hana mencoba menemui namun gagal, bahkan ketika Hana sudah menghubungi via telpon dan membuat janji dengan sang dospen, tetap saja Hana tidak kunjung bertemu. Dengan alasan ada urusan di Universitas lain. Hana tidak mempermasalahkan jika dosepnya tidak bisa bertemu, namun yang menjadi masalah adalah karena dospenya tidak pernah memberitaunya membiarkan Hana menunggu seperti orang dungu. Jadi bisa dibayangkan bagimana kesulitannya Hana menahan emosi untuk tidak mengeluarkan sumpah serapah dari mulutnya karena kesal.
Sempat Hana berpikir, bagimana bisa ada dospen seperti itu. Bukan Hana namanya kalau dia tidak kesal dan mengumpat sendiri sepanjang perjalanan pulang, bahkan dia tidak perduli dengan orang-orang yang memperhatikannya, karena dia sudah terlanjur kesal. Hanya butuh persetujuan satu dospen ini saja, dua dospen lainnya sudah menyetujui skripsi Hana.Terlambat sudah pasti karena teman-teman yang lainnya sudah menyerahkan hasil skripsi mereka. Dan hari ini adalah hari pertama ia bertemu dengan dospen tersebut, dan berharap dosennyapun langsung menyetujuinya, Hana sudah lelah menunggu.
Pintu kelaspun terbuka, disertai dengan langkah kaki dan suara mahasiswa yang keluar dari kelas. Hanapun langsung terbangun dari tidur, karena cukup lama menunggu. Iapun langsung mengambil skripsinya dan memasuki kelas. Senyumnyapun mengembang mendapati dospen yang ia tunggu-tunggu akhirnya bisa bertemu.
Terlihat Pak Zaky, selaku dospen Hana yang masi merapihkan bukunya dan dokumen lainnya. Hanapun menghela nafas dan mengucap salam kepada beliau sekaligus memperkenalkan diri.
"Assalamu'alaikum pak, nama saya Hana dari fakultas psikologi semester akhir?".
Masih sibuk dengan berkas yang ia rapihkan, Pak Zaky menjawab salam Hana tanpa menoleh.
"Wa'alaikumussalam wr, tunggu sebentar"
Hanapun langsung megiakan intruksinya "Baik pak"
Tak lama selang beberapa menit, dosepen Hana yang sudah setengah paru baya ini menoleh ke arahnya, dan mengintruksikan untuk mendekat, menyerahkan skripsi yang Hana bawa. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, namun semangatnya melebihi mahasiswa yang baru masuk kuliah. Itu menjadi salah satu poin yang Hana suka dengan beliau, meskipun lebih banyak yang Hana tidak suka semasa belajar dulu.
Mengajar sesuka hati, jadwal kuliah yang ia tetapkan sendiri, beliau tidak pernah mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dari kampus. Dan anehnya, pihak kampus tidak pernah mempermasalahkan akan hal itu. Padahal banyak mahasiswa yang protes, namun pihak kampus justru mengabaikannya.
Hanapun menyerahkan hasil skripsinya kepada Pak Zaky, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dari skripsi yang ia buat dengan penuh percaya diri.
Sesekali Hana mengamati raut wajah dospennya, ia mencari ekspresi apa yang dospenya berikan saat ia menjelaskan skripsinya. Dan ya Hana tersenyum dalam hati lega. Sepertinya Pak Zaky puas dengan penjelasan yang Hana berikan. Tak seperti apa yang Hana bayangkan sebelumnya, meskipun sulit ditemui ternyata beliau sangat terbuka dan menerima semua penjelasan Hana. Bahkan beliau tidak menutup diri untuk memberi saran, beliau cukup telitih dan cakap dalam memberi saran, dan mengganti setiap kata yang menurutnya kurang sempurna. Berbeda sekali dengan dospen Hana yang lain, yang hanya menyetujui tanpa mengoreksi kesalahn yang Hana buat. Sudah dipastikan dospennya kali ini yang akan menyelamatkan Hana disidang nanti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
General Fiction"SUDAH TERBIT" (FOLLOW SEBELUM BACA) Hana adalah seorang gadis yang terlahir dari kalangan masyarakat biasa. Kedua orang tuanya meninggalkan Hana bersama sang Nenek sejak usianya 13 tahun. Hana bukan hanya gadis kecil yang tidak mengetahui alasan d...