Hay Hanzein, masih setia baca kelanjutan dari If You.
Udah lama banget yah, aku gak update dan baru up lagi. Aku juga rindu, sama seperti Hana rindu sekali dengan Zein.
Aku menyadari, tulisannya masih berantakan banget tapi aku tetap mau share ke kalian gpp kan. Semoga kalian menikmati jalan ceritanya yah, jangn hiraukan tulisannya ok Hanzien.
Selamat membaca 😊💜💜💜.....
Sebuah resto di pilih Hana tidak jauh dari RS. Ia tidak ingin mengabaikan kewajibannya sebagai dokter. Meskipun, informasi mengenai Zein teramat penting baginya, dan bisa saja memakan banyak waktu jika itu berkaitan dengan laki-laki yang sudah lama ia tinggalkan. Namun, Hana tetap bisa bersikap professional dalam bekerja.
Hana sangat ingin mengetahui semua hal tentang Zein, hingga Devin sempat memintah izin untuk melanjutkannya dilain waktu, namun Hana tetap dengan pendiriannya ia sangat keras kepala, tidak perduli dengan Devin yang mungkin sudah tertinggal pesawat karena menuruti keinginan Hana. Harusnya hari ini adalah hari terakhir Devin berada di bandung, ia harus pergi ke Singapor untuk mengurus bisnisnya. Namun itu semua ia batalkan demi memuaskan Hana dengan informasi yang ia berikan mengenai Zein.
Beruntung tidak ada notifikasi dari asistenyan atau perawat mengenai keadaan RS yang bisa saja terdapat masalah mengenai pasien yang Hana tangani. Tidak menutup kemungkinan jika itu terjadi, melihat Hana adalah dokter pskiater, namun hari ini Hana sangat beruntung mungkin pasiennya mengerti ada hal penting yang harus Hana ketahui.
"Aku masih tidak percaya dengan kang Zein yang belum menikah, bukankah Bu Anna sudah pasti memaksa kang Zein untuk menikah dengan wanita pilihannya. Dan lagi pula kang Zein sangat menyayangi ibunya." Hana masih belum percaya dengan apa yang Devin sampaikan mengenai Zein, sangat tidak seperti Zein yang Hana kenal. Otaknya bahkan berkali-kali memaksa untuk menerima penuturan Devin, namun tetap ia tidak yakin sebelum bertemu langsung dengan Zein.
"Pandangan orang memang seperti itu, namun bagiku tidak. Aku sangat mengenal Zein ia memiliki dua sisi yang berbeda. Semua itu tidak aneh bagiku, karena melihat dari ke tiga kakaknya." Devin mencoba menyakini Hana bahwa Zein tidak seperti apa yang ia pikirkan dan keputusan Hana meninggalkan Zein hanya karena alasan ibunya itu sangat disayangkan. Devinpun tidak menyalahkan Hana, karena saat itu Hana belum mengetahui banyak tetang Zein dan keluarganya yang sebenarnya.
Zein sangat menyayangi ibunya begitupun ayah dan ke tiga kakaknya. Karena rasa sayang itulah ia tidak ingin mengecekawan ayah dan ibunya, namun ia juga tidak ingin berakhir seperti ke tiga kakanya. Ia lebih memilih hidup sendiri, ia berusaha keras untuk mencapai titik saat ini, menjadi CEO dan mengembalikan semua yang selama ini ibu dan ayahnya berikan dengan tujuan melawan tradisi perjodohan yang dilakukan oleh ibunya.
Cukup licik bukan, namun Zein tidak selicik saudaranya yang lain. Berpura-pura menuruti keinginan ibunya, menerima perjodohan dan menikah tanpa dasar cinta hanya bisnis dan popularitas semata. Lalu diam-diam tetap menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya, atau lebih mengerikan lagi pergi ke club malam hanya untuk mencari kesenangan.
Zein tidak bisa menyalahkan ke tiga kakanya atas pilihan hidup yang mereka jalani, itu semua memang bukan salah mereka. Ketiga kakaknya hanya tertekan dan tidak bisa menolak kehendak seorang ibu yang sangat mereka sayangi atau mungkin karena persaingan hak waris semata.
Zein tidak sebodoh itu meskipun ia anak terakhir, ia sangat mengetahui maksud dan tujuan dibalik topeng yang dikenakan ke tiga kakanya. Dan Zein sebaliknya, iapun memakai topeng menjadi adik yang baik, lucu dan polos.
"Harusnya aku tetap bertahan saat itu, aku sangat menyesal Dev, ia pasti sangat menderita" keluh Hana penuh penyesalan mengingat kejadian ketika ia meninggalkan Zein.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
General Fiction"SUDAH TERBIT" (FOLLOW SEBELUM BACA) Hana adalah seorang gadis yang terlahir dari kalangan masyarakat biasa. Kedua orang tuanya meninggalkan Hana bersama sang Nenek sejak usianya 13 tahun. Hana bukan hanya gadis kecil yang tidak mengetahui alasan d...