Sepulang dari Honeymood selama 3 hari di Singapore. Miranda yang masih bersedih mengingat tentang Aldi, menginginkan bertemu dengan Aldi. Ini juga menjadi alasan Miranda, mempercepat honeymoon mereka, membatalkan tiket yang telah mereka booking di awal, dan memajukan di hari ke tiga.
Deri sendiri yang sudah berstatus menjadi suami Miranda, hanya bisa pasrah sang istri memikirkan pria lain. Bahkan secara terang-terangan selalu menyebut nama Aldi dihadapan Deri.
Menurut Deri semua yang terjadi, memang sudah salah sejak awal. Maka ia tak mampu berbuat banyak. Hanya memberikan support, dan menanti sang istri sadar atas apa yang dilakukan selama ini.
Beberapa jam setelah tiba, Miranda segera mengajak Deri untuk mencari keberadaan Aldi. Meski perih di dada, namun Deri masih bisa menahannya. Tetap setia mendampingi sang istri untuk mencari Aldi.
Alasan Miranda sendiri, ada hal yang ingin ia sampaikan ke Aldi. Terutama ingin meminta maaf dari Aldi atas kesalahan Miranda selama ini.
Mau kemana lagi mereka, selain ke Lapas. Yah! Miranda segera berfikir jika, pria yang di titipin uang buat Aldi, yang tak lain Pak Sultan. Pastinya mengetahui keberadaan Aldi saat ini. Dalam benak Miranda setelah melihat kehadiran Aldi di acara pernikahannya, apakah memang Aldi hanya menjalani hukuman selama 4 tahun saja?
Padahal dia sendiri mendengar hukuman yang dijatuhi ke Aldi, 7 tahun lamanya.
Apakah Aldi bekerjasama dengan pihak LAPAS atau pihak yang berwajib. Untuk kebebasannya yang setengah dari masa hukuman? Mengingat apa yang dipikirkannya, Miranda menggeleng-gelengkan kepala. Aldi tentunya tak sepicik itu. Dia paham betul, Aldi seperti apa.
Setibanya di Lapas, Miranda langsung menghadap ke bagian pintu masuk. Miranda menghamipir salah satu penjaga, dan mengatakan ingin bertemu dengan Pak Sultan.
Setelah dipersilahkan masuk, Miranda dan Deri berjalan menuju ke ruang Administrasi.
Pak Sultan sendiri sudah menunggu mereka berdua, duduk di sofa sambil menyeruput kopi.
"Pak Sultan." Miranda menyapa Pak Sultan saat tiba.
"Masuk dek." Kata Pak Sultan mempersilahkan keduanya masuk.
"Bagaimana kabar Pak?" tanya Miranda melempar basa-basi. Senyum pun terkembang diwajahnya.
"Alhamdulillah... Baik,"
Miranda sesaat menoleh ke Deri. Setelah mendapat anggukan pelan dari sang suami, maka Miranda pun menyebutkan maksud tujuannya bertemu dengan Pak Sultan.
"Pak... Aldi udah bebas yah?"
Pak Sultan tentunya sudah menebak sejak awal. Pasti gadis ini, datang kesini untuk menanyakan Aldi.
"Iya betul dek... Mas Aldi dapat PB,"
"PB?" Deri bergumam.
"Yah... jadi mas Aldi menjalani sisa masa hukumannya di luar, atau biasa orang sebut. Bebas Bersyarat. Dengan catatan ybs, wajib lapor setiap minggunya. Dan jangan membuat suatu kesalahan selama berada di luar jika tak ingin menjalani full masa hukuman tanpa mendapat remisi sama sekali." Terang Pak Sultan membuat Miranda dan Deri menarik nafas.
"Ohh begitu yah Pak." Kata Deri.
"Terus Aldinya sekarang dimana, Pak?" timpal Miranda yang langsung menanyakan keberadaan Aldi.
"Wah... kalo itu, saya gak tau dek... setelah Aldi bebas, kami tak lagi saling berhubungan." Jawab Pak Sultan. Ada kesedihan terpancar diwajah Miranda, membuat Deri melingkarkan lengan di tubuh istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IL - Segreto
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44