Dengan perasaan yang memendam berbagai rasa, dan gejolak dalam dadanya. Aldi berjalan tanpa menghiraukan sekitarnya, karena merasa entah mengapa setelah bertemu dengan Miranda, keinginan Aldi untuk berbelanja di Mall ini jadi batal. Aldi lebih memilih untuk pulang dan bertemu dengan Andirah maupun Sherly di appartemen.
Tiba di depan Mall, Aldi lalu menghentikan sebuah taksi yang baru saja menurunkan penumpang. Kemudian menyebutkan nama appartemen kepada si supir.
Tak lama Aldi tiba di appartemen milik Sherly. Membayar ke supir taksi, kemudian keluar dari mobil.
Ting! Tong! Saat berada di depan pintu, Aldi menekan bell di samping handling pintu.
Tak butuh lama, maka...
Kriekkk!!! Ketika pintu terbuka, sosok Andirah memakai celana pendek berkaos oblong, tersenyum menyambut kedatangan Aldi.
"Dari mana kak?" tanya Andirah. Mata berkaca-kaca, tampak di gadis itu yang sejak awal bertemu memendam kerinduan yang teramat sangat. Menahan rasa ingin memeluk, bercerita kepada Aldi sang kakak. Mencurahkan semua apa yang terjadi selama Aldi berada di dalam penjara kala itu. Hidup Andirah yang benar-berna terpuruk. Kondisi keluarga mereka yang benar-benar hancur berkeping-keping.
"Dari luar." Aldi menjawab dengan cuek, sambil melangkah masuk. Namun, sempat tangannya bergerak memegang di kepala Andirah. Mengusap lembut, tanpa merubah ekspresi di wajahnya.
"Kalian ngapain?" lanjutnya bertanya, ketika melihat Sherly pun memakai pakaian yang seperti Andirah pakai.
"Eh dah pulang." Sherly berjalan mendekati Aldi.
Aldi hanya mengangguk, tersenyum tipis sambil duduk di sofa. Andirah mengikuti langkah Aldi, setelahnya ia berdiri di samping sang kakak.
Sherly melihat ke Aldi, lalu berganti ke Andirah. "Ra! Ambilin air minum gih buat kakak kamu," kata Sherly yang terlihat seperti telah akrab dengan Andirah.
"Siap... kakak," kata Andira sopan ke Sherly. (Gue singkat aje jadi Ira yah... TS Say)
Kemudian Ira berjalan menuju ke kulkas, mengambil botol minuman dan kembali ke ruang tamu.
"Dari mana tadi?" tanya Sherly yang duduk berhadapan dengan Aldi.
Dan Ira sendiri yang tiba, duduk di samping Sherly. "Nih kak..." kata Ira memberikan botol minuman ke Aldi.
Kedua perempuan itu, melihat wajah Aldi seakan sedang memikirkan sesuatu. Mereka berdua saling berpandangan, ketika Aldi masih saja sibuk diam dengan tatapan kosong.
"Kak... kakak kenapa?" tanya Ira ke Aldi.
Aldi menghela nafas, kemudian menoleh ke gadis itu. "Gak apa-apa, Ra... Btw, kalian udah makan?"
"Hmm, tadi sih... kami makan nasi goreng doank, trus... tadinya pen jalan, tapi kata Ira pengen nungguin kamu." Kata Sherly menjawab, sambil menatap wajah Aldi yang masih memasang ekspresi tak biasanya.
"Iya kak... Ira pengen sama-sama ma kakak. Gak mau-" Belum sempat Ira nyelesaiin perkataannya, Aldi menyela.
"Jam berapa kalian bangun?" tanya Aldi.
Ira menarik nafas dalam-dalam, mengerti jika Aldi berusaha untuk tidak membahas urusan keluarga mereka. Urusan hidup Ira selama ini, dihadapan Sherly.
"Tadi jam 9..." Sherly yang menjawab pertanyaan Aldi. Ira sendiri, hanya diam menatap wajah Aldi.
Aldi ikutan terdiam...
Ia menatap wajah Sherly, kemudian berganti ke Ira sang adik. Kemudian ia menarik nafas dalam-dalam, seakan sedang menyimpan dan memendam sesuatu dalam dadanya. Yang kedua perempuan itu, masih menebak-nebak dalam pikiran masing-masing, apa gerangan yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IL - Segreto
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44