Johan dan Lexa...
Mereka berpacaran.
Kalimat itu masih terngiang-ngiang di tempurung kepala Sherly setelah meninggalkan kantor Johan barusan. Selama di perjalanan menggunakan taksi, perasaan Sherly sungguh berkecamuk. Sherly awalnya tak ingin mempercayai yang di katakan oleh Aldi, namun saat melihat ekspresi Johan yang menggambarkan suatu kebahagiaan kerap kali nama 'Lexa' di sebut, membuat secuil harapan bagi Sherly untuk bisa bersama Johan mulai pupus.
Dalam hati Sherly mencoba mengingat kembali, apakah selama ini dia memang sangat menutup dirinya bagi Johan? Yang juga pria yang telah lama ia sayang? Padahal yang di lakukan Sherly selama ini, untuk menjadikan Johan sebagai pria yang dewasa, namun apa yang terjadi sekarang? Seakan apa yang di tunjukkan dan juga di lakukan oleh Sherly tak ber-efek kepada Johan. Lagi! Aldi mengatakan, jika Sherly dengan Beny?
Tersirat sebuah senyum penuh haru di wajah Sherly, jika mengingat akan hal itu. Sherly lalu menghela nafas berat, karena berfikir betapa pendeknya pikiran Johan yang menganggap Sherly mempunyai hubungan special dengan Beny. Jadi pantas lah Sherly selalu berfikir jika Johan belum berfikiran dewasa. Apakah karena kejadian saat ia melihatnya berdua dengan Beny, Johan mengambil langkah tak lagi mengejar Sherly, dan memutuskan untuk berhubungan dengan Lexa?
Entahlah! Toh juga, semua telah terjadi. Waktu pun tak dapat di putar kembali. Keceplosan dari Aldi, tak di salahkan oleh Sherly. Justru Sherly harusnya berterima kasih ke Aldi, jadi mulai hari ini Sherly telah berniat akan mulai move on, dan melupakan tentang Johan. Biarkan Johan bersama Lexa, dan Sherly tak ingin menjadi pengganggu hubungan mereka.
Dalam diamnya...
Sherly masih menahan kesedihannya agar tak terlalu terbawa perasaan. Mencoba mengalihkan pikirannya ke hal-hal yang bermanfaat. Dunia belum berakhir menurut Sherly. Dan juga, masih banyak hal yang mesti Sherly lakukan. Salah satunya adalah, janjinya terhadap Beny yang akan mengungkap kasus pembunuhan istri Beny.
Untuk kasus Irvan, mungkin dia serahkan ke Amanda dan Aldi untuk mencari tau, bentuk, motif dan juga pelaku pembunuhan rekan kerjanya di Kejaksaan. Karena Sherly pun memiliki banyak kasus yang harus ia pecahkan. Bukan hanya kasus si Beny saja, melainkan banyaknya kasus pembunuhan yang hingga saat ini belum terungkap.
Salah menunjuk tersangka, serupa dengan kasus Lexa kala itu. Bukan hal yang pertamakalinya terjadi di hukum negara ini, yang juga telah Sherly jalankan saat ia mulai berkarir sebagai penegak hukum. Namun jika di tarik benang merahnya. Yang mesti di salahkan adalah pihak Penyidik Kepolisan, karena telah menangkap orang yang salah. Sedangkan Pihak Kejaksaan, akan meminta kasus di limpahkan ke mereka jika persyaratan atas sebuah kasus telah di penuhi oleh pihak mereka. Entah Berkas pelaku sudah di modifikasi sedemikian rupa, ataupun karena kerasnya penekanan maupun pemaksaan dari pihak kepolisian untuk memaksa Pelaku yang bukan sebenarnya, mengakui Tindak Pidana tersebut.
Nah, salah pihak kejaksaan itu. Adalah tetap menjalankan keputusan meski hati nurani mereka menganggap terdakwa tidak bersalah. But! Itu hal yang terjadi, sebelum Sherly bertemu dengan Aldi maupun Beny.
Sepenuhnya juga tak dapat di salahkan pihak Kejaksaan. Karena mereka akan mendapat ancaman jika gagal memberikan keputusan pidana terhadap terdakwa. Apalagi sampai, pihak Hakim Ketua sampai mem-vonis bebas para terdakwanya. Adalah hal yang super memalukan bagi para Jaksa yang bekerja di negara ini. Intinya, kenapa mereka meminta kasus di limpahkan ke pihak Kejaksaan, jika memang mereka masih ragu 'Status' bersalah tidaknya tersangka tersebut. Namun jika mereka melakukan penolakan terus menerus suatu kasus, maka dampak negatif yang bakal terjadi. Pihak penyidik akan melaporkan ke atasan mereka, dan masalahnya akan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bakal ribet nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IL - Segreto
RomanceCerita ini khusus untuk 18+ Jika belum cukup umur di sarankan segera tinggalkan cerita ini. Jangan lupa kritik & saran sangat di harapkan Jangan Lupa Bahagia Tj44