PART 20

2.1K 59 6
                                    


"Kamu tuh, cantiknya hanya pas jutek aja."

"Hei Laksa Mewek! Jangan jadi perempuan pendiam... jangan jadi perempuan penyabar, gak asyik banget. Gak seru lagi, dan aku jadi malas ketemu ma kamu lagi, kalo gitu."

"Laksa Mewek, kamu liatin makanan kamu... lama-lama aku jadi pengen nyuapin kamu,"


"Cih! Hehehe..." Amanda tersenyum ketika mengingat penggalan-penggalan kalimat yang kerap kali di katakan oleh Aldi saat mereka bertemu.

Entah mengapa, jika orang lain mendengar nyinyiran dari Aldi kepada Amanda bakal mengira jika Aldi orangnya iseng, gak tau malu, atau bahkan mengira jika Aldi emang gak suka dengan sosok si Amanda. Namun, berbeda jauh yang di rasakan oleh Amanda, justru sikap Aldi yang selama ini tetap konsisten seperti itu menjadikan Amanda semakin hari semakin penasaran.

Aldi?

Kenapa bisa membuat Amanda seperti ini? Kenapa bisa, hari-hari Amanda terasa tak hampa lagi, seperti sebelum ia mengenal Aldi? Apakah Amanda telah mulai menyukai Aldi?

Amanda geleng-geleng kepala menepis apa yang baru saja ia pikirkan. Gak mungkin, hanya karena gitu doank dia bisa menyukai Aldi. Juga Amanda belum mengetahui banyak tentang Aldi, masa lalunya, keluarganya, dan lain-lain. Karena menurut Amanda juga, Aldi itu kebanyakan menutup rapat-rapat informasi tentangnya, dan bersikap seperti yang sekarang agar setiap orang di dekatnya tak terlalu mengusik masa lalunya.

"Ahhhhhh! Aldi, susah banget ngilangin loe dari otak gue. Uhhhh!" erang sekalian desahan terdengar. Sembari gadis itu menyandarkan tubuhnya ke kursi kerja.

Sekilas ia melirik arloji di lengannya. Rupanya sedikit lagi, waktunya pulang. Namun yang membuat Amanda masih duduk diam di ruangannya, karena sangat menikmati setiap memory bersama Aldi. Meski singkat, juga gak banyak waktu berdua dengan Aldi, namun semua yang terjadi sungguh sangat membekas di ingatan Amanda.

Kejahilan, nyinyiran Aldi selama ini justru terkesan bukan sikap yang kurang ajar. Amanda menyukai cara Aldi meliriknya. Amanda menyukai ketika Aldi memberikan nasehat kepadanya, baik nasehat mengenai hal biasa maupun masalah di kerjaan Amanda.

Makin hari, pikiran Amanda dibuka lebar-lebar oleh Aldi tentang hukum yang sebenarnya. Mengajarkan Amanda untuk menilai jangan dari satu sudut pandang saja. Seharusnya setiap penegak hukum, melihat dua atau tiga sudut pandang berbeda jika ingin menuntaskan dan mengungkap yang sebenar-benarnya setiap kasus yang mereka tanganin.

Aldi akrab dengan Amanda...

Aldi juga, pas di kantor Johan sengaja menunggu Amanda. Itu, Amanda paham betul.

Namun, kenapa Aldi tak pernah menghubungi Amanda yah?

Padahal Aldi sudah mendapat nomor ponsel Amanda. Apakah memang Amanda tak pantas untuk di hubungi oleh Aldi? Ataukah, emang Aldi hanya menganggap Amanda ada, ketika mereka bertemu saja?

"Ahhhhhhh! Berhenti ngingat dia Nda..." gumam Amanda sesaat.

Karena pintu ruangan Amanda, terdapat sebuah kaca yang dapat terlihat dari luar apa yang dilakukan orang di dalam ruangan. Maka saat Amanda masih sibuk melamun, seorang pria yang baru saja ingin melewati ruangannya, terhenti dan mengintip dari kaca, ruangan Amanda.

Terlihat sebuah senyuman di wajah pria itu, ketika mendapati Amanda masih berada di ruangannya. Maka, terdengar pintu terketuk dari luar. Tok! Tok! Tok!

Amanda menghela nafas, kemudian melihat ke arah pintu masuk. Sosok pria sedang melambaikan tangan kepadanya, juga tersenyum tengil seperti biasanya. Membuat Amanda hanya bisa menarik nafas dalam-dalam sesaat. "Masukkkk." Kemudian ia mempersilahkan pria itu untuk masuk.

IL - SegretoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang