PART 24

5K 115 40
                                    


Aldi baru saja memarkir mobilnya di parkiran basement appartemen kontrakannya. Sesaat ia melihat arloji di lengan kanannya, rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dia hanya mendesah dan berucap dalam hati 'Telat lagi... Hufhh!'. Yah karena dia sebelumnya sudah janji ke Ira sang adik, mau pulang cepat karena ia sudah janji akan makan masakan Ira malam ini.

Berhari-hari Aldi selalu habis di janji saja ke sang adik. Dan tiap malam pun Ira gak pernah lelah untuk tetap masak lebih, dan persiapkan untuk Aldi. Tapi yah balik lagi, Aldi tiba selalu dalam kondisi sudah makan malam di luar. Berarti masakan yang di masak Ira, akan tertinggal ke-esokan harinya.

Aldi keluar dari mobil, lalu berjalan menuju ke lift.

Ting! Tong!

Pintu lift terbuka, dan Aldi berjalan menuju ke tempatnya tinggal. Setelah tiba, Aldi pun masuk ke dalam, Aldi tak lupa mengucap salam. Dan terdengar suara Ira membalas salam Aldi yang rupanya sedang berada di dapur. Saat baru masuk selangkah, Aldi mencium aroma masakan dari dapur. Sambil duduk di sofa, membuka sepatu, pandangan Aldi memutar ke sekeliling ruang tamu.

Sediki gambaran tentang appartemen yang di sewanya, bukanlah type appartemen mewah. Melainkan standar saja, ada dua kamar tidur, kamar mandi terdapat dua, salah satunya berada di dalam kamar Aldi. Sedangkan kamar mandi yang satunya lagi berada di antara ruang keluarga dan dapur. Letaknya juga cukup dekat dengan kamar Ira.

Di ruang depan, Aldi hanya meletakkan sofa berwarna merah maroon. Sebuah almari tempat foto-foto, dan juga beberapa foto ia gantung di dinding. Salah satunya foto mendiang ayah dan ibunya.

Terdengar langkah kaki keluar. "Alhamdulillah... Akhirnya nepatin janji juga kak." Rupanya Ira yang keluar dan melihat Aldi yang masih duduk di sofa. "Hmm walau masih telat juga sih. Hihihi!"

"Kamu masak apaan?" Aldi bertanya sambil beranjak dari duduknya.

Ira menghampirinya, sembari menyalim tangan Aldi. "Pokoknya special deh buat kakak."

"Hmm..." Aldi berdehem. Lalu melangkah masuk, di ikuti oleh Ira.

Tiba di ruang santai. "Bentar yah kak." Ira lanjut berjalan ke dapur melanjutkan kerjaan tadi menyiapkan di meja makan masakannya.

"Iya."

Tampak di ruang tengah rupanya Aldi juga sudah membeli TV berukuran 42 inch yang ia letakkan di ruang tengah, juga adanya sofa panjang, yang dapat di buat menjadi tempat tidur, dan kebanyakan di tempat ini adalah tempat nongkrong si Ira saat menikmati film-film korea. Ira juga jarang keluar malam, toh dia memang sedang fokus ke kuliah.

"Kak!" Ira teriak dari arah meja makan. "Mandi gih kak, baru kita makan bareng... Ira dah lapar, hehehe. Nungguin kakak sampe jam segini." Lanjut Ira sambil senyum.

"Kenapa kamu gak makan duluan aja. Kamu kebiasaan kayak gini." Balas Aldi menoleh ke Ira.

"Biarin. Hehehe, lebih enak kalo makan berdua kak."

"Ya sudah. Kakak mandi dulu," Jawab Aldi, sembari beranjak dari duduknya. Ira mengangguk, dan kembali ke dapur untuk menyiapkan nasi di piring. Khususnya buat Aldi.

Beberapa saat kemudian...

Aldi keluar dari kamarnya hanya menggunakan kaos oblong, dan celana pendek. Ia lalu berjalan ke dapur. Di antara dapur dan ruang tengah, Aldi meletakkan meja makan berbentuk bulat, sangat minimalis, tapi cukup lah buat berdua. Meski kursinya berjumlah 4.

Aldi berdiri di samping meja. Melihat di atas meja, beberapa lauk pun telah tersedia. Semuanya di masak oleh sang adik.

"Kenapa kamu masak sebanyak ini?" tanya Aldi sambil menarik kursi. Ia pun duduk dan menoleh ke Ira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IL - SegretoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang