Nicole berjalan menuju kamarnya dengan malas, 2 hari meminta pulang lebih awal setelah bertahun-tahun tidak pernah absen, terlambat atau pulang cepat membuat nicole merasa aneh. Setidaknya dia tidak berbohong dan memang menemui dokter untuk berkonsultasi.
"Di bagian ini juga terasa pegal" Keluh nicole sembari pangkal paha atasnya bagian belakang. "Oh god" Ucap nicole terkejut saat berbalik dan melihat david akan keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut yang basah dengan handuk. "Sial,apa dia melihatku tadi?"
"Kau pulang cepat? " Tanya david dengan senyum kecil dan berusaha mengalihkan pikiran nicole. "Apa kata dokter?"
"Dokter bilang tidak masalah"
"Tidak masalah? Kau jelas2 berdarah, apakah aku mungkin berlebihan? Apa kau sudah meminta pemeriksaan langsung- usg- MRI atau apapun itu?"
"Cerewet sekali" Komentar nicole ketus.
"Pasti ada yang salah"
"Aku kehilangan keperawanan, dave- kau brnar. Itu sebabnya- kupikir tidak perlu mengatakannya, tapi itu kebenarannya. Kau bebas berpikir apapun tentangku, terserah jika kau juga jijik padaku, itu hakmu. Lagipula bagaimana kau melakukannya sampai-sampai aku masih gadis sampai kemarin?!" Ucap nicole dengan ketus.
"Wahh, kau bereaksi sangat keras. Itu hakmu mempertahankannya atau tidak, menganggapnya sebagai aib atau hal biasa atau bahkan kebanggan. Bagiku itu simple saja, jika kau belum kehilangan itu, berarti itu hakku- dalam beberapa hal, aku senang karena istriku tidak pernah dijamah oleh orang lain. Kau terlihat kesal sekali saat aku menyentuhmu jadi, yah kau pasti tau jika aku tidak pernah menidurimu dengan benar" David berkata demikian dengan gestur biasa dan tenang. "Sudahlah- Jangan bebani pikiranmu dengan hal kecil macam ini. Urusan ranjang adalah rahasia kita berdua." Nicole bersikap acuh lalu menuju kamar mandi dengan tenang.
_
David bergegas membuka pintu setelah mendengar ketukan pintu kamar. Nicole sedang menyisir rambutnya dengan tenang.
"Kiriman bunga dan hadiah untuk nyonya, tuan. Disini juga tertulis 'urgent' " Ucap mr edwards yang membawa buket bunga segar istimewa yang membuatnya kualahan sedangkan mr jeff membawa kotak besar yang terbungkus kotak kado dengan pita berwarna peach dan kotak sedang dibungkus kertas warna senada.
"Siapa pengirimnya?" Tanya david.
"Disini hanya tertulis tujuan paketnya, tuan."
"Tolong Letakkan sebelah sini" David menunjuk sebuah sisi di dalam kamar. "Terimakasih- nicole, kiriman dari siapa ini?"
"Kami permisi, tuan"
"Silahkan" Jawab david.
Nicole segera melihat kiriman paketnya dan terkejut namun ditahannya sekuat tenaga.
"Dari siapa ini?"
"Hm?" Tanya nicole terkejut dengan polos. "Bukankah ini darimu??"
"Benar" Jawab david dengan senyuman. Nicole memasang wajah ketus. Dengan senyum kecilnya nicole mmendekati bunga mawar segar yang tak terhitung itu lalu menghirup aromanya dengan perlahan. "Bukalah hadiah-hadiah itu" Nicole menurut bagai gadis kecil yang mendapatkan hadiah istimewa dari seorang kesayangannya.
"Besar sekali, woww" Komentar nicole saat boneka teddy berwarna putih dan berukuran besar terlihat dalam kotak besar yang dia buka. Dia kembali membuka sebuah kotak sedang yang berisi, beberapa kotak coklat italia. "Italian chocolate"
"Dan sebenarnya aku ingin membeli buku-buku baru untukmu tapi tak tau apa yang sedang ingin kau baca. Jadi, aku akan mengantarmu membelinya. Katakan saja kapan kau ingin membelinya"
"Terimakasih" Ucap nicole lembut.
"Aku punya 2 hadiah lagi" David membuka lemari pakaiannya lalu kembali dengan membawa 1 kotak indah berbentuk persegi,berukuran sekitar 6 inci x 6 inci,berwarna hitam. Dan satu kotak berbetuk persegi dengan ukuran yang lebih kecil. "Bukalah" Pinta david. Nicole membuka kotak kecil terlebih dahulu lalu terlihat sebuah jepit rambut yang sangat indah dan berkilauan, "ingin mencobanya?" Nicole tersenyum sembari mengangguk lalu memakai pemberian david itu. "Kau memang luarbiasa cantik" Puji david. Nicole meletakkan kembali jepit rambut itu
Dengan hati-hati. Lalu membuka kotak yang lain.
"Indah sekali, dave. "
"Boleh kupasangkan?" Nicole mengangguk lalu berjalan menuju meja rias, david mengikutinya membuka pengait kalung itu sedangkan nicole mengumpulkan rambutnya yang terurai untuk memudahkan david memasangnya. Keduanya memandang bayangan di cermin untuk melihat kesempurnaan hasil pemasangan perhiasan itu. David tersenyum puas akan pilihannya yang menghias leher mulus nicole.
"Terimakasih" Nicole mengecup pipi kanan david lalu david menunjuk pipi kirinya sehingga nicole memberi kecupan di bagian itu.
"Nah, begitu jadinya seimbang. Terimakasih, sayang"
"Jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu"
"Lalu apa? Cinta? Manis? Kasih? Istri? "
"Baiklah- baiklah terserah kau saja" Jawab nicole prihatin. Nicole meraih sesuatu dalam tas yang baru dia letakkan dalam almari tas kaca di sudut ruangan sedangkan david melangkah menuju ranjang dan berhenti setelah nicole memanggilnya lalu menghampirinya dengan sebuah kotak di tangannya. "Untukmu"
"Untukku? Apa ini?"
"Bukalah"
"Wow" Komentar david dengan senyum bahagia. "Kau tidak perlu repot-repot"
"Kau juga repot dengan hadiah-hadiah itu" Ucap nicole memandangi hadiah-hadiah yang diterimanya.
"Seandainya aku tau, kau menyukai hadiah- pasti akan kukirim banyak hadiah, sejak dulu. Terimakasih" Ucap david lalu mengecup kening nicole dengan sayang.
_
Nicole
Kuanggukkan kepala tanda ku telah menerima ucapan terimakasihnya. David memandangi jam tangan pemberianku dengan senyum sekali lagi lalu menuju tempatnya menyimpan barang-barang pribadinya yang bernilai dimatanya. Dia membuka sebuah laci melepas jam tangan itu dari kotaknya lalu menempatkannya di salah satu koleksi. Aku pernah dengan sengaja membukanya dan menemukan berjejer jam tangannya yang mahal-mahal. Di laci kanan terdapat koleksi penjepit dasi sedangkan dasinya sendiri memiliki tempat khusus di almari pakaiannya. David sendiri memiliki selera yang bagus dalam segala hal, seperti dalam hal berpakaian- dia memilih merk yang bagus meskipun kulihat dia sangat jarang memiliki pakaian baru, kulihat merk jas nya sama dengan ayahku dan sepatu-sepatunya adalah karya designer. Dia memiliki 8 mobil, 2 mobil mewah yang tak begitu menonjol dan lebih pantas untuk kami gunakan pergi bekerja. Sedangkan 6 lainnya adalah mobil sport dan mobil mewah yang 4 diantaranya dibeli dalam 4 tahun terakhir dan berbeda-beda tahun. Mr edwards pernah berkata jika david mungkin membelinya hanya untuk memenuhi parkirannya yang luas dan agar dia dan mr ashton memiliki pekerjaan walaupun hanya memanaskan mobil-mobil itu. Tentu saja mereka sering menganggur karena mr ashton yang david pekerjakan sebagai sopir pribadiku tidak terlalu sering mengantarkanku kemana-mana. Dan yang ketiga adalah rumah ini, terdiri dari 2 lantai tidak termasuk parkiran di bawah tanah. Lantai satu kami berisi ruang tamu, ruang keluarga, perpustakaan termasuk ruang baca, beberapa kamar tamu, dapur kotor dan dapur bersih, kamar para asisten rumah tangga, ruang mencuci, gudang, kolam renang, taman dll. Segala aktifitas tentu banyak dilakukan di lantai satu sedangkan lantai atas hanya berisi kamar kami dan 3 kamar kosong. Bangunan rumah ini sendiri bergaya minimalis, segala hal tentang rumah ini sebenarnya membuatku nyaman dan luasnya diatas rata-rata untuk pasangan muda. David mempekerjakan 4 security dengan pembagian jam kerja dan 1 sopir pribadi dan 14 ART termasuk kepala ART kami yang sebelumnya bekerja untuk mertuaku dan sudah begitu dekat dengan david. Semua memiliki bagian masing-masing dalam bekerja. Selain itu untuk keamanan rumah ini sendiri, terdapat alarm kebakaran dan tombol untuk mengendalikannya di setiap lantai dan membutuhkan akses sidik jari untuk membuka pengaman tombol itu dan tersedia alat pemadam kebakaran ringan di sisinya. Pintu kamar kami dan pintu utama menggunakan keamanan ganda untuk password, pola dan sidik jari dengan ketentuan pengamanan tertentu. Terdapat cctv di berbagai ruangan dan tombol-tombol tanda bahaya di tempat-tempat tertentu untuk panggilan langsung ke pos Security pusat perumahan mewah ini tanpa suara . Terdapat sebuah tombol besar berwarna merah di pos security yang dengan penasaran pernah kutanyakan. Mr jeff berkata jika pagar rumah ini dirancang untuk begitu kuat dan saat gempa atau kebakaran terjadi maka tombol itu harus ditekan sehingga pagar tambahan akan aktif lalu meninggi dengan material yang kuat sehingga saat rumah ini roboh atau rumah lain roboh tidak akan menimbulkan kerusakan pada yang lain,ketinggian pagar itupun diperhitungkan dengan perhitungan yang menentukan ketinggian pagar pengaman melalui jarak pagar dan ketinggian bangunan, pagar itu juga memiliki pengaman khusus untuk menahan api dari luar atau dari lingkungan rumah ini menjalar kerumah lain. Mendiang mertuaku pernah berkata jika david adalah orang yang selektif dalam segala hal termasuk pembuatan rumah. Dia akan mengerahkan seluruh pikiran,tenaga dan uangnya untuk memikirkan segala sesuatu dengan tepat . Dia menyewa seorang arsitek untuk membuat denah dengan detail sesuai keinginannya, memilih keamanan yang tepat dan bertanggungjawab akan asetnya. Dia selalu ingin yang terbaik dan tak segan-segan untuk berkorban uang,waktu, jiwa dan raga. Dahulu, kupikir semua itu hanya untuk menaikkan nilai putranya dimataku.
"Ingin membeli buku baru, sekarang?"
"Jangan sekarang- kau pulang lebih cepat, kau sedang tidak sibuk?"
"Badanku sedikit pegal, selain itu meeting hari ini hanya pagi dan menjelang siang tadi. Tapi aku sanggup mengantarmu kemanapun"
"Lupakan untuk bepergian, aku tidak akan kemanapun hari ini"
"Kenapa? Kau pulang lebih cepat kita punya banyak waktu" Katanya ringan. Entah berpura-pura bodoh, aku begitu jengkel mendengar pertanyaan itu.
"Aku berjalan tertatih-tatih, dave. Jika lain kali pertanyaanmu kurang peka begini-"
"Aah, benar- kau pasti kesakitan." Ucapnya yang secepat kilat sudah berada di dekatku yang sedang memandangi boneka besar pemberiannya dan berpikir untuk meletakkannya dimana. "Kau mengatakannya juga pada dokter? "
"Tentu saja tidak. Kupikir dokter itu mungkin terbahak-bahak karena usiaku yang sudah 25 tahun dan baru mendapat masalah macam ini. Kurasa tidak perlu berbuat apa-apa jika ini adalah hal wajar"
"Benar"
"Mari melakukannya lagi" Ucapku. David tersenyum sembari memegangi dadanya seakan terkejut, pipinya memerah sedemikian rupa. "Kenapa kau terkejut??"
"Aku sangat terkejut. Kudengar meminta secara gamblang jarang terjadi pada pasangan lain bahkan pada saat yang paling mereka inginkan. Aku bertanya-tanya- apakah kau benar-benar menginginkan ini atau hanya asal bicara"
"Orang lain menikmatinya, kenapa aku begitu tersiksa? Mari lakukan lagi dan mencari tau jawabannya, selain itu kau juga pasti senang,bukan. Memangnya oranglain berbuat bagaimana?"
"Pasangan lain hanya memberi kode, seperti bersikap manja misalnya. Kau menganggap segala hal hanya masalah yang harus diselesaikan" Jawabnya. "Kalau ketidaknyamanan itu mungkin karena ini pertama kali untukmu, bisa juga karena kau kurang bergairah karena kurangnya rangsangan, terasa aneh berbicara tentang hal-hal macam ini"
"Aneh?" Tanyaku ketus. David meraih tangan kiriku dan membelainya lembut.
"Bisakah kau tunda lebih lama keinginanmu untuk berpisah? Berikan aku kesempatan sekali lagi untuk mempertahankan pernikahan kita. Aku akan bertanggungjawab untuk kebutuhan lahir maupun batinmu, kita akan menjadi suami istri yang sesungguhnya dan tidak akan merasa aneh berkomunikasi tentang apapun termasuk urusan ranjang. Bisakah kita memulai semua dari awal lagi? " Katanya dengan manis seperti lelaki-lelaki hidung belang di luar sana.
"Baiklah, 1 kesempatan lagi"