Favorite 'Parents to be'

5 0 0
                                    

Author

David dan Nicole memandangi layar yang memampilkan bayi mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan. David menitikkan air mata sedangkan Nicole memandang David dengan senyum kecil. Lelaki yang sedang menangis bahagia ini menggenggan erat tangan Nicole seakan takut terpisah. Dokter menunjukkan bagian-bagian bayi yang sudah terbentuk juga mengatakan pada suami istri ini perihal detak jantung bayi mereka, berat badannya serta kondisi bayi mereka yang sudah baik-baik saja. Selain itu dokter juga menyarankan untuk beristirahat minimal selama beberapa hari dan mencegah sang ibu dari stres dan kelelahan. David mendengarkan dengan seksama dan bertanggungjawab untuk itu.
Saat pemeriksaan selesai, David memeluk istrinya itu dengan bahagia dan khidmat. 'Maaf sudah membuatmu stress, aku berjanji akan menjagamu dan bayi kita lebih baik lagi' begitu ucapannya sebelum mengakhiri pelukannya.
Sesampainya di rumah, satpam dan sopir menyambut mereka lalu David mengatakan jika akan berhenti di dekat lift dan Tn Ashton yang melanjutkan untuk memarkir mobil.
"Baik, tuan. Bagaimana keadaan nyonya?"
"Sudah baik-baik saja, terima kasih" Ucap David diikuti dengan Nicole yang tersenyum di kursi samping.
"Lain kali jika terjadi sesuatu, nyonya bisa memanggil Ny Radcliff sehingga beliau memanggil kami" Ucap Tn Jeff.
"Baiklah, Tn Jeff. Terima kasih" Ucap nicole
"Sama-sama, nyonya"
Sesampainya di kamar, Nicole sedikit terkejut karena suasana kamar berbeda. Aroma yang berbeda juga segera menusuk hidung. Terdengar bunyi ketukan pintu dan David segera membukakan pintu,
"Ini vas bunga yang satu lagi, tuan" Ucap Ny Radcliff sembari membawa satu vas yang berisi bunga mawar berwarna pink.
"Bisa di letakkan di sebelah sana saja" Ucap David sembari menunjuk  tempat dimana dia ingin bunga itu di letakkan lalu Ny Radcliff segera memenuhi perintah itu.
"Selamat siang nyonya? Bagaimana keadaan nyonya Nicole?" Tanya Ny Radcliff saat melihat Nicole.
"Syukurlah sudah lebih baik, terima kasih" Jawab Nicole dengan suara lembut dibanding biasanya.
"Jika nyonya membutuhkan sesuatu, kami siap kapan saja"
"Baiklah, terima kasih nyonya Radcliff. Terima kasih sudah menyiapkan semuanya"
"Saya begitu terkejut saat tahu dari Tuan Ashton jika nyonya sedang berada di rumah sakit"
"Apa Tuan Ashton juga mengatakan kenapa saya harus menginap di rumah sakit?"
"Tidak, nyonya. Saya juga menanyakannya berkali-kali karena khawatir. Tempo hari nyonya sangat marah lalu tiba-tiba hampir roboh".
"Jangan khawatir, nyonya Radcliff. Sejak kehamilan, saya jadi sering merasa pusing"
"Nyonya sedang hamil? Selamat Nyonya dan Tuan, akhirnya rumah ini akan terisi dengan anak-anak bayi yang ceria"
"Terima kasih" Ucap David dan Nicole.
"Tolong siapkan makan malam besar untuk semua yang ada di rumah ini"
"Baik tuan, kalau begitu saya akan segera mempersiapkannya untuk nanti. Permisi.. "
Pada akhirnya pasangan muda ini bisa berdua di ruangan yang menjadi saksi keributan dan seluk beluk hubungan rumit mereka. Suasana ruangan menjadi lebih sejuk dengan bedcover bernuansa putih dan biru muda. Selain itu terdapat 2 vas bunga besar yang membuat suasana hati Nicole menjadi sangat baik.
Nicole membuka kota p3k setelah meminta David mendekat, dengan telaten wanita ini membersihkan luka di pergelangan kiri suaminya dan merawat luka itu dengan baik dan tak lupa memang plester berwarna cream.
"Kau nekat sekali"
"Tidak juga"
"Tidak juga?"
"Aku juga memikirkannya berkali-kali, aku juga memulainya mulai sisi yang terjauh dari nadi, kuharap sebelum sampai disitu aku sudah tidak tahan sakitnya. Pokoknya untung kau menelpon, jadi itu bisa kujadikan alasan walaupun sebenarnya aku tidak tahan sakitnya"
"Omong kosong" Ucap Nicole singkat dan David hanya tersenyum.
"Siapa yang membuatnya berkeras hati selama ini? Apakah itu adalah-" Pikir David lalu Nicole menutup kotak obat itu. "Biar ku kembalikan" Ucap David
"Terima kasih- uh sekarang mari mendengar tentang masalah perusahaanmu"
"Sebaiknya kau beristirahat dahulu"
"Sebaiknya kita bergegas mencari cara menyelesaiknnya, jadi biar ku dengar permasalahannya"
"Masalah keuangan, tadinya semua hasil audit selalu 'ok' walaupun penghasilan perusahaan selalu menurun tahun ini, tapi begitu datang masalah yang menimpa perusaahan bulan lalu, semuanya jadi kacau karena kami harus membayar ganti rugi yang besar, kami tidak mendapatkan satu tenderpun dan 2 mitra kami menangguhkan kerja sama"
"Masalah apa?"
"Kecelakaan kerja"
"Pekerjamu? "
"Bukan, penduduk sipil lain. Sebuah alat berat tiba-tiba melaju melewati pagar pembatas proyek dan menabrak siapapun yang ada di luar"
"Bagaimana bisa? Operator alat itu mengantuk atau mabuk? "
"Entahlah, yang jelas peristiwa itu terjadi saat jam istirahat. Kami dituntut atas kelalaian tingkat tinggi"
"Intinya ini masalah keuangan, kelalaian dan penangguhan kerja sama- mari mendengar secara detail tentang keuanganmu dulu. Jika ada yang tidak beres lebih baik segera serahkan pada auditor handal, aku akan meminta laporan keuangan selama beberapa periode"
"Nic, kita sudah sepakat jika kau harus beristirahat selama beberapa hari"
"Aku selalu baik-baik saja, Dave. Hanya stress berat seperti kemarin yang membuatku tidak berdaya"
"Pokoknya aku ingin kau beristirahat"
"Aku hanya ingin sedikit demi sedikit masalahmu menemukan solusi, bagaimana jika terjadi masalah lain dan menumpuk? Kita akan sibuk mengurus bayi dan berusaha menjadi orang tua yang baik, mana mungkin kita bisa menangani masalah seperti ini dengan kepala dingin? "
"Sayang-" Ucap David sembari melekatkan kedua telapak tangan di pipi istrinya. "Terima kasih, biar kusiapkan berkasnya. Tapi lihatlah dengan tenang, tidak perlu terburu-buru, ya? "
"Tenang saja, selagi membantumu- aku juga akan menjaga calon bayimu" Ucap Nicole acuh. "Apakah ada korban jiwa di kecelakaan itu, Dave?"
"Iya, 1 orang dan beberapa luka-luka, memikirkannya rasanya aku ingin membalas rasa bersalah dengan nyawaku juga"
"Kau sudah mengunjungi keluarganya?"
"Sudah, dan mereka menganggap ini sebagai kecelakaan dan tentu memaafkanku."
"Mari menemui mereka lagi lain kali".
"Baiklah"
_
"Kau pernah berpacaran, Dave? " Tanya nicole saat David merapikan bantal untuk membuat sandaran Nicole nyaman.
"Tidak pernah"
"Kau memiliki cinta pertama? "
"Hmmm punya tidak ya? aku hanya pernah kagum dengan seorang gadis"
"Siapa dia?"
"Entahlah, aku juga tidak mengenalnya"
"Kau menyebutnya cinta pertamamu? "
"Aku hanya bertemu dengannya sekali itu"
"Bukan teman sekolah atau kuliahmu?"
"Bukan, kurasa saat itu dia masih SMP dan aku kelas 2 SMA"
"Jadi dimana kalian bertemu?"
"Seusai pertandingan aku dan tim basket berhenti di sebuah restaurant cepat saji, saat itu semua sudah memasuki restaurant, aku dan salah satu temanku paling akhir, temanku itu tiba-tiba melempar bola padaku dan aku menghindar dengan reflek, bola itu mengenai wajah gadis SMP itu, Nic. " Nicole mendengarkan dengan seksama dan sembari menatap lekat wajah david. "Es krim yang dia pegang terjatuh, aku sibuk meminta maaf dan temannya sibuk memaki-maki, ku."
"Lalu? "
"Tentu aku terus meminta maaf, dia sangat tenang dan tidak banyak bicara. Maka aku memintanya menunggu sebentar dan mengganti es krimnya" David lalu berhenti bicara.
"Kau menyebut ini rasa kagum?"
"Saat memberikan es krim itu, tentu jari kami sedikit bersentuhan dan tiba-tiba tubuhku merinding dan jantungku berdebar-debar. Sebenarnya sejak saat itu aku jadi sering memikirkan efek sentuhannya, aku juga ingin berterima kasih padanya karena sejak saat itu aku jadi waspada dan tidak berdekatan dengan wanita karena tau jika efeknya akan seperti itu. Karena kebiasan itulah aku jadi bisa menahan diri, termasuk padamu. Dia cantik, tenang dan terlihat pintar " David membalas pandangan nicole yang sedari tadi memandanginya sembari mendengarnya bercerita. "Kenapa kau menatapku begitu?".
"Orang yang ada di ceritamu saat itu- maksudku yang seharusnya menceritakan kejadian ini, bukankah bernama Alex??" Alih-alih menjawab pertanyaan David, Nicole malah balik bertanya. Dan david terdiam memikirkan kenyataan bahwa gadis itu ternyata-. "Dia memakai kaos basket dengan nama punggung Alex, kan?"
"Dan Mungkinkah gadis itu adalah-"
"Itu aku" Jawab Nicole sembari mengalihkan pandangannya. "Tapi kenapa nama punggung dan panggilanmu di sekolah berbeda? "
"Ada senior dengan nama yang sama, makanya sejak berada di tim basket, nama punggungku adalah 'Alex' " Nicole menggulung lengan tangan kaos longgar David dan menemukan ciri-ciri fisik yang sama persis dengan sesorang yang waktu itu bertemu dengannya seperti yang David ceritakan. "Masih di tempat yang sama, kan? " Ucap David menyadari yang Nicole cari.
"Semua ini terlalu kebetulan, Dave. Jangan-jangan kau mengincarku sejak dulu??"
"Wahh, sebentar... Itu benar-benar kau?"
"Ya, kenapa aku harus mengada-ada? "
"Kau- pantas aku seperti pernah melihatmu di suatu tempat" Ucap David sembari memeluk Nicole. "Kau berambut pendek saat itu, kau tumbuh menjadi wanita yang lebih cantik lagi- tunggu, kau benar-benar bukan gadis satunya yang memaki-makiku, kan? Oh iya, kau tidak memiliki tahi lalat di atas matamu seperti temanmu itu"
"Yah- aku tidak tau lagi akan sebesar apa penyesalanmu ketika mengetahui ini ketika kau sudah meninggalkanku dan dunia ini".
"Pasti aku kesakitan 2x lipat saat mendapat siksa di neraka" David menghembuskan nafas lega lalu menggelengkan kepala "omong-omong, kenapa kau berada di daerah itu? Bukankan sekolah dan tempat tinggalmu jauh dari situ? "
"Aku sedang mengikuti kejuaraan matematika yang di adakan sebuah SMA elit di daerah itu"
"Jangan-jangan itu juga sekolahku, seingatku aku mengikuti perlombaan basket itu bersamaan dengan final kejuaraan matematika yang sekolahku adakan"
"Tidak di ragukan lagi, itu pasti sekolahmu" Jawab Nicole.
"Akan kutanyakan pada ketua osis nanti, barangkali dia mengingatnya, kau tau dia- Nico"
"Coba saja"
"Ah semua ini seperti mimpi, aku benar-benar tidak habis pikir" Ucap david kembali memeluk Nicole. "Aku jadi seperti mengungkapkan rasa dua kali, pada orang yang sama. Saat mengingat suasana hatiku kemarin, aku jadi sangat bersyukur untuk hati ini. Dan aku benar-benar meminta maaf tentang perjanjian itu. "
"Yah, jadi aku akan menerimanya karena kau sudah terlanjur menjadi suamiku" Jawab nicole. "Aku akan memaafkan jika kau tetap menjaga kehormatanku, Dan yang paling penting, saat itu aku juga merasakan hal yang sama, Dave" Ucap nicole dalam hati.
_
Makan malam untuk merayakan kehamilan Nicole sudah di mulai, semua terlihat bahagia dan memakan semua yang di siapkan dengan lahap. Kebahagiaan mereka adalah hal yang paling tulus yang pernah ada di bumi.
Sejak awal pernikahan David dan Nicole, hampir semua asisten rumah tangga, security ataupun sopir tidak pernah berganti, hanya mungkin ada pengganti saat salah satu dari mereka sedang mengambil cuti. Tidak banyak kegiatan yang terjadi di rumah mewah ini karena tuan dan nyonya yang sibuk sendiri dan hampir tidak pernah terdengar mengobrol kecuali bertengkar. Saking parahnya ketidakcocokan mereka, mereka tidak peduli bertengkar di hadapan siapapun. Pertengkaran yang terjadi di manapun itu membuat siapapun yang mendengar tidak nyaman, namun pada akhirnya semua terbiasa. Satu-satunya hal yang mengherankan adalah, separah apapun mereka bertengkar- mereka selalu tetap berada di kamar yang sama.
Ny Radcliff adalah kepala ART yang sekaligus saksi hidup ketidakcocokan tuan dan nyonya nya itu. Padahal keduanya adalah seorang yang baik pada orang lain. Memang terkadang sama seperti halnya minyak dan air sama-sama benda cair namun karena memiliki sifat yang berbeda maka tidak bisa bersatu.
Sore tadi David menelpon ibundanya, namun seperti biasa- ibundanya kembali tidak menjawab panggilannya. Nicole melihatnya- melihat bahasa tubuh David yang kebingungan dengan posisinya dalam hidupnya sendiri, berniat menelpon mertuanya itu setelah makan malam nanti.
"Ini enak sekali, siapa yang membuatnya? " Tanya Nicole.
"Saya,nyonya. Saya pernah mendengar jika nyonya menyukai seafood saus padang, maka saya mencoba membuatnya dengan resep dan menonton cara memasaknya di youtube" Jawab Ny Radcliff.
"Wah, terima kasih- enak sekali"
"Kalau begitu silakan memasak sesuatu yang nyonya sukai lebih sering lagi" Ucap David.
"Baik, tuan"
Setelah menyelesaikan makan, tibalah mereka saatnya menyantap dessert dan melakukan kegiatan lain seperti berkaraoke atau apapun yang mereka inginkan, namun Nicole malah menyendiri di ruang tamu dan bersiap menelpon mama mertuanya. David duduk di sampingnya dan menanyakan mengapa dia menyendiri di ruang tamu.
"Melihat hubunganmu yang buruk, apakah lebih baik kita memberinya kabar tentang kehamilan ini? "
"Jika kau tidak keberatan, aku juga tidak tahan mama selalu mendiamkanku"
_
"Hallo, selamat malam- ma. Mama apa kabar? "
"Kabarku lumayan baik, Nicole. Bagaimana kabarmu? "
"Aku juga lumayan baik, ma. Maaf aku tidak pernah menelpon mama"
"Mama senang kau menelpon. Bagaimana pekerjaanmu? "
"Semua berjalan lancar untuk saat ini, ma. Pasti berkat doa dari mama juga"
"Syukurlah"
"Oh iya, ma.. Aku dan David-"
"Mama sudah tau, Nicole. Sudahlah... Memang sepertinya David kurang bisa di harapkan" Nicole menjadi berubah pikiran mendengarnya.
"Tapi, ma. Jangan terlalu menyalahkan David, kurasa dalam banyak hal akulah yang keras kepala"
"Tapi seandainya dia bisa lebih sabar dan  bisa merebut hatimu, semua akan berbeda"
"Seperti yang kubilang, Ma. Jangan terlalu menyalahkan David atas ketidakharmonisan kami. Omong-omong, bagaimana kabarnya?"
"Entahlah, sudah lama kami tidak mengobrol" Jawab Mrs Raines acuh
"Benarkah? Atau mungkin dia sedang sibuk di kantor? "
"Ya, mungkin saja. Sepertinya perusahaan itu dirundung masalah"
"Sebenarnya masih sedikit aneh David tidak berbicara dengan mama, padahal dibandingkan aku- Dia benar-benar putra yang berbakti"
"Tentunya pandangan orang lain akan berbeda, Nicole. Pandanganku tentang berbaktinya anakku juga berbeda."
"Baiklah, kurasa mama pasti lebih tahu tindakan apa yang akan mama lakukan pada David, anak mama itu. Kalau begitu, aku pamit dulu- Ma. Aku akan sering menelpon jika mama tidak merasa terganggu"
"Tentu tidak, Nicole. Sering-seringlah menelpon"
"Baik, Ma. Selamat malam" Setelah mengucap salam, Nicole mendengar jawaban salam itu dan menunggu hingga sambungan telepon terputus.
David tidak berkata apapun begitu juga Nicole. Mereka hanya melanjutkan acara sampai selesai dan berbagi kebahagiaan dengan para pekerja di rumahnya.
_
Setelah melamun cukup lama, Nicole memilah kosmetiknya sembari sesekali melihat layar ponselnya. Beberapa produk kecantikan yang dia pakai tidak baik untuk ibu hamil, sehingga harus dibuang agar tidak tercampur dengan yang lain. Setelah memasukkan kosmetik-kosmetik itu dalam keranjang sampah, dia kembali menyibukkan diri dengan layar handphone.
David membersihkan wajahnya dengan handuk seusai mencuci wajah, lalu meletakkan handuk di keranjang handuk kotor.
"Setelah ini keringkan wajahmu dengan tissu" Komentar Nicole
"Baiklah" Jawab David.
"Kau tidak bertanya, kenapa aku tidak menjelaskan keadaan kita pada mama?"
"Kenapa? "
"Lebih baik kita jadikan kejutan- kuharap kau bersabar dan percaya kepadaku"
"Aku percaya padamu" Jawab David cepat. "Oh iya, sayang. Bisakah kita tidur sekarang? Entah kenapa aku merasa sangat mengantuk malam ini"
"Kau tidak tidur semalaman, Dave. Cepatlah tidur"
"Kau sedang apa? Aku akan menunggu sampai kau selesai"
"Aku sudah selesai, tapi aku harus menelpon sebentar"
"Menelpon tengah malam begini?"
"Di Indonesia masih sore"
"Baiklah, aku akan menunggu"
_
"Halo, Ma- selamat sore untuk Mama, aku baik-baik saja, bagaimana kabar Mama- dan Papa?, syukurlah. Aku akan menelpon asalkan mama tidak menanyaiku tentang hal yang tidak aku suka- baiklah, itu perjanjiannya. Oh ya- beberapa bulan lalu ada yang mengikutiku ternyata suruhan Mama dan Papa- kurasa tidak perlu melakukan hal macam itu, aku akan menjaga diri dengan baik, ya- janji tetaplah janji kan. Yah akan kupegang janji itu" Setelah itu hanya percakapan basa-basi yang hanya sekedar pemanis untuk kekakuan hati Nicole saat ini kepada orang tuanya. Setelah saling menjawab salam, sambungan telepon itu terputus.

Broken MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang