Give Up

13 0 0
                                    

Waktu telah berlalu begitu cepatnya, dalam kurun waktu 3 tahun karir nicole berkembang pesat. 2 Tahun lalu telah menempati posisi direktur keuangan setelah mendapatkan promosi atas kinerjanya yang bagus dan pensiunnya direktur keuangan yang lama. Wanita berusia 25 tahun ini menjalankan kepemimpinannya dengan baik setelah melewati masa-masa awal dengan gigih.
Waktu berlalu begitu cepatnya namun banyak hal terjadi dalam 3 tahun terakhir. Pertemanan nicole yang berawal dari pertemanan antara 3 orang menjadi sekitar 8 orang, 2 orang teman-teman alex dan 3 orang teman-teman jessi termasuk isabel. 3 orang pria dan 5 orang wanita. Hubungan pertemanan ini terjalin semakin erat namun tak begitu lekat. Namun untuk nicole pribadi, jika tidak untuk menghargai kedua teman dekatnya, mungkin dia telah enyah dari kumpulan pekerja keras ini.
Terdapat perubahan terhadap kedekatan nicole dan alex seiring berjalannya waktu, sikap alex yang begitu protektif membuat jessi bisa menangkap perasaan lebih dari persahabatan.
"Kau juga begitu pendiam kepada suamimu, nicole? Biasanya hal itu yang membuat hubungan kurang harmonis" Ucap vincent seolah tanpa dosa.
"Apa yang membuatmu berhak berkata begitu?" Ucap nicole seketika kehilangan seluruh kesabarannya.
"Apa yang kau katakan? Jangan bicarakan hal yang bukan urusanmu" Komentar alex tegas.
"Ayolah alex, ini hanya sebuah pertanyaan" Bela ivy
"Ini adalah hal pribadi. Tolong jangan bawa-bawa urusan selain pekerjaan, hal yang membahagiakan dan pertemanan yang baik" Ucap jessi. "Apakah semua mengerti?"
"Kurasa semua juga tau, dan penasaran. Untuk apa seseorang begitu tertutup dengan pernikahannya? Bukankah hal itu seharusnya membahagiakan? Membahas hal ini sudah biasa diantara teman" Jawab ivy.
"Ivy, jangan begitu. Setiap orang punya privasi" Ucap angel mengingatkan
"Aku setuju, kita tidak seharusnya membahas privasi orang" Komentar jonathan.
"Jika tidak ingin dibagi, lebih baik tidak usah menikah. Undangan pernikahan tujuannya untuk menyiarkannya" Ucap isabel.
"Baiklah, kurasa sebaiknya aku absen untuk saat ini. Selamat makan siang" Ucap nicole lalu bangkit.
"Apakah suamimu sudah tua? Kalian tidak bahagia? Atau apa sehingga kau meluapkan kekesalanmu pada orang yang menanyakannya!? Ayolah, nic. Bersikaplah seperti manusia normal lainnya" Ucap vincent.
"Vincent! Jika kau mengucapkan satu kata lagi-" Ucap alex.
"Wah kurasa kalian memiliki hubungan spesial"
"Kau mengatai pernikahanku tidak harmonis, aku abnormal dan menuduhku memiliki hubungan khusus dengan alex. Kau sudah seperti dukun yang keterlaluan."
"Jika vincent salah, coba katakan siapa suamimu dan pekerjaannya mungkin. Aku benar-benar penasaran, seperti apa suamimu" Ucap isabel.
"Wah, kau serius dengan keingintahuanmu itu. Aku tidak akan membuktikan apapun, i have nothing to lose, silahkan anggap benar siapapun yang kau percayai benar."
"Apa yang membuatmu begitu malu membuka identitas suamimu, itu yang membuat penasaran. Apakah dia orang yang memalukan? Atau mungkin kurang perkasa di ranjang?"
"Jangan menyebut atau mengatakan apapun tentang suamiku dengan mulut kotormu. Selamat siang semua" Nicole melangkah mantap meninggalkan situasi yang tidak nyaman ini.
"Kalian benar-benar keterlaluan" Ucap jessi kecewa.
"Kumohon sampaikan maaf kepada nicole, jess" Ucap angel. Lalu alex dan jessi menyusul nicole yang secepat kilat telah sampai di lahan parkir.
"Nic, tolong jangan mengambil hati apa yang mereka katakan" Alex memegang pergelangan tangan nicole dengan tenang.
"Aku baik-baik saja" Ucap nicole sembari melirik grnggaman tangan alex. "Pantas saja jika mereka berpikir begitu" Alex segera melepas genggamannya. "Kedekatan kita sepertinya juga kubiarkan berlarut-larut, aku telah bersuami dan kurasa seharusnya aku membatasi diriku. kupastikan hubungan kita hanya sebatas teman. Permisi" Alex mematung menyaksikan mobil nicole menjauh.
"Kau menyukainya, kan?" Tanya jessi yang mendekati alex. "Akupun juga berpikir dia memberi ruang untukmu, kurasa biar bagaimanapun dia menghargai suaminya. Kau juga harus ingat bagaimana direktur umum juga mendekatinya"
"Kupikir mungkin nicole membutuhkan hubungan emosional tanpa menjelaskannya secara gamblang, aku memang menyukainya dan berharap bisa membuatnya bahagia. Aku bahkan tidak berani berharap lebih. Aku bisa bersaing dengan siapapun dan berpikir memiliki kesempatan selama ini. Kukira dia tidak bahagia dengan pernikahannya"
"Bisa saja dia mengatur hidupnya sedemikian rupa. Bukan berarti tidak bahagia. Pernikahan tidak selalu mudah, seharusnya kau tau jika nicole tercipta untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan sesuatu yang rumit. Jika membutuhkan sesuatu, dia akan meraihnya sendiri. Itu yang bisa kukatakan. Jangan terlalu patah hati"
Nicole melaju kencang melewati kantornya dan meneruskan laju kendaraan menuju arah pulang. Kebiasaannya menyetir sendiri saat sedang ada janji makan siang terlihat beresiko untuk kali ini. Kecepatan tinggi dan hati yang tersakiti. Di mrnghentikan laju kendaraannya di pinggir jalan yang aman. Dia menatap jauh kedepan dengan pandangan kosong sebelum akhirnya menangis tersedu-sedu.
"Apakah aku benar-benar menyukainya dan berhasil menolaknya? Kenapa aku membiarkan ini berlarut-larut lagi? Kenapa aku mengulang kesalahan ini lagi? " Nicole menatap cincin pernikahan. "Aku harus menyudahi ini, kenapa aku harus terikat seperti ini. Tidak seharusnya aku merasa begitu berkhianat" Wanita ini menangis tersedu-sedu sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
_
David barusaja menyelesaikan makan malam dengan alice. Kian hari mereka semakin tak terlihat tak bersama satu sama lain. Alice bersikap sangat baik dan david adalah pria yang baik hati dan lembut. Dalam banyak hal, pria sepertinya tidak akan menerima penolakan.
"Dave, aku harus ke hotel."
"Hotel?"
"Ya, aku harus mengambil sesuatu. Kau bisa mengantarku?"
"Apakah akan lama?"
"Tidak"
Tak sampai setengah jam kemudian david dan alice telah sampai di tempat yang dituju.
"Akan kutunggu di lobby"
"Kau tidak membantuku mengambilnya? "
"Kau bisa meminta bantuan portir, kan? Aku akan membantumu menurunkannya di rumahmu nanti"
"Ayolah" Ucap alice sembari menarik lengan david.
"Dimana barangnya?" Tanya david curiga.
"Disini" Alice menunjuk dimana hatinya berada. "Aku memiliki rasa yang sangat besar dan tidak sanggup menahannya lagi"
"Aku sungguh-sungguh saat berkata kita hanya berteman kepada teman dan kerabatmu" Ucap david mengingatkan.
"Aku tidak seperti itu, dave. Aku bahkan rela memberikan segalanya, jantungku, hatiku, tubuhku, uang, segalanya. Apapun yang kau inginkan dariku" Alice mendekat dan david membeku. "Bukankah aku wanita yang baik? Aku tidak pernah tergila-gila dengan pria karena aku terbiasa membuat mereka tergila-gila lebih dulu tapi tidak pernah bermain-main? "
"Bukan itu, alice. Maksudku- aku telah menikah, kau tau sejak aw-"
"Apakah istrimu istimewa? Apakah dia mencintaimu lebih dariku? Aku bahkan tidak yakin ada seseorang yang lebih layak mencuci kakimu selain diriku" Secepat kilat alice mendekap tubuh david dan memeluknya seakan seluruh hidupnya bergantung pada pelukan itu. "Aku akan menyerahkan semuanya padamu, dave. Aku tidak peduli akan seberapa susah payah aku memenuhinya" Alice mulai mencium bibir david yang mulai terlena, pada akhirnya david seakan menyerahkan pernikahannya dan mulai menatap alice dengan haus kasih sayang. David membelai rambut poni wanita di hadapannya dengan lembut. Alice mulai membuka kancing blouse warna pink yang dia kenakan untuk pada akhirnya menyuarakan cintanya yang tak tertahankan.

Broken MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang