Author
Di sebuah tempat yang sepi di sudut lantai 3 rumah sakit, tertulis sebuah kata-kata 'selain usaha gigih kami, hati yang bahagia akan menyembuhkanmu'.
David dan nicole saling berhadapan, berusaha mencari kalimat pembuka yang berujung hening hingga hampir putus asa dan saling meninggalkan.
"Aku tau ini situasi yang tidak normal. Maaf harus melibatkanmu di dalamnya"
"Tentu ini abnormal, hampir kukira situasi macam ini hanya dongeng. Aku tidak salah, jamanku yang membuatku berpikir begitu. Perjodohan sudah tidak jaman"
"Aku tau, jadi bagaimana dengan syarat-syarat yang kau bilang tadi? Kau sudah menentukannya?'
"Ya, lebih baik dengarkan baik-baik"'Hubungan kita bukan seperti pada umumnya, maka jangan menyentuhku tanpa seizinku. Dalam hal ini, aku tidak ingin kau menyentuhku.
Kau tidak akan menghamili wanita lain selama tidak ada perceraian resmi, tapi kau bebas menjalani hidupmu dengan wanita lain, aku juga akan sama saja. Tapi lakukanlah dengan baik dan tanpa sepengetahuan orang-orang terdekat kita.
Jangan mengatur hidup satu sama lain. Kita bukan pasangan yang seperti itu.'
"Maafkan aku harus menanyakan hal ini, apakah jika terjadi sesuatu dengan om danny- kita bisa menyudahi ini? " Tanya nicole ragu.
"Menyudahi ini?"
"Aku akan melanjutkan study doctoral, dave"
"Kau juga bisa melakukannya jika menjadi istriku, aku berjanji tidak akan ada bedanya"
"Selain itu aku belum ingin menikah" Jawab nicole ketus.Mr Raines membaik bagai keajaiban hebat drama yang terjadi di dunia nyata, beliau terlihat bersemangat dan segar di pesta pernikahan putra semata wayangnya dengan putri sahabat karibnya. Wajahnya yang semringah tak henti mengumbar senyum saat menyalami tamu-tamunya.
Resepsi pernikahan yang di hadiri kerabat, relasi bisnis dan teman-teman dari kedua orang tua david dan nicole serta beberapa teman.
Kedua mempelai nampak serasi, benar-benar pasangan serasi dari berbagai segi. Tamu undangan tak henti terpana akan keindahan visual kedua mempelai yang masih berusia dua puluhan itu. Para orangtua terlihat bahagia dan bangga. Pesta tergolong mewah namun sakral. Dari semua kesempurnaan, terdapat fotografer yang berkerja tak kenal lelah untuk mengatur keharmonisan kedua mempelai yang kaku satu sama lain.
"Mrs Raines lihatlah suamimu dengan senyum yang sangat bahagia, letakkan tangan kanan di dada kirinya, tangan kiri di dada kanannya- agak kebawah, oke lebih dekat lagi- Mr Raines letakkan kedua tanganmu di kedua pinggang istrimu. Lebih dekat lagi"
"Cerewet sekali" Gerutu nicole
"Beraninya dia menerintahku, dan parahnya aku menurut" Ucap david. Nicole tersenyum saat mendengar ucapan david sedangkan david tersenyum karena senyuman nicole luar biasa indah.
"Oke" Ucap fotografer bangga dengan hasil jepretannya.
"Kau ingat perjanjian kita, kan?"
"Tentu"
"Kau tidak memikirkan ucapan teman-teman mu untuk memiliki bayi 9 bulan lagi kan?"
"Siapa yang tau? "
"Kau- sudah berjanji, lagipula kita menikah bukan untuk itu. Aku terlalu muda untuk memiliki bayi. Pokoknya kita bukan suami istri sungguhan"
"Iya, kau bisa menjadikan ini sesuai keinginanmu. Aku yang behutang budi disini"
"Jika kau melanggarnya?"
"Jika aku melanggar, uhh- jika aku melanggar, kuharap kau bisa maklum- siapa laki-laki yang bisa menahan diri dari istrinya"
"David!"
"Baiklah, aku akan berusaha sebaik mungkin"