Nicole meletakkan satu laporan terakhir ditumpukan paling atas. Semua laporan pemasukan, pengeluaran dan lain-lain telah diinputnya dengan sangat teliti dan jadilah laporan keuangan perusahaan dari seluruh departemen.
Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan lega. Bagaimanapun hari ini bukan gilirannya membawakan kopi sore untuk para senior, bertepatan dengan masa percobaannya sebagai akuntan yang selesai hari ini, wanita 21 tahun ini telah menandatangani kepindahannya menempati posisi auditor junior satu minggu sebelumnya.
Nicole menimbulkan kesan tersendiri bagi seluruh staff akuntan sebagai karyawan percobaan, tak banyak bicara, mudah menerima penjelasan dan tidak terlihat memiliki kawan dekat di departemen keuangan kecuali hanya sebatas kenal dan membicarakan pekerjaan. Wanita ini satu-satunya staf yang masuk tanpa pengalaman sehingga tak jarang mendapat perlakuan bagai calon mahasiswi yang sedang menjalani masa orientasi. Nicole memiliki jatah menyediakan kopi untuk para senior 2x lebih sering dari yang lainnya, nicole terlihat menurut dan tak pernah membangkang.
"Ah, dasar kurang ajar" Teriak salah seorang senior di ujung pandangan saat nicole berjalan menuju kantor kepala akuntan.
"Maaf, bu" Ucap seorang karyawan ujicoba yang lebih senior dari nicole setelah menumpahkan kopi dan mengenai sepatu akuntan senior. Nicole melirik sepintas lalu melewati keributan itu dengan acuh saat yang lain curi-curi pandang. "Ahhh" Teriak karyawan ujicoba sehingga nicole berbalik dan yang lain hampir terlonjak karena menyaksikan senior mereka menyiramkan kopi panas pada junior mereka.
"Itu panas sekali, kan?! " Ucap senior. Si junior kebingungan menahan panas lalu berlari sembari panik dan menangis.
"Kenapa kau lakukan itu, bu?"
"Kau tidak buta, kan?! Tentu saja karena itu panas dan aku membalasnya"
"Betapa kejamnya" Jawab nicole.
"Aahh, kau mengomentari ku? Kau sudah merasa di atas angin rupanya? Kau akan berada di instansi lain dan itu juga karena ulasan positifku. Betapa kurang ajarnya"
"Kau memberikan ulasan positif hanya karena tidak berbohong, jangan berusaha membesar-besarkan jasamu yang tidak seberapa" Komentar nicole datar. "Jika kau tidak bertanggungjawab atas apa yang barusaja kau lakukan-"
"Kau ingin mengancamku? Kau merasa sangat pintar dan Kudengar kau anak orang kaya- benar, itu sebabnya kau tidak membutuhkan pekerjaan dan menjadi begitu berani." Dengan jengkel senior itu menggenggam cangkir kopi dan berniat mrnyiramkannya ke arah nicole.
"Benar" Jawab nicole membuat seluruh karyawan yang mendengarnya bergidik. "Aku memang sangat pintar sehingga dana pendidikan yang telah disiapkan kedua orangtuaku tak terpakai karena hidup dan pendidikanku kudapat dari beasiswa olimpiade. Aku juga putri tunggal pasangan yang kaya. Maka, aku akan meminta padamu untuk bertanggungjawab atas perbuatanmu moriill maupun materiil. Jika satu tetes saja kopi itu juga mengenaiku, aku akan mengerahkan semua uang dan kemampuanku untuk membuatmu hancur berkeping-keping."
"Kau berani menggertakku? Oh berani sekali"
"Aku tidak banyak berkata-kata, maka jika aku mengatakan niatku, sudah pasti aku akan melakukannya. Pikirkanlah, kau bisa saja terinjak-injak karena kesombonganmu. Aku masih terus menghormatimu selama ini, kukira kau tidak akan melakukan kekerasan fisik. Aku pergi"