Chance and All

16 0 0
                                        

Nicole

Meski pada akhirnya aku memilih untuk memberinya kesempatan kedua, hatiku terganjal akan sesuatu, suatu tanda tanya besar yang rasanya membuat hati dan pikiranku mengeras. Kenapa aku memberinya kesempatan? Bukankah aku menuntut cerai agar kami bisa bahagia di jalan yang berbeda?
"Tapi- tidak, dave. Kupikir bukankah seharusnya kita berpisah agar sama-sama bahagia?! Aku-"
"Stop- tunggu, jangan katakan itu lagi. Kali ini aku siap, nicole. Aku akan mengurusmu dengan baik, aku akan bertanggungjawab akan segala hal seperti suami pada umumnya" David membelai kedua pipiku dengan lembut. "Dan kau menjadi istri yang bertanggungjawab untuk segala hal yang seorang istri lakukan. Kita akan selalu membicarakan segala urusan kita bersama untuk mencegah pertengkaran. Aku akan bahagia dan siap untuk membahagiakanmu apapun resikonya"
"Kita akan mencobanya, tapi jika itu tidak berhasil kuharap kau menyetujui perceraian kita dengan mudah. Entah kenapa perceraian itu kau persulit dengan mendatangkan pengacara-pengacara hebat dan kita berakhir adu kehebatan di pengadilan. Kau memberiku syarat yang berat untukku bisa bercerai dengan mudah. Kau membuat kehidupanku sulit dan aku sulit memaafkannya"
"Maafkan aku, nicole. Kau mungkin melakukan sesuatu yang berbeda jika berada dalam posisiku. Tapi percayalah, aku selalu melakukan sesuatu yang adil dan terbaik"
"Kau menyalahkanku?"
"Tentu saja, tidak. Kau selalu melakukan hal yang benar meskipun tidak selalu yang terbaik" David mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat setelah mengatakannya seolah tau benar jika aku akan menyanggah ucapannya. Kedua lesung pipinya muncul dengan jelas karena perbuatannya itu sedang kan bulu kudukku berdiri melihat kecacatan yang hanya dimiliki 20% populasi di bumi itu. Kami terdiam beberapa saat memandang satu sama lain tak dipungkiri dengan sebagian kekaguman akan visual satu sama lain dan sebagian lain dengan hal-hal vulgar.
Beberapa saat kemudian kami telah berciuman dengan hangat dan lembut lebih menggairahkan dari malam sebelumnya seperti kami telah belajar banyak dari hubungan kami yang hanya sekali itu selama pernikahan. Setiap sentuhan terasa seperti menghidupkan indera dalam tubuhku, sentuhannya yang lembut yang membuatku untuk pertama kalinya hidup dalam masa sekarang, bukan masa lalu atau masa depan yang kuusahakan seperti rencana-rencanaku. Kecupan dan ciuman dibawah rahang ini akan membuatku terngiang hingga 7 hari 7 malam.
David terlihat lebih tampan kali ini, 100x lebih menawan dari biasanya- 10x menawan dan 90x menggairahkan. Tubuh kami telah bersatu, lekat tanpa sekat wajahnya yang berkeringat, maskulin dan menikmati perbuatan kami ini membuatku begitu gemas. Aku bisa saja menggerogoti leher dan melumat seluruh tubuhnya karena lepas kendali, ah- dave- runtuhkan semua pertahananku!.
Aku terus terhanyut dan mengikuti seluruh permainannya. Kenikmatan yang tak pernah kurasakan, aku tak merasakan penderitaan apapun kali ini. Semua terasa luar biasa hingga kuizinkan david tak lagi menahan diri demi menjagaku. Wajahnya berseri dan bersemangat- kembali membuat seluruh tubuh kami merasakan dan merayakan kebersamaan kami ini. David seakan berlari dan menuntunku bersamanya, kami berlari hingga tubuh terasa panas, perih, nafas tersengal-sengal. Kuhibur diriku dengan menghirup aroma tubuh david dan melumat lehernya sesekali hingga akhirnya kurasa tubuhku bergetar, mengejang dan merasakan nikmat luarbisa untuk kedua kali. Kurasakan sesuatu menghangatkan rahimku.
"Ahh" Erang maskulin david tertahan namun menunjukkan betapa luar bisa kenikmatan yang dia dapatkan. Dia meneruskannya sembari menciumi bibirku dengan sisa-sisa gairahnya, dia mendekap tubuhku seakan diriku ini adalah sesuatu yang hanya miliknya dan tidak akan lepas dari dekapannya. Dia kembali menciumi tubuhku dan menikmatinya.
Aku bangun dengan rasa pegal seakan semua tulang di tubuhku tak berada pada posisi biasa begitu juga urat-uratnya. Kulihat david sudah tidak dalam keadaan mendengkur yang berarti mungkin tidurnya sudah tak lagi nyenyak. Aku tidak bisa meraih pakaian kami yang berserakan itu, kami melakukannya berkali-kali, sejak sore dan hanya memiliki waktu bebas yang hanya cukup untuk mengisi perut dan kembali sibuk sehingga tak sempat membereskan pakaian-pakaian itu. David masih tidur dan untuk apa aku memikirkan caraku untuk menuju kamar mandi dengan benar-benar matang? Bukankan kami suami dan istri. Rasanya aneh ketika kuucapkan kata 'suami' dan saat kupandangi ranjang sebelah ternyata masih david yang berada disana.
"Apa-apaan ini? David kurang ajar ini" Teriakku kesal. Kenapa dia meninggalkan bekas di bagian yang bisa terlihat orang lain begini. Dasar berandal kurang ajar itu. Lihat saja saat bangun nanti!
Setelah membersihkan tubuhku, segera aku memilih pakaian dan akan kusiapkan sisa energi untuk mengamuk padanya. Kurasa dia bangun, menuju kamar mandi sembari menutup dirinya dengan selimut dan meletakkannya sembarangan di depan pintu. "Si kurang ajar itu"
_
"Dave? Kenapa kau meninggalkan bekas begini? Bagaimana aku menutupinya! " Ucapku ketus.
"Hm? Benarkah? Tentu saja aku lepas kendali. Maafkan aku" Jawabnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk dan mendekatiku yang terduduk di depan meja rias. "Dimana? " Tanyanya polos. Secepat kilat aku memusatkan pandanganku pada david dan meratapi apa yang terjadi pada tubuhnya.
"Dave-" Ucapku tak mampu berkata-kata, "ini semua ulahku? Kapan aku melakukannya? " Ucapku sembari meratapi ulahku yang keterlaluan sekali!.
"Memangnya siapa yang bisa melakukannya padaku?!"
"Apa yang kau rasakan? Kau pusing? Atau merasa ingin kejang-kejang atau sesak nafas?"
"Aku merasa biasa saja. Aku Hanya merasa Sangat senang dan Tubuhku Terasa ringan."
"Ini berbahaya dan juga Aku akan mencari cara menghilangkannya" Ucapku
"Tak perlu repot-repot, sebagian besar tertutup dengan kerah kemeja"
"Tentu saja aku mengatakan ini karena tidak semua bisa tertutupi" Komentarku ketus.
"Biarkan saja, mereka semua pasti pernah begini"
"Mr David Alexander Raines, kau pikir normal jika kau baru mendapatkan ini setelah Bertahun-tahun menikah? Mereka bisa menganggapmu melakukan perbuatan tercela, seperti membeli jajanan di luar atau perselingkuhan. Atau mungkin kau sering mendapatkannya? Kurasa hampir tidak pernah, kan? "
"Benar juga Mrs Raines. Tapi kenyataannya ini ulahmu, aku bisa bersikap masa bodoh dengan gunjingan mereka. Lagipula ini adalah kenang-kenangan"
"Kenang-kenangan apanya!"
Setelah menonton beberapa tips, aku mengompres bagian itu dengan air es, hingga dengan es batu. Semua tak menghasilkan hasil yang memuaskan lalu mencoba mengompres dengan sendok yang telah kudinginkan dan hasilnya lumayan meskipun tak mencapai 60% memuaskan. Aku harus menutupinya dengan mengoleskan beberapa keperluan make up wanita.
"Kau, sibuk hari ini? Bisakah kau libur saja?"
"Aku memiliki 6 meeting hingga sore"
"6 meeting, meeting macam apa yang terjadi hingga 6 kali?! Kenapa kau harus meeting disaat seperti ini?! " Keluhku
"Sudah kubilang biarkan saja kenang-kenangan ini" Komentar david dengan senyum yang menyebalkan tapi manis. "Kau sendiri bagaimana?"
"Tentu saja rambutku atau foundation bisa menutupinya- ah kenapa aku berbuat gila seperti ini"
"Sebenarnya ini bagus sekali, hanya saja setelah ini pilihlah Tempat-tempat yang tertutup kerah kemeja kebawah"
"Kau berani menggodaku disaat seperti ini? " Ucapku kesal.
"Itu hanya saran, jika kau lebih suka melakukannya seperti ini juga tidak masalah- terserah Mrs Raines saja, aku tidak mungkin memintamu menghentikannya karena jujur saja aku sangat menyukai ini- uh aku harus segera pergi" Aku sangat yakin laki-laki ini mungkin buaya yang mengerjaiku dengan segala cara. Kupikirkan lagi kata-katanya 'lagipula ini kenang-kenangan' benar juga, lain kali akan kupilih lokasi yang aman.
_
Nicole sedang memeriksa sebuah dokumen sembari sesekali membalas pesan di ponselnya.

Broken MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang