˻ 06 ˺ » Babu?

66 14 2
                                    

Ara merentangkan tangannya lebar-lebar lalu melompat ke atas kasur. Hari yang melelahkan. Ia memejamkan matanya. Badannya rasanya pegal semua. Bahkan ke kamar mandi yang jaraknya hanya dua meter saja untuk sekedar cuci muka rasanya jauh sekali. Ia memeluk guling.

Baru saja ia mau tidur, notifikasi ponselnya berbunyi dan terpampang nama Eunsang di layar.

Eunsang
| Bu

‘Ya Allah Sang, ngapain sih gue gakuat ngantuk banget -_-’

Ara
Lo panggil gue bu bu, umur baru berapa jg🙄 |


Eunsang
| Bu for babu

Ara
AJG|
Kenapa si. Malem² bikin naik tanduk aja 😊 |
Gue bukan babu ya😊 |


Eunsang
| Lo punya tanduk? Banteng y?
| Pantes tiap hari ngegas. Marah mulu kerjaannya kayak banteng wkw

Ara
Hhhhh bgst ya in biar fast |
Kenapa ngechat |


Eunsang
| Knp kalo gue chat? gabole?

Ara
Emang siapa yg ngelarang? |


Eunsang
| Ngga papa
| Cuma mau tes idup aja

Ara
Gajelas bgt sia, anjirrr |


Eunsang
| Mau nanya. Jantung lo ngga kenapa-napa kan?

Ara
Hah? Gue gada riwayat pnyakit jantung 🙄|

read


Eunsang mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur sambil ketawa-ketawa tidak jelas. Ara ini, kadang lemot juga.

Sementara itu, Ara masih berpikir keras kenapa Eunsang bertanya tentang jantungnya. Beberapa menit kemudian, Ara mulai kegeeran. Jangan-jangan Eunsang bertanya tentang yang tadi pas ia pulang. Ara mengibas-ngibaskan tangannya.

Ngga mungkin lah. Ia lalu menutup matanya rapat-rapat. 

Tidur Ara, besok harimu berat.

~~~~~


Keesokan harinya seperti hari biasa, Ara melakukan tugasnya. Dari mulai mengambil absen, mengambil LCD, spidol, dan lain lain, mengumpulkan ponsel siswa lalu memasukkannya ke loker, nyatet siapa-siapa yang bolos, nyatet ini, nyatet itu dan sebagainya.

Ara sampai bingung, kenapa pekerjaannya lebih banyak daripada ketua kelas? Eunsang malah santai nyuruh-nyuruh terus.

Dan Hari-hari ke depannya juga sama. Tidak seperti yang Ara kira. Ekspektasinya semenjak hari itu, dimana Eunsang bilang ‘Gue tau lo bisa.’ Iya. Iya pasti maksudnya Eunsang tuh lebih ke arah ‘Gue tau lo bisa jadi babu.’ Ara pikir, Eunsang bakalan lebih baik ke dia.

Ternyata tidak.


Bisa dibilang, malah tambah parah.


Koreksi, ngga terlalu parah juga sih.

Ara berpikir kesabarannya di uji. Karena jika Eunsang disuruh sama guru, pasti tugasnya akan dialihkan ke Ara lagi. Singkatnya, Eunsang hanya terima beres saja. Memang sih, jika dipanggil guru, mereka berdua yang selalu datang.

Tapi sama saja kan? Hanya satu orang yang kerja.

Ya, ya Ara sendiri.

Tekad Ara untuk mundur memang besar. Tetapi setelah mempertimbangkan baik-baik, Ara juga memikirkan akan bagaimana jatuhnya nanti image-nya di mata Pak Seonho. Bisa-bisa Ara akan di cap jelek sama wali kelasnya itu. Ia mengacak rambutnya kesal.

Mau gila aja.

“Udah mulai ga waras ya lu,” Yohan yang lagi main game, tertawa ketika melihat Ara barusan.

“Kenapa sih Ra? Stress gara-gara jadi sekretaris ya? Hahaha,” timpal Yena ikutan ketawa.

“Elu sih goblok suruh siapa mau-mau aja,” ujar Yohan geleng-geleng.

“Ini juga kan karena dia yang dorong-dorong gue kan,” ketus Ara dengan jari telunjuk yang mengarah ke Yena. Wajahnya langsung kusut.

“Tuh kan nyalahin gue lagi.. Padahal sendirinya yang ngga mikir mateng-mateng,” balas Yena lagi. Baru saja Ara mau bicara lagi, Yena dengan secepat kilat merangkul Ara lalu berdiri.

“Laper Ra, kantin aja. Daripada bacot melulu,”

“Lo ga ikutan curut?” Yena berbalik lagi dan melihat ke arah Yohan. Bukannya bangkit, malah sibuk terus dengan ponselnya. Yohan melambaikan sebelah tangannya. Kode kalau ia tidak mau.

“Kaga. Gue udah janji makan barang ama mbak pacar.”

“Oh yauda sih,” kata Yena dengan menampakkan gestur Oke dengan jempolnya. 

Iya.

Yohan memang sudah punya pacar. Sejauh ini sejak ia masuk SMA, mantannya sudah terhitung empat orang.


Heran ngga ?

Ngga sih. Bahkan Yena sama Ara juga ngga heran sama sekali.

Yohan cepat berbaur dengan orang baru. Anaknya suka ngereceh. Terus juga perhatian sama siapapun baik itu cowok atau cewek. Sampai-sampai cewek biasa salah mengartikan. Ngga heran banyak cewek yang kegeeran dan langsung menyimpulkan kalau mereka di deketin Yohan itu berarti mereka lagi disuka sama Yohan.

Padahal mah aslinya, Yohan cuma iseng-iseng doang. Mereka aja yang terlalu bawa perasaan.

Dasar cewek.

Kalo ditanya masalah gombal ? Yohan jagonya. Jadi jangan salah kalau Yohan itu pintar memikat hati cewek.

Nah, kesimpulannya siapa sih yang bakalan nolak Yohan kalo Yohan nembak ?

Beda lagi sama Yena. Yena itu seperti kebalikan nasibnya Yohan. Punya mantan ngga, banyak yang Yena taksir iya. Oh iya, Yena bukannya ngga pernah ada yang nembak ya, tetapi seumur-umur sudah ada tiga orang yang nembak Yena tapi dia tolak.

Kenapa ?

Alasannya sih karena tidak sesuai dengan tipenya. Standarnya Yena emang tinggi sih. Bukan kaleng-kaleng.

Tapi lucunya Yena ini sering jadi korban tuduh. Kenapa ? Ya karena dua dari empat mantan Yohan putus sama Yohan karena mereka salah paham sama Yena. Sepele kan ?

Mereka cemburu dan mengira Yohan punya selingkuhan. Padahal Yena sama Yohan dasarnya hanya sebatas teman.

Ngga lebih. Mereka saja yang langsung ambil keputusan main putus aja sama Yohan tanpa mau minta penjelasan.

Kalau masalahnya begitu, Yohan terima-terima aja sih. Kan cewek ngga satu doang kan? Masih banyak yang lain. Gampang mah kalo mau di pepet sama Yohan.


Hahahaha.












tbc

baru sempet update huhu 😔
hari ini langsung update 2 part yaa😌

SHELTER «Lee Eunsang»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang