˻ 07 ˺ » Math Note

58 11 0
                                    

Sore itu sekitar jam 16.40 Ara baru bangun dari tidur siangnya setelah menyadari alarmnya sudah bunyi yang ketujuh kalinya. Ia keluar dari kamar. Sambil mengucek-ngucek mata ia mengomel ke mamanya.

"Ma kenapa ngga bangunin Ara sih," ucapnya marah-marah dengan tangan kanan yang memegang gelas. Baru selesai minum.

"Loh bukannya kamu biasanya kalo tidur masang alarm. Ngapain mama bangunin kamu." Ara diam dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai lalu ngacir ke kamarnya. Ara kemudian membuka laci meja belajarnya. Mencari sesuatu.

"Loh?" ia mengubek-ngubek tasnya juga. Bukunya, tidak ada. Tanpa mikir panjang, ia langsung teriak kayak orang kesetanan.

"MAMAAAAAAA! LIAT BUKU AKU NGGA?! YANG SAMPULNYA POLOS WARNA MERAH."

Mamanya jelas bingung. Ini Ara yang sekolah, Ara yang punya buku, tapi kok malah nanya ke mamanya.

"KENAPA NANYANYA KE MAMA!" Mamanya balas teriak. Ara masih mikir sampai akhirnya ia ingat sesuatu.

Setelah itu mamanya Ara melihat Ara keluar buru-buru dari kamarnya. Masih dengan penampilan yang sama. Muka baru bangun dan belum mandi sore. Ia menyambar sweater yang tergantung dan kunci motor.

"Ma, aku ke rumah temen dulu, bentaran. Ngga lama." Mamanya cuma mengangguk dan melambai-lambaikan tangannya.

"Yohan setan," ujarnya. Jarinya menekan tombol panggil saat nomor Yohan muncul di layar.

"Dimana? lo di rumah kan?" tanya Ara to the point.

"Hah? Hah? Apa? Iye, ngapa nanya?" terdengar suara grasak-grusuk di ujung sana.

"Buku gue di elu kan babi. Magadir banget mau balikin. Gue kesana," Ia langsung mengakhiri telepon dan menyalakan mesin motornya.

~~~~~

Eunsang masih menunggu gilirannya lagi setelah baru saja menang main dari Minhee. Sekarang giliran Junho yang ditantang sama Yohan. Mereka berempat memang lagi main PS dirumah Yohan.

Rumahnya memang lagi sepi karena orang tua Yohan lagi mudik ke rumah neneknya. Yohan ngga ikut alesannya sih karena kalau di kampung sinyal putus nyambung.

Halah.

Bungkus makanan ringan dan kaleng minuman kosong berserakan di meja.

Minhee yang lagi goleran asyik mencomot keripik kentang di depannya sambil tertawa terbahak-bahak saat melihat HP karakter game yang dimainkan Yohan semakin berkurang. Sedangkan Eunsang sibuk bolak-balik dapur mengambil minuman di kulkas.

Sampai bel rumah Yohan berbunyi. "Woy buka dulu sono. Ntar gue kalah lagi ini," ucap Yohan dengan mata yang masih tidak lepas dari layar TV.

"Siapa ya?" tanya Eunsang setelah membuka pintu dan hanya melihat punggung seseorang.

Cewek itu berbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cewek itu berbalik. Matanya menatap lurus ke depan, lalu akhirnya sadar dan agak melotot. Begitu juga dengan Eunsang.

"Lo- ngapain disini?" Ara malah nanya balik.

"Hah? Oh lagi main aja sih," balas Eunsang sambil mengedikkan bahunya. Pikirannya mulai berkutat. Banyak yang ingin ia tahu. Seperti kenapa Ara bisa disini?

Ada perlu apa?

Untuk apa?

"Yohan mana?" Telunjuk Eunsang mengarah ke arah kamarnya Yohan. Ara bisa mendengar teriakan Junho sama Minhee yang lagi ketawa-ketawa. Dalam hati ia merutuk. Berarti, bukan cuma Yohan sama Eunsang saja yang disini? Kalau tau Yohan tidak sendiri di rumah, dia bakalan pake baju yang rapian dikit.

Pasalnya, dia hanya memakai celana pendek dan sweater hitam yang ia sambar asal-asalan. Mana belum mandi, masih bau iler.

Tetapi memang sih, kalau Ara ke rumah Yohan atau Yena, biasanya memang santai begini. Tapi ini, kenapa malah rasanya agak aneh ya?

Eunsang lalu tertawa kecil. Bentar. Eunsang ngetawain siapa?

"Baru bangun ya lo?" Eunsang menunjuk mata Ara sebentar. Yang ditunjuk hanya mengernyit. Tidak mengerti.

"Apaan dih kaga lah." Ara buang muka. Eunsang menutup mulutnya dengan satu tangan, berusaha menahan tawanya lagi.

"Gausah boong. Mata lo belekan tuh."

Ara Speechless. Ia melongo begitu Eunsang meninggalkan dia yang masih berdiri kayak patung. Sontak Ara menampar pipinya sendiri agar sadar dan cepat-cepat membersihkan matanya dengan ujung sweater-nya. 'Malu anjerrr sumpah.'

Yohan dan Junho yang masih asyik main tidak sadar tau-tau Ara sudah berdiri di pintu kamar Yohan.

"Emang dasar kunyuk ga tau diuntung. Mana buku gue? Ngga lo buang atau lo timbang kan?" kesal Ara sambil melipat tangannya di dada. Minhee cekikikan.

"Ambil sendiri deh, tuh ada di rak buku kali kalo ngga di laci. Cari aj- woy bangsaaat Jun gue bales ya lu," ujar Yohan yang kemudian malah fokus lagi dengan game-nya.

Ara menghela napas panjang. Sabar sabar. Minhee yang duduk depan TV merubah posisinya menghadap ke meja belajar.

"Eh... lo ini pacarnya Yohan ya?" tanya Minhee mendadak dan langsung di tangkap pendengaran Ara yang lagi ngubek-ngubek lemari Yohan. Ngga salah denger nih. Apa coba. Jangan-jangan Minhee ini otaknya juga tidak waras sama kayak Yohan.

"Sehat lo? Ngga lah. Ngapain amit-amit. Mending gue pacaran sama babi daripada dia. Lagian dia juga udah punya cewe kok," balasnya dengan wajah yang dibuat-buat seperti jijik.

"Anjirrr Han, mending babi katanya. HAHAHHAHA," tawa Minhee makin menggelegar. Yohan hanya melirik sebentar dengan tangan yang sudah bersiap melempar bantal sofa ke arah Minhee yang mengejek. Sementara Eunsang juga ikutan tertawa.

Entah kenapa, ada sedikit perasaan lega yang muncul setelah mendengar kata-kata Ara barusan.

"Udah ya Han, gue pulang dulu. Bilang apa?" ia memiringkan kepalanya. Yohan bergeming dan masih fokus.

"Apa?" Detik itu juga Ara langsung melempar bantal sofa ke Yohan secara brutal.

"ANJEEEEENGG! Gara-gara elu Ra, gue kalah!" kata Yohan kemudian misuh-misuh ngga jelas.

"Rasain! Siapa suruh jadi temen kurang ajar, Bangke!" ucapnya ngegas sambil memeletkan lidah lalu keluar dari kamar Yohan. Tanpa alasan yang jelas, Eunsang tiba-tiba mengekor di belakang Ara.

"Yohan minjem buku apa?" ucapan Eunsang membuat Ara kaget dan berhenti. Ia berbalik lalu menatap Eunsang sejenak.

"Catetan matematika."

"Oh, gue kira buku yang penting-penting amat." Hey? Are you kidding me? Pelajaran ini bagi Ara ngga sebercanda itu. Ia mendengus kasar.

"Ya mungkin bagi lo ngga penting sih-"

"Gue ini goblok banget matematika,. Ngga ngerti kenapa gue bisa sebego itu. Otak gue isinya apa ya heran. Besok ada kuis. Belajar aja belum tentu nilai lo bagus, apalagi kalo ngga ngapa-ngapain sama sekali." Ia menunduk sedikit lalu geleng-geleng. Eunsang tertegun mendengar ucapan cewek itu barusan. Ara bungkam dan tidak berkata apa-apa lagi lalu memutar badannya dan keluar dari rumah Yohan .




Hening.


Eunsang mengusap tengkuknya canggung.










"Barusan gue salah ngomong ya?"








tbc

🍒💚

SHELTER «Lee Eunsang»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang