#23 ; So.. How Many Are They, Actually?

5.9K 976 60
                                    

terimakasih atas semua perhatian yang kalian berikan kepada author selama ini. aing bener-bener gak nyangka bisa ngerasain yang namanya readers nyentuh angka puluhan ribu.

asli, mau nangis😭💚

Jeno terdiam di kursi peristirahatannya cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno terdiam di kursi peristirahatannya cukup lama. Ia lebih menjurus ke bengong, dibandingkan mendengarkan managernya berbicara. Tampaknya, yang dikatakan oleh sesosok sasaeng fans tadi sudah mengganggu pikirannya.

Apa maksudnya dengan teman lamanya? Jaemin? Pria itu memang sudah pasti ada di sisinya 24/7, tidak mungkin mereka berpisah kecuali job memisahkan.

"Jenong,"

"Apaan sih?"

"Bengong mulu. Kenapa sih?"

Jeno langsung menghela nafasnya, dari sanalah Jaemin tau kalau ada sesuatu mengusik Jeno. Pria itu menggeser kursinya mendekat ke arah Jeno. "Cerita, cerita. Kenapa kamutuh beb?"

"Tadi, pas gue dikejer sama sasaeng itu.."

Jeno menceritakan awal kejadian hingga akhirnya ia ditemukan oleh bodyguard sedang bengong di ruang OB. Bengong karena memikirkan ucapan sang sasaeng fans.

Jaemin pun terlihat berfikir, sampai tiba-tiba manager mereka datang menghampiri mereka dengan terburu.

"Kita harus pindah." Katanya.

"Kok?" Tanya Jaemin, memadang Jeno kemudian, "karena Jeno?"

Manager itu menggeleng,"bukan,"

"Terus?"

"Pemilik saham mall mau make restoran ini buat makan. Karena tadi bos restoran pake acara ngusir direktur, jadinya restoran ini mau ditutup paksa." Jelas manager.

"Ealah serem amat tuh direktur dah," komen Jaemin dan melihat ke arah Jeno. "Kuy beb, kita curhat di mobil sajah."

Jeno mendadak terdiam, lalu memegangi lengan Jaemin, "Renjun dimana?" Tanyanya.

"Di apartemen kitalah. Gue mana ijinin dia pulang ke kosan dia anjir." Balas Jaemin, ia melihat perubahan ekspresi wajah Jeno.

Akhirnya pria itu memilih duduk kembali, menemani Jeno. "Lo kenapa?"

"Gimana kalau ternyata... temen lama yang dia maksud itu Renjun? Gimana kalo misalnya Renjun dia culik dan di sekapㅡ"

"Hust! Renjun baik-baik aja. Percaya sama gue. Dia emang gak sejahil Haechan yang bakal sembarangan ganti password apartemen kita, tapi dia cukup cerdas buat ngurusin sekelompok penculik." Kata Jaemin guna menenangkan Jeno.

"Oke?"

Jeno menghela nafasnya dan tersenyum, "oke."

Jaemin pun berdiri seraya menggendong tasnya. Begitu juga Jeno, sampai ia memandang ke seberang sisi resto yang dihalang oleh sebuah kayu besar dengan jarak 10 senti per-kayu.

[2]✔️Whom The Mafia? '°|| NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang