#2 ; Kidnapped

11.6K 1.4K 133
                                    


jangan lupa si bintang yang pojok sana yah gengs💚

jangan lupa si bintang yang pojok sana yah gengs💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak lo minta gue buat ngelepasin lo." Hendery mengambil alih pembicaraan, selaku yang melakukan tindakan tersebut.

Kyra menaruh pandang pada Hendery, matanya berkaca-kaca. Melihat hal itu, Hendery juga merasa bersalah. Namun, ia juga tidak tahu mengapa ia bisa sejahat itu.

"Dia bilang lo cewek, lo gaakan bertahan lama. Tapi Yangyang gak setuju," ujarnya.

"Emang gue ngomong gitu?" Tanya Yangyang.

Hendery melirik adiknya itu, "yes. So shut up."

Kemudian ia menaruh pandang lagi ke arah Kyra. Gadis itu merasa semakin sedih, kakaknya berjuang melepaskannya, padahal ia sama sekali tak memikirkan kakaknya.

"Ya, dan dia bikin kita semua kesel karena ngerusakin tablet punya Yangyang. Yang jadi satu-satunya cara komunikasi kita sama drone-drone punya Yangyang,"

"That the reason you kill him?!" Kyra memandang Hendery kecewa.

Hendery memejamkan matanya lelah, "belom selesai." Ujarnya. Kyra pun terdiam sambil membuang muka. Menahan untuk tidak marah, dan memilih mendengarkan Hendery baik-baik agar tidak terjadi kesalah pahaman.

Tapi Kyra benar-benar mengamuk jika itu memang alasannya. Alat komunikasi dibayar nyawa? Gila! Mereka bisa membeli atau membuat yang baru!

"Dan... yah... gue berantem sama dia. Dia kalah, bibir sobek, tangan biru, kaki terkilir... ya gimana. Dia cari lawan yang salah," kata Hendery dan melirik Kyra.

Sedangkan gadis itu sudah banjir air mata. Xiaojun yang melihatnya pun merasa sesak juga. Ingin memeluknya dan mengatakan maaf berkali-kali. Namun apa daya, ia tetap musuh di mata Kyra. 

Sampai kapanpun.

"Setelahnya kita bertiga mutusin ninggalin dia di ruangan itu. Gue pergi terakhir, dan pas mau pergi, dia malah mukul gue pake linggis."

Disaat itu juga, Hendery membalik tubuhnya dan mengangkat kausnya. Memperlihatkan punggung atletisnya yang terdapat luka memar yang membiru.

Kemudian ia berbalik sembari menurunkan kausnya, dan memandang Kyra lagi. 

"Kata terakhirnya, dia bilang anter dia ke elo. Gue jawab, gak lo gak dia, sama-sama suka cari perkara. Setelahnya, gue lepas kendali."

"Emosi gue udah di puncak. Gue sendiri gatau gue kenapa waktu itu," sambung Hendery sambil memeluk lengannya, ia menunduk, merasa bersalah.

"Bisa kayak gitu?" Tanya Kyra dengan alis menaik. Pandangannya menjelaskan betapa kesalnya ia pada Hendery. Hendery membuka bibirnya untuk membela diri.

"Bisa."

Namun, seseorang mencegat kata-katanya. Bukan, Xiaojun, atau Yangyang yang menjawab. Melainkan seseorang yang datang dari pintu masuk. Itu Kun, memandang datar ke arah empat orang disana.

[2]✔️Whom The Mafia? '°|| NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang