5. Monster Hippo

61 21 6
                                    

Baru saja mereka ingin memeriksanya, tiba-tiba dihadapan Kyle terlihat sosok monter kecil imut yang terbaring tak beralaskan apa apa dengan luka yang membuat monster itu tak berdaya.

"Itu apa?" Tanya Asthena dengan nada terkejut khasnya.

"Sepertinya itu adalah bayi monster." Terka Evan yang tiba-tiba terbangun sembari mengusap kedua matanya.

"Huaaa, kasihan sekali dia, dia butuh bantuan." Ucap Asthena memang memiliki sifat yang mudah mengasihani sesuatu.

"Ya, dia butuh bantuan, aku akan membantunya, aku pernah belajar untuk merawat hewan sejenis itu." Kata Eric.

"Hoamm, ada apa sih, kalian terlalu ribut, kalian mengganggu tidurku saja." Kata Evan yang juga baru terbangun.

Evan memcingkan matanya dan memperhatikan bayi monster yang tergeletak tak berdaya itu.

"Oh, sepertinya itu monster warrior, dia butuh bantuan." Lanjut Evan.

"Hm yah, langkah pertama yaitu, aku akan memperban lukanya dan Kyle tolong ambilkan daun mest dibelakang rumah itu." Kata Eric.

"Baiklah, tunggu sebentar." Kyle pun melangkahkan kakinya menuju halaman belakang rumah itu dan mulai mencari Daun Mest tersebut.

Daun mest adalah tumbuhan liar yang biasanya digunakan menyembuhkan luka bagian luar.

Tak butuh waktu yang lama, Kyle datang dengan membawa daun penyembuh itu yang sudah berada di tangannya.

"Ini daunya." Ucap Kyle dengan tangannya menyodorkan daun tersebut kepada Eric.

"Eh tapi aku tadi sempat melihat orang yang aneh, menurut pandanganku dia sedang mencari sesuatu." Tambah Kyle dengan nada misteriusnya.

"Atau jangan-jangan dia adalah pelaku yang membuat monster ini terluka." Timpal Evan.

"Sepertinya dugaanmu benar, bisa jadi banyak manusia jahat yang berkeliaran sekitar sini, kita harus menjauh dari orang itu dan mencari tempat persembunyian agar monster ini tetap aman." Kata Eric.

Setelah menemukan tempat yang aman di pinggir sungai, Eric mengobati monter itu dan memberikannya sedikit air yang tersisa dari tempat minumnya. Sementara itu, Asthena berjalan-jalan di sekitar daerah tersebut.

"Huaa ada suara air, aku merasakan jiwa ku terpanggil." Ucap Asthena dengan langkahnya tetap mencari suara mata air itu.

Tanpa aba-aba, Asthena lompat disungai itu dan seluruh pakaiannya basah kuyup.

"Huaaa, segar sekali." kata Asthena.

"Kak ayo turun juga!" Ajaknya.

"Tunggu aku astena! Jangan salah aku juga sangat mencintai air." Evan pun melompat masuk kedalm sungai itu.

"Yah kalian tahu, dari dulu aku benci air, terlebih air sungai seperti ini, tapi demi sarapan kita aku akan turun untuk menangkap ikan." Kata Kyle dengan percaya diri.

"Eric? Apakah kau tidak turun?" Tanya Asthena sambil mencipratkan air ke Kyle dan Evan yang baru saja turun ke sungai tersebut.

"Aku akan turun jika monster kecil ini sudah bangun." Ucap Eric yang masih setia menjaga monter imut itu.

Sekitar lima menit kemudian, monster itu membuka mata dan terkaget saat melihat Eric. Ia ingin lari namun monster itu belum cukup kuat untuk berlari dengan luka di kakinya.

"Hati hati, kau belum cukup kuat. Tenanglah sedikit, kami tidak akan berbuat yang tidak-tidak padamu." Ucap Eric menenangkan Monster kecil itu yang berusaha menghindar.

The Six Crystal (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang