AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!
Teriak semuanya serontak akibat kaget akan serangan dari sang naga berzirah. Asthena yang khawatir akan keadaan Evan dan Jape memaksa membuka mata walaupun kesilauan itu menyakiti matanya. Saat matanya terbuka, sebuah keajaiban tampak dihadapannya. Tak disangka cahaya itu bukan berasal dari serangan sang naga melainkan berasal dari Jape yang berubah menjadi naga berzirah perunggu.
"Ada apa ini?! Kau menggagalkan seranganku?! Rasakan ini!!" Ucap sang naga. Ia melemparkan jurus andalannya yang mematikan. Jape kemudian menangkis serangan itu dengan kekuatannya yang jauh lebih kuat.
"Hanya itu kekuatanmu? "Ucap Jape meremehkan naga itu.
Belum cukup beberapa detik, Jape langsung melancarkan pukulan tanpa henti yang membuat naga tersebut kehilangan keseimbangan lalu terjatuh. Belum puas dengan aksinya, Jape kembali melancarkan pukulan bertubi-tubi. Tak kuasa menahan serangan Jape, tak lama kemudian naga tersebut mati tergeletak begitu saja. Semuanya tampak bahagia dan bersorak-sorak ria. Tanpa mereka sadari, seseorang sengaja menjauhkan dirinya dari keramaian itu. Matanya menatap kosong pedang patahnya. Wajahnya sama sekali tak menunjukkan raut bahagia.
Selang beberapa menit, akhirnya seseorang menyadari ketidakhadiran Kyle. Matanya melirik kesana-kemari mencari sosok Kyle. Sosok itu akhirnya ia temukan terduduk di sebuah batu besar yang tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.
"Kyle, apa kau tidak apa-apa?" Tanya Asthena yang menghampiri Kyle.
"Kau tahu, Asthena. Pedang ini seakan sudah menyatu denganku." Tutur Kyle yang masih menatap pedang itu.
DI SISI LAIN,
"Wah, Jape kau sudah berevolusi! Aku turut bahagia, tapi kau sudah tidak imut lagi" Ucap Evan terkekeh.
"Jape masih imut kok." Sanggah Jape sambil tertawa kecil.
"Kau sangat hebat, Jape. Pertempuranmu tadi sangat keren." Puji Eric.
"Hippo sudah tidak bisa main dong sama Jape." Ucap Hippo termenung.
Percakapan yang tampak seru itu akhirnya mengundang Kyle kembali dan membuatnya lupa dengan kejadian pedangnya.
~~~~~~~~~~
Semuanya memutuskan untuk kembali ke dalam gua peristirahatan mereka karena belum mendapat petunjuk apapun dari shield.
"Sebaiknya kita tidur dulu, hari semakin menggelap. Aku yakin besok akan menjadi perjalanan yang panjang." Kata Kyle.
"Baiklah, selamat malam Eric, Evan, Kyle. Kau juga Hippo dan Jape naga lucuku." Ucap Asthena yang bersiap untuk berlayar dalam lautan mimpinya.
~~~~~~~~~~
Keesokan paginya, Asthena dikejutkan dengan suara Eric yang sangat-sangat mengganggu dan ribut. Mulutnya tak berhenti menanyakan tujuan mereka selanjutnya.
"Eric, apa kau tahu jika kau sangat cerewet?" Kata Asthena sebagai kalimat pertama yang terlontar dari mulutnya saat bangun.
"Asthena, apa yang sekarang kita lakukan? Kemana kita harus pergi?" Tanya Eric lagi.
"Aku juga tidak tahu, Eric. Shield belum pernah nampak sejak aku tersadar. Padahal biasanya Shield selalu ada disampingku." Tutur Asthena.
Seketika itu mata Eric teralih ke leher Asthena. Dirinya terkejut mendapati kalung Asthena yang menghilang.
"Asthena, kalung mu--" Kata Eric spontan.
Mendengar itu, Asthena langsung meraba-raba lehernya, berharap kalungnya masih melekat dilehernya. Namun nihil, kalung Asthena benar-benar lenyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Six Crystal (Tahap Revisi)
Fantasy"Asthena, aku tahu aku seharusnya tak memiliki perasaan ini kepadamu-tapi perasaan ini tak bisa hilang walaupun kucoba untuk membuangnya jauh-jauh." Eric menggenggam lengan Asthena yang hendak meninggalkan Eric. "Maaf." Asthena melepaskan cengkraman...