Kyle, Asthena, Eric, Evan, Hippo, dan Jape pun meninggalkan istana. Baru saja berlalu beberapa meter dari gerbang utama, Asthena benar-benar bisa merasakan bahwa para prajurit yang melintas sedang menatap sinis mereka semua."Kira-kira ada apa dengan mereka, ya?" Bisik Asthena di telinga Kyle.
"Hiraukan saja mereka." Kata Kyle santai.
Perjalanan terus dilanjutkan, menyisakan Asthena yang tengah penasaran dengan tatapan sinis para prajurit tadi. Benar-benar membingungkan. Padahal mereka berenam tak melakukan sesuatu yang salah. Lamunannya ia buyarkan karena harus fokus dengan perjalanan selanjutnya.
Mereka pun berjalan cukup jauh. Kyle menghentikan perjalanan mereka sejenak seraya bertanya pada Asthena ke arah mana lagi yang harus mereka tempuh. Asthena yang baru saja sadar belum berkomunikasi dengan shield sejak tadi pun memanggil shield ke hadapannya.
"Hai, shield! Kemana kita harus pergi sekarang?" Tanya Asthena.
"Kau dan ketiga saudaramu memiliki misi selanjutnya di Istana Negeri Wartland." Ujar shield.
Ketiga saudaranya itu duduk sembari menunggu kabar dari Asthena.
"Apa yang kalian tunggu? Ayo jalan! Kenapa diam saja?" Seru Asthena yang telah selesai berbincang dengan shield.
"Thena, kau pikir kami bisa mendengar shield?" Protes Evan.
"Ohh iya, hampir lupa." Ujar Asthena cekikikan sendiri.
"Ulalaa, masih muda sudah pikun saja." Ceplos Hippo.
"Hei, Asthena itu tidak pikun. Dia hanya pelupa." Bantah Jape.
"Memang apa bedanya?" Tanya Hippo dengan raut wajah yang polos.
"Makanya Hippo sekolah. Mana aku tahu, kan. Tanya saja pada Eric." Ucap Jape
Melihat perdebatan Hippo dan Jape mengenai perbedaan pikun dan pelupa tak kunjung usai, Asthena merasa terpaksa harus berlutut dan memarahi menegur keduanya.
"Kalian pikir aku sudah tua?! Aku tidak lupa, kau tahu? Kukira kalian sudah bisa mendengarkan shield. Dan yang terakhir, aku tidak sepikun itu. Masalah pelupa dan pikun itu tidak ada bedanya, kok." Celoteh Asthena geram.
Hippo dan Jape seketika tersentak. Keduanya berlari dan bersembunyi di belakang tubuh Kyle yang tegap.
"Wahh, ternyata kalau marah, Asthena bisa semengerikan itu, yaa." Canda Evan melelehkan suasana.
"Sudah sudah. Sekarang, kita harus lanjut berjalan. Jadi, kemana kita harus pergi, Thena?" Tanya Kyle.
"Kata shield, kita harus pergi ke daerah Wartland." Jawab Asthena.
"Baiklah, tunggu apa lagi? Ayo berangkat!" Ucap Hippo antusias.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan panjang yang akan mereka tempuh. Keenamnya terus berjalan menjauh dari Istana Gress dan berjalan ke arah timur.
~~~~~
Tak terasa perjalanan mereka telah berlangsung cukup lama. Sang surya telah terbenam di pelukan malam yang kelam. Kini tiba saatnya rembulan menampakkan sinarnya untuk menyinari sosok yang memeluk sang surya itu.
"Kak, hari sudah gelap. Mari kita cari tempat peristirahatan." Ajak Asthena sembari menatap langit yang ditaburi bintang-bintang.
Kini giliran Evan dan Eric yang berkeliling mencari tempat yang layak untuk dijadikan lokasi camp malam ini. Tak terasa waktu berjalan cukup lama, Evan menemukan sebuah lahan kosong yang cukup bersih dan layak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Six Crystal (Tahap Revisi)
Фэнтези"Asthena, aku tahu aku seharusnya tak memiliki perasaan ini kepadamu-tapi perasaan ini tak bisa hilang walaupun kucoba untuk membuangnya jauh-jauh." Eric menggenggam lengan Asthena yang hendak meninggalkan Eric. "Maaf." Asthena melepaskan cengkraman...