23. Nyawa Evan

23 5 1
                                    

Mereka bertiga kemudian semakin mendekati sumber cahaya yang hanya dilihat oleh Evan dan betapa terkejutnya mereka saat melihat benda yang bercahaya itu

"Apa ini?"

-------------------------

"Kalung Crystal?" Ucap Evan yang terkejut melihat kalung itulah yang menarik perhatiannya sedari tadi.

"Iya. Ini adalah kalung yang selama ini diincar oleh Tenebris, tetapi setiap seseorang berhasil mengambilnya, orang itu meninggal secara tiba-tiba dan kalung ini akan kembali ketempatnya semula. Hanya pemilik sejatinya yang bisa mengalungkan kalung ini di lehernya. Jika tidak, siap-siap saja jiwanya akan dirampas oleh kalung ini." Jelas Zavier sambil menghela napas.

"Hey, kalian! Kemarilah! Lihat apa yang baru saja kami temukan!" Teriak Evan memanggil semuanya.

"Apa yang kau temukan?" Tanya Eric sambil berlari kecil ke arah Evan dan Zavier.

"Kalung Crystal." Ucap Evan.

"Waaaahhh, kau akan segera memiliki kalung seperti kita, Evan." Tutur Asthena.

"Tapi jika Evan bukanlah pemiliknya, nyawanya bisa saja terenggut." Tutur Zavier agak khawatir.

"Tapi aku sangat yakin itu kalung yang diberikan alam untukmu, Evan. Naluriku berkata begitu." Ucap Asthena.

"Bagaimana kalau itu bukan kalung Evan?" Tutur Zavier makin khawatir.

"Tapi, Jape yakin itu kalung untukmu, Evan. Bukankah tadi hanya dirimu yang mampu melihat cahaya kalung itu?" Ucap Jape ikut meyakinkan Evan.

"Buktinya semakin kuat bahwa itu adalah kalungmu, Evan. Jangan khawatir." Tutur Eric.

"Kalau begitu silahkan coba, tapi aku tak ingin bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi." Ujar Zavier.

Akhirnya, dengan ragu-ragu Evan memutuskan untuk mencobanya. Tiba-tiba cahaya yang amat sangat terang menyinari seisi gua, ditambah angin kencang yang ikut berhembus masuk ke dalam.

Ssiiiiiiiiiinggggg!!!

Cahaya itu lalu membuat Evan tak sadarkan diri. Semua orang menjadi panik dan mulai menyalahkan diri masing-masing karena telah meyakinkan Evan mencoba kalung itu.

"Evan? Evan!!" Teriak Eric berusaha membangunkan Evan.

"Sadarlah!!" Ucap Kyle ikut mengguncang-guncangkan tubuh Evan.

"Kak Evan, maafkan diriku. Kumohon sadarlah." Ucap Asthena.

Tak terasa, air matanya mengalir. Perasaan bersalah benar-benar menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Jika kau tidak akan bangun, sebaiknya aku pulang saja ke rumah kakek dan hidup seperti biasa." Lanjut Asthena.

Asthena terus menangis di samping Evan. Ia pun hendak memeluk kakaknya itu. Secara tak sengaja, kalung crystal milik Asthena menyentung kalung crystal yang terkalung di leher Evan. Kejadian luar biasa pun terjadi.

Tubuh Evan tiba-tiba melayang. Peri-peri kecil mengelilingi tubuhnya. Cahaya terang pun terpancar, membutakan semua orang yang berada di gua saat itu.

Saat pengelihatan mereka semua kembali, terlihat Evan yang sedang berdiri dalam keadaan sadar dan tersenyum lembut.

"Hei, kau benar-benar menakuti kami semua." Ucap Eric yang kemudian memukul bahu Evan.

Evan hanya terkekeh.

"Akhirnya kau sadar." Ucap Asthena yang langsung memeluk Evan dengan erat.

"Maafkan diriku ya, Evan. Telah membuatmu pingsan." Ucap Eric.

The Six Crystal (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang