"Tapi kek, apa hubungannya dengan kejadian ini?" Tanya Kyle.
"Setelah Kalian berempat meninggalkan rumah,Kalian kuperintah untuk berpetualang, bukan? Saat itu tidak lain dan tidak bukan karena diriku ingin kalian menemukan petunjuk tentang diri dan masa lalu kalian sebenarnya. Namun sekitar setengah jam setelah kalian meninggalkan rumah, lima pria yang kuyakini Sabatour datang dan menggeledah rumah. Tapi karena sepertinya target pencarian mereka tak ditemukan, mereka lalu menghancurkan seisi rumah dengan membabi buta. Kakek langsung menyelinap keluar dari rumah melalui pintu belakang dan bersembunyi. Kemudian secara tak sengaja, kakek mendengar salah seorang dari mereka yang berbicara mengenai Eric. Katanya, mereka telah lama mencari Eric tapi mereka baru saja menemukan bahwa ia tinggal bersamaku beberapa hari sebelum hari itu. Kemudian, kakek juga mendengar bahwa mereka mencari Eric karena ia merupakan anggota ketujuh Sabatour." Jelas kakek dengan terperinci.
"Tidak heran saat kami pergi, kami melihat sebuah ledakan di dekat rumah kakek." Tutur Asthena.
"Jadi.. Eric adalah sabatour." Ucap Evan mengangguk mengerti.
"Sabatour?" Tanya Kyle yang masih tak paham.
"Iya, Sabatour adalah tujuh pendekar dari desa Sogo yang memiliki kelebihan untuk meningkatkan kekuatan penggunanya dalam waktu yang sangat singkat. Kemungkinan kekuatan Eric baru bangkit karena reflek pertahanan dirinya. Dugaanku saat itu Eric sedang diserang mendadak oleh seseorang yang kemudian tak sengaja membangkitkan kekuatan Sabatour itu dan membuatnya diambil alih oleh sisi lain dirinya. Lalu Eric kembali normal saat ia tak sengaja menyerang Asthena karena jiwa Eric yang asli tak sanggup menyakiti Asthena. Yah, hanya itu yang bisa kusimpulkan saat ini." Jelas Evan.
"Tapi, waktu itu Eric tampaknya ingin merebut gulungan rahasia Alaileen. Apa maksudnya? Apakah itu keinginan jiwa Eric yang sebenarnya?" Tanya Zavier.
"Gulungan rahasia?" Tanya Eric.
"Kau tak mengetahuinya? Padahal kau sampai mengamuk saat meminta benda itu." Ucap Kyle cuek.
"Sudah jelas bahwa tubuh Eric saat itu dikuasai oleh jiwa kekuatannya dan dalang dari penyerangan Eric." Ucap Evan mengangkat kedua bahunya.
"Apakah aku melakukan semua itu? Maafkan diriku, aku tak akan pernah memaafkan diriku ini." Ucap Eric dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Itu bukan salahmu, Eric. Lagipula kita akan bersama-sama menangkap pelakunya." Tutur Zavier.
"Eric, kakek memiliki satu permintaan untukmu. Kau harus pergi bersama Sabatour lainya, namun jadilah Sabatour yang baik." Ucap kakek kepada Eric.
"Tapi, kek!" Sanggah Eric.
"Sebelum Sabatour lainnya semakin membabi buta hanya untuk mencarimu!" Ucap kakek dengan tegas.
"Tapi, kek." Sanggah Eric lagi.
"Kau tak bisa terus pergi bersama Kyle, Evan, dan Asthena. Kau bisa saja membahayakan nyawa para guardian karena kau tak sama seperti mereka." Tutur kakek lagi.
"Guardian?" Tanya Evan yang untuk pertama kalinya tidak tahu akan sesuatu.
"Kakek tak bisa menjelaskannya. Carilah jawabannya sendiri. Lakukan hal yang semestinya kalian lakukan. Kakek sudah harus pergi." Ucap kakek lalu langsung meninggalkan kamar Eric.
Setelah pertemuan dengan kakek yang penuh dengan kisah itu, Kyle, Evan, Eric, Asthena, dan Zavier berusaha untuk beristirahat, namun perkataan-perkataan dari kakek menghantui pikiran mereka semua. Karena pikirannya yang terlalu penuh akan Sabatour dan Guardian, Evan kemudian mengajak Zavier keluar untuk berbicara.
"Kyle, antarkan Asthena beristirahat. Aku dan Evan keluar dulu." Ucap Zavier yang dibalas oleh anggukan dari Kyle.
"Eric, tetaplah disini. Kau masih butuh istirahat." Ucap Evan saat keluar dari kamar Eric.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Six Crystal (Tahap Revisi)
Fantasía"Asthena, aku tahu aku seharusnya tak memiliki perasaan ini kepadamu-tapi perasaan ini tak bisa hilang walaupun kucoba untuk membuangnya jauh-jauh." Eric menggenggam lengan Asthena yang hendak meninggalkan Eric. "Maaf." Asthena melepaskan cengkraman...