busy

1.1K 199 7
                                    

Happy reading













Hari demi hari berlalu. Tibalah hari keberangkatan jennie ke paris. Wajahnya tampak begitu lesu karena sebentar lagi akan jauh dengan kekasihnya. Seminggu yang lalu jisoo terpaksa mengambil cuti atas perintah jennie. Gadis itu meminta jisoo untuk mengambil cuti agar dapat bermanja manja ria sebelum ia pergi jauh dari jisoo. Kini mereka sudah berada di bandara. Sedari tadi jennie tidak mau melepaskan pelukannya dari tubuh jisoo. Hal ini membuat bobby terus terusan meledeknya. Wajah jennie makin lesu karena ledekan dari saudaranya itu.


"Sayang bobby meledek ku" adu jennie dengan bibir manyun. Jisoo tersenyum mengelus lembut puncak kepalanya.

"Sebenarnya dia itu tidak mau kau tinggal makanya dari tadi dia meledek mu terus" jisoo mengecup pelipis jennie lalu mengusap pipi tembam kekasihnya

"Perlu kalian tahu kalau bermesraan di depan orang yang tidak punya kekasih adalah sebuah kejahatan" jennie menatap tajam ke arah bobby "oke oke lebih baik aku beli minuman dari pada menonton adegan drama seperti tadi" bobby melenggang pergi menuju cafe yang tak jauh dari tempat mereka berdiri

"Aku tidak mau pergi" ucap jennie terkekeh lemah

"Ya sudah ayo kita pulang saja" jisoo bisa merasakan jennie menggeleng di dalam pelukannya

"Tapi sayang kalau kesempatan ini tidak di ambil" jennie menghelas nafas berat

"Jangan karena bertunangan denganku kau jadi malas untuk memperjuangkan cita cita mu,kau harus semangat kalau nanti kau kehilangan semangat ini yang perlu kau ingat bahwa aku tidak akan mau menikahi orang yang malas memperjuangkan cita cita nya sendiri mengerti?" Jennie mengangguk jisoo mengeratkan pelukannya. Menghujani puncak kepala jennie dengan kecupan kecupan manisnya.


Bobby kembali dengan membawa ice americano di tangannya. Tak lama kemudian terdengar pengumuman untuk penumpang dan jennie untuk masuk ke dalam pesawat. Meski berat berjauhan dengan jisoo tapi jennie mau tidak mau harus tetap pergi.






*****




Hari berganti menjadi minggu. Minggu berganti menjadi bulan. Tak terasa sudah 6 bulan lamanya jisoo dan jennie di pisahkan oleh jarak. Mereka masih berkomunikasi rutin seperti biasa. Sebelum jennie tidur biasanya mereka akan melakukan video call jika tidak jennie akan terus terjaga hingga pagi sungguh aneh bukan.






Drrrt drrrt



"Halo sayang"

"Hai honey" jisoo menahan ponselnya dengan pundak karena tangannya sibuk mengerjakan dokumen pasiennya

"Kau sibuk ya? Dari tadi tidak satupun pesan ku di baca"

"Mianhae dari pagi aku sudah sibuk dengan jadwal operasi sampai tidak sempat memberi kabar padamu" tanpa melihat jisoo tahu pasti disana jennie sedang cemberut dengan bibir manyunnya

"Akhir akhir ini kau selalu sibuk sampai lupa denganku,aku tidak suka" 2 minggu belakangan pekerjaan jisoo memang banyak bahkan dirinya terpkasa lembur dan terkadang menginap di rumah sakit. Dengan fisik dan pikiran yang lelah tanpa sadar jisoo mengabaikan kekasihnya

"Kau tahu kan kalau aku...."

"Menabung demi pernikahan kita? Aku tahu itu kim jisoo" jisoo selalu mengatakan alasan itu sampai jennie mengafalnya "aku hanya ingin kau luangkan sedikit saja waktumu untuk ku meski hanya 5 menit aku akan amat senang" jisoo menutup dokumen di hadapannya lalu memijat pelipisnya. Kepalanya terasa bedenyut setiap kali mereka berbicara di telepon jennie selalu membahas hal ini. Jisoo paham jennie ingin di perhatikan tapi apa harus jennie selalu membahasnya. Hal ini membuat jisoo urung mengungkapkan rindu.

"Aku akui akhir akhir ini aku sibuk sampai melupakan mu tapi apa harus setiap kita berbicara harus membahas ini? Aku rasa lebih baik kita memanfaatkan waktu ini untuk membicarakan hal lebih menyenangkan seperti rencana pernikahan kita atau yang lain"

"Aku sudah membuat rancangan gaun yang aku mau dan tuxedo untuk mu,mau melihatnya?"

"Boleh"

Jennie mengalihkan telepon menjadi video call. Bisa jisoo lihat jennie tengah mencari gambarannya di laci. Setelah itu jennie kembali duduk di depan ponselnya sambil membalik lembar demi lembar kertas gambarnya.

"Bagaimana kau suka? Kalau tidak aku bisa menggantinya sesuai keinginan mu" jisoo menggeleng keras

"Apapun itu aku akan suka asal kau yang membuatnya" jisoo tersenyum manis senyuman itu menular pada jennie. Sudah beberapa hari ia tidak melihat senyum di wajah tampan jisoo.

"Untuk dekorasinya aku mau...." jennie menghentikan kalimatnya ketika melihat jisoo memberinya tanda untuk menunggu sebentar. Jisoo tampak sedang berbincang dengan seseorang entah apa yang mereka bicarakan.

"Hey honey mungkin kita bisa membicarakannya lagi nanti aku harus melakukan operasi mendadak maaf,bye i love you jen" belum sempat jennie membalas kalimat terakhir yang di ucapkan jisoo layar ponselnya sudah berubah menandakan panggilan sudah terputus

"I love you to" ucap jennie dengan suara pelan nyaris berbisik







*******

Setelah menyelesaikan kegiatannya jennie menyempatkan berbelanja kebutuhannya di supermarket di temani Jessie temannya di tempat ia belajar tentang fashion design.


"Bagaimana kabar tunanganmu?" Tanya jessie sambil mendorong troli di belakang jennie

"Kau pasti tahu jawabannya" jennie memasukkan beberapa kotak sereal ke dalam troli

"Gez aku heran kenapa kau masih bertahan dengannya"

"Simple,because i love him"

"Simple as that?"

"Yeah" jennie tersenyum ke arah jessie sebelum melajutkan langkahnya

"Masih banyak laki laki yang mau denganmu dari pada menunggu tunangan mu yang sibuk itu lebih baik kau cari yang baru saja bagaimana?"

"No thanks my love jessie" jennie menepuk pipi jessie "ayo ke kasir" jessie mengikuti langkah jennie sampai di meja kasir

"Ayolah jen biar ku carikan orangnya aku jamin dia tidak akan mengecewakan mu,kau tahu kan selera ku seperti apa" jennie hanya tersenyum menanggapi celotehan jessie






























Maap klo ada typo

I Can't Feel My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang