goodbye my love

1.8K 189 3
                                    

Happy reading


























Bobby menjelaskan semua yang ia ketahui pada jennie. Setelah mengetahui semua yang terjadi. Jennie semakin merasa bersalah pada jisoo. Mendadak ia membenci sikap pengecut appanya yang malah lari dari masalah. Jennie pergi dari rumahnya, tak mau bertatap muka dengan appa nya.


Hari ini jennie pergi ke apartemen jisoo berniat meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka. Ketika sampai di depan pintu ia mendadak ragu. Takut jisoo tak mau bertemu dengannya dan mengusirnya. Setelah mengumpulkan keberanian jennie memencet beberapa digit nomor membuat pintu di hadapannya terbuka. Jennie sedikit bernafas lega jisoo belum mengubah password  apartement nya.


“Selamat pagi"


Jennie tersentak kaget mendapati jisoo sedang berdiri memegang segelas air menghadap ke arahnya.


“Pagi"


“Kau sudah sarapan?”


Jennie menggeleng


“Sini biar ku buatkan sarapan dulu”


Jisoo menarik satu kursi di meja makan mempersilahkan jennie duduk disana. Jennie menurutinya, memperhatikan jisoo yang sedang memakai celemek.


“Jisoo aku kesini mau--"


“Kita bicarakan nanti setelah sarapan"


Jisoo memakai celemeknya bersiap memasak. Jennie duduk diam di meja makan,matanya tak lepas dari Jisoo. Di bawah meja jennie memainkan jari jemari nya karena gugup.


“Good morning…oh sorry eomma memberi ini untuk mu aku pergi dulu dah" soojung meletakkan bungkusan di atas meja lalu secepat kilat pergi tak mau mengganggu jisoo dan jennie


“Dia sering berkunjung kesini?” Tanya jennie penasaran mengingat tadi soojung masuk begitu saja artinya ia mengetahui password apartement jisoo


“Lumayan,kadang dia pergi ke club bersana bobby dan berolahraga bersama ku”


Jisoo menaruh seporsi nasi goreng ke atas piring. Meletakannya di depan jennie.


“Kau bagaimana?”


“Aku sudah makan tadi"


Jisoo mengamati jennie dengan seksama. Menikmati momen dimana ia masih bisa melihat jennie dengan leluasa. Mendadak ia sedih mengingat status mereka.


“Aku tahu kedatangan mu kesini untuk apa"


“Jisoo"


“Beri waktu aku berbicara,kau boleh berbicara kalau makanan mu sudaah habis" jennie meneruskan makannya sambil mendengarkan jisoo “Jangan meminta maaf untuk semua yang terjadi,kau tidak salah sama sekali jen"


“Aku sudah memaafkan appamu sungguh hanya saja aku kecewa dengan sikapnya,itulah mengapa aku marah dan tidak bisa mengendalikan diriku kemarin"


“Dan jangan meminta untuk kembali,kita sudah berpisah kau yang memutuskannya sendiri kemarin” mata jisoo makin sendu “aku bisa memaafkan appamu tapi tidak bisa kembali, kau harus janji untuk terus bahagia dan jangan pernah biarkan siapapun untuk menyakitimu”


“Sekarang aku sudah tidak bisa membuatmu bahagia dan melindungi mu lagi itu sudah bukan tugas ku, kau harus melakukannya sendiri atau cari seseorang yang bisa melakukannya untukmu itu akan lebih baik"


Jisoo berdiri di belakang jennie. Merangkul tubuh mungil jennie ke dalam pelukannya.


“Aku akan selalu mengingat semua hal tentang mu jen,kau adalah kenangan terindah dalam hidup ku" jennie menggigit bibirnya menahan tangis “menikahlah dengan pria yang baik dan menyayangimu lebih dari yang ku lakukan, aku harap nanti kau punya anak perempuan yang sama cantiknya denganmu"


“Kenapa tidak kau saja yang menjadi pria baik itu?”


“Aku sudah melanggar janji ku dan memukul appa mu itu artinya aku bukan pria baik lagi, kau tidak boleh menikah dengan pria yang tidak baik"


Hati jisoo terasa perih ketika merasakan air mata jennie menetes jatuh ke lengannya.


“Aku akan selalu mencintai mu"


Jisoo mencium puncak kepala jennie. Menghirup dalam dalam harum rambut jennie yang selalu menyengarjan pikirannya. Jisoo harus menyimpan memori ini dengan baik.

"Aku membenci mu"

Tidak selaras dengan apa yang diucapkan bibirnya. Jennie balik memeluk jisoo. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang jisoo. Memukul punggung pria di hadapannya berkali kali mengutarakan kekesalannya sekaligus rasa sayangnya.









I Can't Feel My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang