Mencair

95 5 0
                                    

Sekolah sedang disibukkan dengan persiapan acara pensi. Bintang menjadi salah satu panitianya. Hampir setiap hari dia harus pulang sore karena ada rapat persiapan. Padahal biasanya dia pulang sore hanya setiap hari Selasa dan Kamis karena latihan volly.

Karena pulang sore, Bintang jadi lebih sering bertemu secara face to face dengan Dioz. Dioz setiap hari memang selalu pulang sore, selain karena latian sepakbola, dia sering menghabiskan waktu dengan nongkrong bersama teman-temannya dari mulai adik kelas hingga kakak kelas. Tak hanya sekedar nongkrong, Dioz juga merokok. Itu yang membuat Bintang dulu sering uring-uringan. Dioz yang bandel, tidak peduli dengan nilainya walau tidak jelek-jelek amat sih sebenernya. Tapi tetap saja waktunya hanya dihabiskan untuk hal-hal yang kurang penting. Dioz memang selalu mengantar pulang Bintang lebih dulu waktu pacaran dulu, lalu dia kembali ke warung belakang sekolah lagi yang jadi tempat nongkrong favorit anak-anak cowok. Kadang kalau Dioz sore harinya mampir ke rumah Bintang, dan pada akhirnya dia akan tertidur di sofa karena kecapekkan.

Siang ini Dioz dan Bintang tak sengaja bertemu di depan warung belakang sekolah. Bintang lewat situ karena akan fotokopi di sebelah warung itu. Bintang berjalan agak cepat karena dia risih kalau harus melewati anak-anak cowok yang lagi nongkrong disitu. Tapi Dioz sudah terlanjur melihatnya. Dioz berjalan menghampiri Bintang di tempat fotokopian.

" Bi." panggil Dioz.

Bintang hanya menengok sekilas.

"Fotokopi apa? " tanya Dioz memecah keheningan. Untung Dioz tanyanya begitu, coba kalau tanyanya lagi fotokopi ya, kan ketahuan banget kalau basa basi ;p

" ini brosur bazar pensi. "jawab Bintang singkat.
Dioz hanya manggut-manggut sambil berpikir ngomong apa lagi ya.

" Jangan terlalu diforsir Bi, nanti kamu sakit. " ucap Dioz kalem.

Bintang sedikit kaget dengan ucapan Dioz, walau dalam hati senang juga Dioz masih perhatiannya padanya.

" Iya yoz, makasih. "jawab Bintang akhirnya.
" Nanti pulang jam berapa Bi? "tanya Dioz lagi.
" Mungkin habis ini" jawab Bintang.
"Naik ojek?" tanya Dioz lagi.

Ni anak habis makan apa sih,bawel banget hari ini? Batin Bintang padahal seneng. Bintang hanya mengangguk.

"Pulang bareng mau? Ya daripada kamu bayar ojek kan mending kamu bayar aku aja, dibayar kue bikinannya bik sumi aku juga mau. "cerocos Dioz yang makin membuat Bintang memandang heran ke Dioz.

" Lo habis makan apa sih? Cerewet banget tumben. " ledek Bintang

Dioz tertawa mendengar ejekan Bintang, tapi dalam hati dia senang karena Bintang sudah sedikit rileks ketika ngobrol dengannya.

" Makan orang cantik. " jawab Dioz cuek.

Bintang terbahak. Dia seperti dejavu. Sudah lama sekali dia tidak tertawa seperti ini bersama Dioz.

" Gak usah Yoz, thanks anyway, Gue pulang sendiri aja. Tar ada yang marah lagi kalo elo nganterin gue pulang. "tolak Bintang.

" Siapa yang berani marah sama aku? Kecuali kamu sih. " jawab Dioz sambil senyum.

" Yeei.. Gue gak pernah marah ya sama lo" elak Bintang.

"Iyaa.. Kamu emang selalu baik sama aku Bi. " ucap Dioz.

Lalu keheningan kembali hadir diantara mereka. Bintang memutuskan menyudahi obrolan ini, atau akan berkepanjangan dan hal yang tidak di inginkan bisa terjadi.

" Oke deh Yoz, gue balik ke sekolah dulu ya, bye. " pamit Bintang.

Dioz mengangguk pasrah. Untuk kesekian kalinya dia gagal merayu Bintang untuk pulang bersamanya.

Di kejauhan terlihat Tiara dengan wajah yang kalau digambarkan dalam serial film udah kaya kepiting rebus yang keluar asapnya. Dia menghentakkan kakinya sebal. Rasa cemburu telah membuatnya seperti itu.

My Lovely EksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang