Pertemuan Setelah Perpisahan

143 6 1
                                    

Dengan lunglai Bintang berjalan menuju kelas 11D di ikuti Dena. Setelah masuk kelas, Bintang melongokkan kepalanya untuk mencari bangku yang masih kosong. Untung belum banyak yang pada ke kelas, jadi masih bisa leluasa memilih deretan bangku yang sesuai.

Bintang memilih bangku tengah-tengah. Dia lalu meletakan tasnya dan juga pantatnya dengan malas-malasan.

"Bi.. Lo udah tau belom kalo Dioz sekelas ama kita? Tanya Dena.
"Tau." jawab Bintang cuek.
"Lo kok santai aja sih? Selidik Dena.

Bintang menghela nafas. "Ya emang gue harus gimana? Panik? Ngambek gak mau sekolah?" jawab Bintang asal.
"Ya gak gitu juga kali, kan baru dua bulan lalu lo putus sama dia. "ucap Dena
" Ya males sih sebenernya tau sekelas ama dia, tapi kan gue gak bisa ngapa-ngapain, mau protes ke guru juga gak bakal di dengerinlah, cuma gara-gara sekelas ama mantan trus minta pindah. Cemen tau. " jelas Bintang panjang lebar.

Tak lama kemudian terlihat seorang cowok tinggi atletis memasuki kelas Bintang.

" Panjang umur deh tu orang,tau aja lagi di omongin eh dianya nongol kaya ondel-ondel." sungut Dena.

Bintang hanya tertawa menanggapi sahabatnya yang bawel ini. Tapi juga agak dag dig dug ketika Dioz mulai mendekati bangkunya. Bukannya kenapa-kenapa sih, hanya bingung saja mau ngomong apa.

Dioz memilih bangku paling pojok belakang sendiri. Ciri khas cowok cuek, sedikit bandel.

"Hai Bi, Den."sapa Dioz.
"Eh hai. "jawab Bintang kaget tiba-tiba disapa oleh Dioz.
" Hai. " lanjut Dena juga sambil nyengir.
" gue keluar dulu y. "lanjut Dioz sambil berjalan keluar kelas.

Setelah Dioz menghilang, " Lo tahan setahun bakalan kaya gini Bi? "tanya Dena.
" Hiperbol Lo! Gue aja nyantai ngapain lo yang panik sih, biarin aja ngalir, toh kita kan masih temenan, putus bukan berarti musuhan kan, dulu temen sekarang juga temen. " jelas Bintang yang sebenarnya hanya menghibur dirinya sendiri.

Jujur Bintang kangen sama Dioz, mantan pacarnya sewaktu kelas 10 dulu. Mereka pacaran hanya bertahan kurang lebih 5 bulan. Dan mereka putus 2 bulan sebelum kenaikkan kelas.

Sebenarnya masalah sepele yang membuat mereka putus. Dioz tipe cowok yang cuek, bebas, tak ingin dikekang. Bintang juga bukannya cewek yang posesif, tapi wajar kan sebagai pacarnya kalau dia melarang Dioz untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti merokok, bolos, nongkrong dengan teman-teman yang agak berandalan. Mereka berdua sama-sama masih puber, masih saling mementingkan ego masing-masing.

Kala itu Dioz yang meminta putus. Dengan alasan dia tidak ingin dikekang. Bintang hanya bisa mengiyakan. Karena dia juga bukan tipe cewek yang merengek-rengek karena cinta. Dia sudah berusaha menjadi pacar yang baik, perhatian. Tapi ternyata justru jadi boomerang buat dia. Dia bukan bucin alias budak cinta, yang kalau putus seakan dunia akan berakhir. Bintang tetap menjalani aktivitas seperti biasa, prestasinya juga tidak terganggu.

Semenjak putus mereka jarang berkomunikasi, hampir tidak pernah malah. Dioz sibuk dengan teman-temanya dan juga kegiatan sepak bolanya. Hanya bertegur sapa seperlunya ketika tak sengaja berpas-pasan.

Tapi jauh di lubuk hati Bintang, dia masih sayang cowok itu. Bukan hal yang mudah untuk memenangkan hati seorang Bintang. Banyak temen-temen cowoknya yang berusaha mendekati. Bahkan kakak kelaspun juga silih berganti untuk mencoba meminang hatinya. Tapi pilihan Bintang justru jatuh kepada Dioz. Cowok cuek, sedikit slengean, dengan garis wajah yang tegas, jago sepak bola tapi tidak jago urusan pelajaran. ;)

Dioz Naratama si irit bicara. Tetapi sekali bicara suaranya membuat nyaman. Dan walau cuek dia sebenarnya perhatian ke orang yang disayang. Mungkin daya tariknya disitu kali ya. Cuek tapi penyayang.

Back to sekarang, yang berlalu biarlah berlalu, belum jodoh batin Bintang. Tak ada yang perlu disesali. Kenangan manis yang hanya sebentar bersama Dioz akan tersimpan baik-baik di dalam hatinya.

My Lovely EksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang