Menghindar

90 6 0
                                    

Selama kelas meeting Bintang jarang berada di kelas. Dia juga berusaha tidak bertemu Dioz. Untungnya Dioz sedang sibuk tanding sepakbola jadi mereka jarang bertemu.

Hingga akhirnya hari jumat pun tiba, para orang tua wali murid hadir ke sekolah untuk mengambil rapor anaknya masing-masing. Sebagian siswa menemani orang tua mereka. Tapi tak terlihat Bintang, hanya ibunya saja yang hadir ke sekolah.

" siang bu. "sapa Dioz.
" eh kamu yoz, siang.. Udah rapotan kamu? "tanya ibu Bintang.
" udah bu, barusan mama saya pulang. " jawab Dioz.
" wah kirain bisa ketemu disini, gak taunya ibu telat ya. " ucap ibu.
" hehehe.. Mama tadi buru-buru bu, karena harus ke sekolah adik saya. " jelas Dioz. Oiya Bintang gak ikut?" lanjut Dioz
" loh gak pamitan sama kamu to? Ibu Bintang malah balik bertanya.
" pamitan? Engga tu bu, emangnya Bintang kemana? " tanya Dioz kaget.
" Bintang ke jogja, berangkat kemarin malam naik kereta.

Dioz merasa bahwa Bintang benar-benar menghindarinya. Padahal sebelum kejadian Tiara memeluknya, mereka sudah mulai dekat kembali.

" boleh minta alamatnya di jogja bu? " tanya Dioz.
Ibu Bintang tersenyum penuh arti." Nanti ibu kasih, ibu ambil rapor Bintang dulu ya." jawab ibu.

Dioz tersenyum sambil mempersilahkan ibu Bintang untuk masuk kelas.

Dioz duduk di kursi depan kelasnya. Kemudian datang Dena lalu duduk di sebelah Dioz.

" hai yoz. Gimana nilai lo?"Sapa Dena
" ya segitu-gitu aja Den, lo kan tau kapasitas otak gue. " canda Dioz.
" yoz, gue mau nanya soal Bintang boleh? Tanya Dena ragu.
Dioz hanya mengangguk.

" lo sebenarnya gimana sih sama dia, jangan dibuat main-main dong, dia udah bisa nerima lo dekat lagi dengan dia malah lo pelukan sama Tiara. " cecar Dena.

Dioz menghela nafas pelan." gue gak main-main den. Gue masih sayang sama dia. Sayang banget malah. Gue baru ngerasa setelah gue putus dari dia. " jawab Dioz.

" trus kenapa lo masih aja deket sama Tiara? " tanya Dena.

" entahlah tu anak, kaya nenek lampir aja gentayangan dimana-mana. Gue kemana, dia ada. Pusing gue. " curhat Dioz.

Dena tertawa terbahak. Lalu menutup mulutnya karena tertawanya mengganggu aktivitas di dalam kelas.

" mphhff.. Hahaha.. Kok lo bisa sama si kaya gue ama Bintang julukinnya. " ucap Dena masih menahan tawanya.

" masa sih?hahahaha.. Dia emang pantes disebut gitu sih. "lanjut Dioz.
" kalian salah sangka waktu itu. "lalu Dioz menceritakan semuanya ke Dena.
" oo gitu, nekat juga ya tuh nenek lampir. Cinta buta. Kesiaan. " ucap Dena.

Tak lama kemudian ibu Bintang keluar dari kelas.

" loh udah ada Dena. Gimana rapormu den? Pasti bagus ya kan. " ucap ibu Bintang.

" hehehe.. Alhamdulillah bu.. Lumayan. " jawab Dena malu-malu.

" oiya yoz, ini alamatnya. Ibu pulang dulu ya, ada janjian sama klien. Yuk den ibu duluan ya. "lanjut ibu Bintang sambil menyerahkan secarik kertas berisi alamat Bintang di jogja.

Dioz membaca sekilas tulisan di kertas itu. Dena mencuri-curi baca.

" Alamat siapa yoz? " tanya Dena.
" Alamat Bintang di jogja. "jawab Dioz kalem.
" Lo mau nyusul dia? " tanya Dena setengah tak percaya.
Dioz mengangguk." iya.. Tapi jangan kasih tau Bintang ya kalo gue mau ke jogja, takutnya dia malah kabur lagi gak mau ketemu gue. "jelas Dioz.

" iyaa.. Tenang aja.. Good luck y yoz, jangan disakitin lagi temen gue. " ucap Dena.
" siap boz. " jawab Dioz mantab.

My Lovely EksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang