Membingungkan

97 6 0
                                    

Pensi telah berakhir dengan sukses. Bahkan sempat diliput majalah remaja nasional. Euforianya pun masih terasa karena masih sering diperbincangkan antar siswa.

Lalu setelah itu disibukkan dengan masa-masa mereka harus kembali fokus pada pelajaran. Karena ujian akhir semester sudah di depan mata.

Hubungan Bintang dan Dioz pun sedikit membaik. Dioz sesekali berkunjung kerumah Bintang untuk belajar. Walau mungkin itu adalah salah satu tak tik Dioz untuk mengambil hati Bintang, tapi dibalik itu dia beneran ingin belajar karena dia dia dulu sering bolos jadi tertinggal pelajaran. Masih untung naik kelas.

" Lo gak liat tampang nenek lampir kalo ketemu lo Bi? " tanya Dena sewaktu di kantin.

" liat sih, tapi ya bodo amatlah, muka-muka dia, mau disetel kaya apa serah aja. "jawab Bintang cuek.

" elo sih main rebut-rebut cowok orang. " omel Dena.

" enak aja, sapa yang ngerebut, Dioznya aja yang maunya nempel gue week. " ledek Bintang.

"Semprul." omel Dena lagi sambil melemparkan tisu ke muka Bintang. Lalu mereka berdua sama-sama terbahak.

Sambil melanjutkan makan Dena kembali bertanya kepada Bintang.
" Elo beneran gak balikan sama Dioz? Gue liat lo deket lagi akhir-akhir ini. "tanya Dena penuh selidik.
" enggak, gue masih trauma den, elo kan tau gue kalo udah sayang sama orang gimana, tar kalo dia mutusin gue lagi, apa bisa gue bakal sekuat sekarang. " jelas Bintang.
" tapi kan kalian masih sama-sama sayang Bi, kenapa gak dicoba si, lagian jodoh ditangan Tuhan kali. Kalo putus lagi ya anggep aja lo gak jodoh sama Dioz. " ucap Dena sok bijak.
" hellooo.. Ngomong tuh ama kaca! Percintaan lo aja gak ada yang happy ending. " omel Bintang.
" yee.. Kenapa jadi bawa-bawa percintaan gue sih. Rese lo ah. "sungut Dena. Tapi beneran Bi, gue dukung kalo lo balik lagi sama Dioz, dia tu sebenarnya baik cuma agak bandel aja. Jangan sampe lo nyesel kalo nenek lampir yang ngedapetin dia." cerocos Dena.
" iya bawel, ke kelas yuk. "ucap Bintang mengakhiri kecerewetan Dena.

Ketika berjalan ke arah kelas,Bintang dan Dena melihat Dioz sedang bersama Tiara di koridor dekat toilet.

Tiara seperti menangis. Dioz hanya diam saja, seperti lelah menjelaskan sesuatu. Lalu tak sengaja ekor mata Tiara melihat kehadiran Bintang. Lalu dengan tiba-tiba dia memeluk Dioz.

Dioz gelagapan tiba-tiba dipeluk Tiara, lalu terkejut ketika pandangannya beradu dengan Bintang. Dengan cepat Dioz mendorong tubuh Tiara dengan sedikit kasar.

"aw Dioz. Sakit tau. " jerit Tiara.

Dioz melangkah dengan cepat ke arah Bintang." Bi, tunggu, ini gak seperti yang kamu bayangkan. "teriak Dioz tapi tak di dengar oleh Bintang yang ternyata setelah melihat mereka berpelukan langsung ambil langkah seribu meninggalkan Dena.

" Den, please bantu gue,ini gak seperti yang kalian liat. Gue bisa jelasin. "ucap Dioz memohon pada Dena.

" Sorry yoz, mending lo cari alesan yang bagus deh, kalo lo gak pengen hilang kesempatan. Gue gak bisa bantu apa-apa karena Bintang udah liat sendiri semuanya. "jelas Dena lalu berjalan meninggalkan Dioz sendirian dengan wajah yang frustrasi.

" argh.. Siaaall!" teriak Dioz sambil meninju tembok disampingnya.

Dioz masuk ke kelas, lalu menghampiri bangku Bintang.
"Bi, please dengerin aku dulu, ini gak seperti yang kamu liat. "jelas Dioz.
" udahlah yoz, itu bukan urusan gue, toh kita juga gak ada hubungan apa-apa lagi, jadi elo bebas ngapain aja apa mau elo. "jawab Bintang sedikit emosi karena di dalam hati dia terbakar rasa cemburu.
" Bi, come on.. Jangan kaya anak kecil gini. "ucap Dioz agak kencang, jadi sebagian yang di kelas kasak kusuk memandang sinetron di depan mata.
" siapa yang kaya anak kecil sih, udah deh, gak usah bikin malu tau gak. Gak ada yang perlu diomongin lagi. " ucap Bintang marah karena malah jadi konsumsi teman-temannya.

My Lovely EksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang