Jogja

93 4 0
                                    

Pk 04.25 kereta yang ditumpangi Dioz sampai di stasiun tugu Yogyakarta. Dioz turun dari kereta dan berjalan menuju pintu keluar arah jalan pasar kembang. Dia menimbang mau cari penginapan dulu atau langsung mencari alamat rumah kakek Bintang.

Suara Hellohone menemani pagi Dioz menapakkan kaki di Jogja. Terdengar dari pengeras suara di sudut-sudut stasiun.

Travelling places I ain't seen you in ages
But I hope you come back to me
My mind's running wild with you faraway
I still think of you a hundred times a day

I still think of you too if only you knew
When I'm feeling a bit down and I wanna pull through
I look over your photograph
And I think how much I miss you, I miss you
I wish I knew where I was 'cause I don't have a clue
I just need to work out some way of getting me to you
'Cause I will never find a love like ours out here
In a million years, a million years

My location unknown tryna find a way back home to you again
I gotta get back to you gotta gotta get back to you
My location unknown tryna find a way back home to you again
I gotta get back to you gotta gotta get back to you

I just need to know that you're safe, given that I'm miles away
On the first flight back to your side
I don't care how long it takes, I know you'll be worth the wait
On the first flight back to your side
                                   - location unknown-

Dioz membaca sekali lagi kertas yang sudah lusuh di tangannya.

Krt. Karto Suwiryo desa wisata mangunan dlingo bantul Yogyakarta

Dioz menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sepertinya ini bukan ditengah kota jogja, batin Dioz. Harus kemana dulu ini, batinnya gusar. Kata ibu Bintang kemarin di telepon, semua warga daerah sana mengenal kakek Bintang, karena termasuk sesepuh disana.

Dioz memutuskan untuk mengisi perut lebih dulu. Lalu dia berjalan ke sebuah angkringan yang masih buka pagi itu. Mungkin buka 24 jam kali ya, batin Dioz. Karena biasanya jam-jam segini angkringan sudah tutup. Buka lagi sore hari.

" teh manis satu ya mas. " pinta Dioz pada penjualnya.
Lalu Dioz mengambil dua bungkus nasi kucing, istilahnya di Jogja untuk nasi yang dijual di angkringan, di bungkus kecil-kecil.

" monggo mas tehnya. " ucap si penjual sambil menyerahkan teh yang dipesan Dioz.

Dioz menerimanya sambil mengucapkan terimakasih.

" masnya kayanya bukan dari jogja ya? "tanya si penjual.

" iya mas, saya dari jakarta. "jawab Dioz.

" oo.. Pantes.. Ganteng tenan. "ucap si penjual lagi sambil tertawa memperlihatkan giginya yang sedikit maju ke depan. :p

" orang jogja juga ganteng-ganteng mas, gak cuma jakarta aja. "jawab Dioz merendah.

" woo bedo mas, bedo.. Masnya ini koyo artis. Jangan-jangan masnya memang artis yo? "cerocos si penjual.

Dioz geleng-geleng sambil tersenyum.

Dioz mengobrol akrab dengan si penjual. Si penjual yang ternyata bernama mas bagong ini sangat ramah sekali. Ciri khas orang jogja. Dia bercerita tentang jogja, dari makanan, tempat wisata hingga jogja yang sekarang mulai macet.

Lalu Dioz teringat dengan alamat yang dibawanya tadi. Diserahkannya kertas itu pada mas bagong. Mas Bagong membaca dengan serius.

"oo.. Ini di imogiri sana mas, jauh dari sini. "jelas mas bagong.
"trus kalo kesana, saya harus naik apa mas?" tanya Dioz.
"kalo kendaraan umum cuma sampai di terminal giwangan mas, nanti nyambung pake ojek motor apa mobil. "jawab mas bagong.
Dioz manggut-manggut. Padahal dia masih bingung karena benar-benar tidak tau. Kalau hanya jogja kota mungkin masih mudah mencari.

My Lovely EksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang