Bagian 6.1

4.5K 103 16
                                    

"Mom...Dad..." Peluh mulai membanjiri wajah cantik putri mendiang pemilik perusahaan AR Internasional.

Berkali kali wanita merasa tidak tenang dalam tidurnya malam ini, bukan sekali dua kali mimpi itu kembali. Tetapi kali ini semakin jelas. Ketakutannya kian menjadi. Dia belum membuka matanya, masih setia dalam mimpi buruknya

Pria disampingnya masih tertidur pulas.

"TIDAK MOM...DAD" dengan satu triakan yang kencang berhasil menyadarkannya dan pria di sebelahnya.

"Ada apa Angeline?" Tanya Alexandrio iya terkejut dengan teriakan Angeline.

Angeline menggeleng pelan, ia menangis, peluh dan air matanya kini menjadi satu. Ia mengambil posisi duduk dan memegang selimutnya erat.

Alexandrio ikut duduk menenangkan Angeline, ia memeluknya hingga Angeline merasa lebih baik. Lalu mengambilkan sebotol mineral yang masih lengkap dengan segelnya dari mini bar yang ada di kamar itu.

"Kau minum dulu" kata Alexandrio seraya menyodorkan air mineral setelah membuka segelnya.

Angeline menurut. Ia meminumnya hingga air di botol tersebut tak tersisa.

"Sekarang sudah lebih baik?"

"Sedikit" Angeline berucap lirih.

"Alex?" Lanjutnya.

"Hmmmm" Alexandrio menunggu perkataan Angeline selanjutnya.

"Jangan pernah tinggalkan aku ya" Angeline menatap kedua bola mata hazel milik Alexandrio. Sisa air mata masih bertengger di kelopak matanya. Tangannya berusaha menyentuh rahang tegas pria di hadapannya, tetapi dia mengurungkan niatnya.

Alexandrio tidak menjawab permintaan Angeline. Ia hanya kembali memeluk Angeline, hingga gadis itu bersandar di dada bidangnya.

Keadaan hening. Meraka sibuk dengan fikirannya masing masing. Angeline ingin jika pria di hadapannya tetap selalu disisinya. Menurutnya kepedihan itu yang berlalu sudah cukup untuknya. Ia mulai menerima Alexandrio dalam dirinya. Dan menurut dia, ini titik cerahnya, ini akhir dari penderitaannya. Kehilangan keluarganya dan perusahaannya, bahkan kehilangan pacarnya. Damn, ini benar benar menyakitkan.

Sedangkan Alexandrio? Tidak perlu ditanya lagi apa yang dia fikirkan.

Posisi mereka masih tetap sama. Selang beberapa menit kemudian Angeline kembali tertidur di pelukan Alexandrio.

Alexandrio perlahan membaringkan Angeline dengan sangat hati hati, tidak ingin mengusik tidurnya lagi.

Jam masih menunjukan jam 1 malam.
Alexandrio tidak bisa tertidur lagi, ia melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Langit masih sangat gelap dan angin malam begitu kencang menerpa wajah tampannya.

Iya menyalakan rokoknya, lalu menyesapnya. Awalnya ia menikmati semilir angin itu. Namun lama lama kedua tangannya mencengkram railing besi balkon dengan sangat kuat, pikirannya membawa ia kembali ke masa yang kacau dan rumit mengingat asal mula ia memiliki kepribadian yang seperti sekarang ini.

Alexandrio memang mendapatkan didikan yang salah dari Kakeknya. Bukan hanya Alexandrio melainkan Bryan pun juga merasakan didikan itu. Mereka berdua tumbuh menjadi pria yang menakutkan. Thomas Geoegie yang tak lain adalah Sang Kakek memiliki 2 anak pria bernama Dave Georgie ayah dari Alexandrio dan Arnold  Georgie ayah dari Bryan.

Bastardo TrillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang