Bagian 5.3

2.8K 80 2
                                    

"Kapan pertunangan kita akan dilakukan?" Pertanyaan Angeline membuat Alexandrio diam seribu bahasa.

Kenapa wanita ini begitu ingin bertunangan denganku? Menyebalkan membahasnya.  Fikir Alexandrio dalam diam.

"Kau kesini hanya untuk menanyakan itu Angeline? Apakah kau begitu ingin buru buru bertunangan denganku? Hingga tidak bisa membahasnya setelah aku pulang?" Tanya Alexandrio dengan tangan kanannya mencolek ringan hidung Angeline.

"Tidak...aku hanya emmm..."  Angeline sangat kikuk menjawab Alexandrio

"Hanya apa yang kau maksud?"

"Sudahlah kita lupakan saja"

Malu? Ya sangat, bagaimana mungkin Angeline mau mengakui secara terang terangan jika ingin bertunangan dengan Alexandrio sesegera mungkin.

Angeline sedikit kesal, mengapa Alexandrio tidak peka dengan maksudnya. Ya menurut pemikiran Angeline dirinya sudah menerima Alexandrio menjadi calon tunangannya. Jadi apa lagi yang perlu ditunggu?

Terlalu polos mungkin itu yang bisa disematkan bagi orang semacam Angeline. Dia tidak bisa membedakan apakah pria yang didepannya ini tulus mencintainya atau hanya sekedar menjadikannya mainan saja.

"Sungguh kau sangat tidak jelas nona"

Angeline terdiam, seketika muncul semburat kemerahan di pipi Angeline. Bukan sekali duakali Alexandrio memanggil Angeline nona, tetapi ini berbeda. Ia sepertinya mulai menyukai panggilan itu.

"Ada apa dengan pipimu Angeline?haha" Alexandrio meledek Angeline setelah melihat perubahan secara intens di kedua pipi Angeline

"Cukup Alex, jangan meledeku" Angeline mencubit pinggang Alexandrio kecil. Tetapi ikut tertawa juga menyadari prilakunya yang malu malu seperti itu.

Dua insan itu lupa sejenak jika mereka masih berada di area lobby kantor. Mereka bercanda tentu saja semakin mengundang banyak mata melihatnya. Bayangkan saja Owner yang memiliki reputasi killer itu bisa sebegitu manisnya dengan seorang wanita.

"Alexandrio bagaimana jika kita berbicara dikantormu? Aku malu menjadi pusat perhatian para pegawai mu"

"Tentu saja nona, silahkan" Alexandrio berlagak seperti seorang pelayan yang mempersilahkan ratunya jalan.

Sepertinya Angeline harus mulai terbiasa dengan panggilan "nona". Sekarang pun dia masih merutuki dirinya sendiri, dan menahan untuk tidak memunculkan warna kepinkan itu lagi di wajahnya.

Jika kalian bertanya apakah ini masih dalam skenario Alexandrio? Tentu saja. Kau tahu tidak ada orang jahat yang dengan mudahnya berubah menjadi seorang malaikat.

Mereka memasuki lift khusus milik Alexandrio yang hanya bisa diakses oleh Alexandrio sendiri.

Lift itu sangat bagus, karna dengan interior dominan keselurahan gedung itu yang terbuat dari kaca bening, yang langsung menghadap pemandangan di kota L.A.

"Kau kenapa?" Alexandrio melihat Angeline berpegangan pada sisi lift, yang dekat dengan pintu. Sedangkan Alexandrio berada disisi lainnya, ia sudah terbiasa bersandar pada kaca bening itu.

Angeline menggeleng cepat.

"Kau takut ketinggian?"

Angeline mengangguk.

Alexandrio terkekeh melihat Angeline berwajah pucat pasi. Tentu saja, bagaimana jika kau berada di ketinggian 816 meter dari pemukaan tanah, hanya dengan bersisikan kaca. Menegangkan ketika melihat jalanan yang berada jauh dibawahmu. Ya gedung ALXMart adalah gedung tertinggi kedua di dunia setelah menara Burj Khalifa.

Bastardo TrillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang