Lelaki itu tak menggubris Alexandrio. Tangannya tetap menggapai tali ikatan, dan berusaha untuk membukanya. Apakah ia belum sadar sedang berhadapan dengan siapa?
"Kau tuli? Hah?"
Lagi lagi perkataan Alexandrio tak diindahkan. Kini emosinya semakin menjadi jadi.
"Brengsek! Habiskan dia!" Alexandrio mengintruksi.
Ketika pria itu membalikan tubuhnya, Alexandrio langsung mengenalinya.
"Lama tak berjumpa sepupuku" Pria itu melambaikan tangannya pada Alexandrio.
"STOP!" Intruksinya lagi saat anak buahnya ingin menghajar lelaki itu.
"Kau? Beraninya kau kemari tanpa mengabariku Bryan" kini bukan anak buah Alexandrio lagi yang maju, melainkan ia sendiri. Saling adu pukul pun terjadi disana. Tak ada yang berani memisahkan mereka berdua.
Bahkan Raymond sendiri pun hanya melihatnya. Baginya pemandangan seperti ini sudah sangat biasa terjadi antara Alexandrio dengan Bryan. Ya, mereka bertiga adalah sahabat dari kecil, jadi Raymond sudah memahaminya.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka kelelahan juga. Begitu banyak lebam di kedua wajah tampan itu.
Helen yang sedari tadi hanya melihat dengan perasaan cemas akhirnya tersadar jika wajah mereka sangat mirip, terlebih rahang tegasnya. Hanya saja Pria yang dipanggil Bryan itu sedikit lebih muda dari Alexandrio.
"Kau tak merindukan sepupumu ini Alexandrio?"
"Cihhhhh...kau sengaja melepaskannya untuk membuatku marah?"
"Tentu saja. Apa yang lebih menyenangkan dari pada melihatmu kesal?"
"Sialan"
Raymond melemparkan 2 buah kaleng beer pada Alexandrio dan Bryan yang segera mereka tangkap.
"Kau masih tahan bersahabat dengan pisikopat seperti dia Raymond?"
"Seperti itulah kelihatannya"
Mereka tertawa, mengingat kelakuannya beberapa saat yang lalu.
"Ahhh iya, apa salah wanita itu Alexandrio?"
Bryan memandang Helen yang sekarang duduk di sudut ruangan itu dengan kondisi amat sangat berantakan.
"Tak usah pedulikan wanita liar itu. Dia mencari masalah padaku terlebih dahulu"
"Lepaskanlah! Dia sudah sangat ketakutan sekarang"
"Sejak kapan kau ikut campur dengan urusanku?"
Alexandrio melempar asal kaleng beer yang sudah kosong.
"Rantai jalang itu. Aku akan keluar sebentar untuk mengambil sesuatu. Selesaikan sebelum aku kembali" Dia memberi printah, lalu beranjak pergi dari tempat grombolan mafia itu berkumpul selain gudang tua.
Bryan hanya diam. Keadaan Alexandrio hari ini sangat tidak baik. Yang ada jika dia nekat untuk membantu wanita itu hari ini, akan ada pertumpahan darah yang terjadi.
Ia sangat kenal betul sepupunya itu dari kecil. Kata saudara pun tak akan menjadi penghalang baginya. Harapannya adalah Alexandrio sesegera mungkin menemui seseorang yang dapat merubahnya.Bryan mungkin termaksud pria brengsek juga, tapi sekarang ia sudah tak sekejam Alexandrio dikarnakan seorang wanita yang tak lain Veronica Noland. Mereka tumbuh seperti itu, karna didikan salah yang diberikan kakeknya kepada mereka.
"Raymond jangan. Tolong aku Raymond" berkali kali Helen memohon, berkali kali juga Raymond mengacuhkannya.
"DIAM!" Alexandrio sudah kembali ke ruangan itu, dan tangan serta kaki Helen sudah dirantai yang disangkutkan pada 2 buah tiang yang biasa digunakan untuk merantai dan menyiksa anggota CIA.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bastardo Trillionaire
RomanceApakah yang akan kau lakukan jika terperangkap di dunia yang menurutmu kelam dan menyakitkan? Disaat maut ingin menjemput, disaat itu pula duniaku semakin terlihat mengerikan. Masalah mulai bermunculan silih berganti setelah bastrad itu hadir di keh...