Saat tiba di rumah Myung Soo mendapati ibunya masih terjaga, duduk dengan penerangan lampu meja yang temaram sambil mendengarkan radio.
“Eomma, kenapa belum tidur?”Seon Mi yang ternyata tak sekedar mendengar radio melainkan juga melamunkan masa yang telah lalu jadi tersentak mendengar suara anaknya. “Oh, kau pulang juga akhirnya. Kenapa selarut ini?”
“Maaf tidak mengabari, tapi biasanya Eomma sudah tidur.”
“Aku cemas kau mabuk.”
“Aku hanya minum sedikit dan sekarang masih sepenuhnya sadar. Aku tak akan melakukan hal yang membuat Eomma cemas.” Myung Soo duduk di samping ibunya lalu mengusap-usap punggung wanita itu dengan penuh kasih sayang. “Istirahatlah, Eomma.”
“Radio ini memutar lagu-lagu lama, jadi teringat masa lalu.”
“Masa lalu yang indah?”
“Jangan abaikan yang sedih, karena kusadari hal itu kini tak mengganggu. Luka pasti sembuh, meski pernah merasa tak mampu melanjutkan hidup. Buktinya, hingga kini kita baik-baik saja.”
“Hmm…”
“Kenapa hanya bergumam? Tak sependapat dengan ibumu ini?”
“Itu gumaman setuju.”
Seon Mi menangkup wajah Myung Soo. “Benarkah?”
“Perasaanku jadi tak enak, sepertinya Eomma akan mengarahkan pembicaraan pada itu…”
“Pada apa?”
“Itu…” Myung Soo tertawa. “Aku sangat lelah, mau tidur sekarang. Jangan khawatir, lukaku sudah sembuh.”
“Benar kau habis bertemu teman? Hmm, pria?”
“Eomma sengaja menungguku pulang untuk menanyakan ini?”
“Sebenarnya sudah tidur tapi terbangun dan tak bisa tidur lagi saat mengetahui kau belum pulang.”
“Aku bertemu Kyu Hyung, sudah cukup lama kami tak bertemu.”
“Dengannya sampai selarut ini?”
“Begitulah.”
“Kuharap kau mengatakan 'maaf Eomma, setelahnya aku juga bertemu teman wanita sampai lupa waktu.' Tapi jawabanmu masih saja mengecewakan.”
Myung Soo tak tahu harus berkata apa, padahal terakhir membahas ini ia sudah tegaskan memang belum saatnya tapi ibunya mengungkit lagi seolah hal tersebut menjadi begitu penting.
“Kau diam, apakah marah atau jangan-jangan aku benar?”
Kini Myung Soo jadi kelimpungan karena tebakan ibunya benar tapi tentu saja ia tak mau menyebut soal So Eun, akhirnya candaan pun dilontarnya. “Kalau begitu, aku tak akan menjawab lagi apa pun terkait hal ini.” setelahnya ia undur diri untuk masuk ke kamar.
“Yah, Myung Soo. Benar, ya? Jangan-jangan kecurigaan Hyun Soo pun benar adanya.”
“Tidak, Eomma. Selamat malam.” Myung Soo pelan-pelan menutup pintu kamarnya dan kemudian langsung berbaring, terlalu malas untuk sekedar berganti pakaian. “Lelah sekali, bahkan lebih lelah dari sebelumnya…” Myung Soo teringat kejadian batalnya presentasi dan berakhir dirinya harus mengantar So Eun ke rumah sakit lalu ke rumah temannya. Diselingi dengan kegiatan berbelanja.
“Waktu itu sakit, lalu tadi kecelakaan. Dan kenapa aku yang terkena sial untuk mengurusnya?” keluh Myung Soo seraya memijiti kepalanya. “dDan lagi-lagi melibatkan Eun Woo, bahkan tadi ada Ah Reum juga.”
Nama yang sudah lama terkubur itu akhirnya tercetus juga menjadikan pikirannya teralihkan dari So Eun ke Ah Reum. Menelaah perasaan saat bertemu kembali tadi membuat Myung Soo bertanya-tanya apakah wanita itu tampak dingin tanpa keramahan karena ada dirinya atau sungguh berubah, dan akhirnya nostalgia berujung gelisah pun dirasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Fangirl [Completed]
Fanficdua sisi So Eun sebagai direktur tegas berwibawa sebuah perusahaan travel berbasis e-commerce dan sebagai fangirl dengan segala keabnormalannya 😂