Myung Soo menatap So Eun tak percaya, “dasar sinting! Haruskah sejujur itu pada ibunya? Atau dia sengaja agar aku yang disalahkan?” lalu dilihatnya ibu So Eun yang jelas sekali menampakkan keterkejutan luar biasa. Tak ingin disalahpahami, Myung Soo berupaya bicara, “nyonya, sebenarnya bukan…”
Eun Jae memotong ucapan Myung Soo, “keluar.”“Eh?”
“Keluar dulu dari mobil.”
Perasaan horor sama sekali tidak menghampiri Myung Soo saat berada di penginapan Yongin yang rumornya berhantu, tapi akhirnya perasaan seperti itu hadir sekarang. Bahkan mungkin ini lebih horor dari cerita hantu apa pun. Sumpah serapah rasanya ingin dilayangkan pada So Eun yang bagi Myung Soo kelakuannya semakin jauh dari kata waras namun apa daya, saat ini ia harus menjaga lidahnya dan lebih memikirkan bagaimana menghadapi ibu So Eun.
Myung Soo sudah keluar dari mobil, ia berdiri tegak dengan kepala tertunduk yang baru ditegakkannya ketika ibu So Eun bersikap diluar dugaannya yakni tertawa senang alih-alih memarahinya.
“Akhirnya Eunnie-ku melakukan sesuatu yang normal, hahaha… Kenapa tidak katakan sejak malam kalau kalian bersama? Aku kan bisa membuat alasan agar suamiku tidak marah.”
Myung Soo bingung mengartikan maksud ucapan tersebut sedangkan So Eun menarik ibunya agar sedikit menjauhi Myung Soo.
“Kenapa menyebut seolah aku tak normal di depannya?” geram So Eun dengan berbisik.
“Oh, dia tak tahu betapa abnormalnya kau sebagai penggemar?” tanya Eun Jae sama berbisiknya.
“Sssh…” So Eun meminta ibunya berhenti menyinggung hal tersebut.
“Arasso,” Eun Jae tersenyum lalu kembali menghampiri Myung Soo, “bagaimana jika kita minum kopi dulu?”
“Maaf, aku harus segera pulang dan setelah itu berangkat bekerja.”
“Kalau begitu lain kali, ya?”
So Eun segera mengambil alih situasi, “eomma, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu,” lalu ia mendorong Myung Soo agar kembali masuk mobil, “aku akan datang ke kantor, tunggu saja,” sebutnya.
Eun Jae masih berusaha meminta jawaban Myung Soo tapi So Eun terus menyela hingga akhirnya pria itu bisa pergi tapi keheranannya akan sikap ibu So Eun belum beranjak, ucapan wanita itu bagi Myung Soo terlalu ambigu.
Sampai akhirnya ketika sudah di rumah, kesimpulan pun ditariknya. Saat itu ia siap untuk berangkat ke kantor tapi telinganya mendengar berita mengenai rancangan undang-undang anti diskriminasi, di mana tidak mendiskriminasi orientasi seksual seseorang masuk dalam rancangan tersebut.
“Untuk hal yang satu ini pasti akan menimbulkan kontroversi, bukan?” ujar Seon Mi.
“Benar juga, itu dia!” ucap Myung Soo, tapi ini sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menanggapi ibunya. Sedetik kemudian Myung Soo menelaah kembali semua tingkah serta ucapan So Eun tak lupa juga dengan apa yang dikatakan ibu So Eun kalau akhirnya gadis itu melakukan sesuatu yang normal. “Jadi selama ini dia tidak normal, hmm…”
“Myung Soo-ya, kau rupanya setuju dengan dugaanku tadi. Lantas menurutmu apakah RUU itu memang harus diloloskan?”
Pertanyaan ibunya membuat Myung Soo gelagapan karena di samping ucapannya tidak dimaksudkan untuk menanggapi ibu, ia juga tak biasa mengungkapkan opini politiknya. Lalu tiba-tiba Hyun Soo sudah ada di depannya, juga memberinya pertanyaan.
“Samchon masuk tim pro atau tim kontra terhadap RUU anti diskriminasi itu?”
Myung Soo bergantian memandangi ibu dan keponakannya, haruskah kita membahas hal ini? Aku sudah sangat terlambat ke kantor.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Fangirl [Completed]
Fiksi Penggemardua sisi So Eun sebagai direktur tegas berwibawa sebuah perusahaan travel berbasis e-commerce dan sebagai fangirl dengan segala keabnormalannya 😂