Menyesap minuman di atap kantor merupakan kegiatan andalan Myung Soo untuk mengembalikan lagi semangat bekerjanya. Masalahnya, saat ini masih pagi dan ia belum lama tiba jadi seharusnya semangat itu masih utuh."Kim So Eun," menggumamkan nama perempuan yang disadari sebagai penyebab menguapnya konsentrasi, Myung Soo mengiringinya dengan memutar kembali momen demi momen ajaibnya bersama gadis itu dalam ingatannya.
Dikatakan ajaib karena sejak pertemuan pertama yang meninggalkan kesan kurang baik, selanjutnya banyak kesialan yang mesti dilaluinya setiap kali sedang bersama So Eun. Itu belum termasuk tingkah So Eun yang menurutnya gila tapi semua itu bukannya menumbuhkan kebencian melainkan sebaliknya. Ibarat candu, itulah yang dirasanya terkait kebersamaan dengan So Eun berikut polah perempuan itu yang seharusnya membuat frustrasi sungguhan dan ketika sikap dingin yang diterimanya, Myung Soo merasa ada sesuatu yang kurang. Sama halnya dengan saat istirahat kemarin ketika dirinya sama sekali tidak diganggu So Eun.
"Sikapnya tadi itu kan karena ada di kantor, kenapa aku ingin dia bersikap hangat dan ..." Myung Soo menggelengkan kepala, "Sekarang aku yang gila."
Getar ponsel mengalihkan perhatian Myung Soo, kedua alisnya bertaut saat melihat layar.
"Halo, Eun Woo, ada menghubungiku pagi-pagi?"
"Hyung, maaf, apa aku mengganggu? Ada sesuatu yang mau kukatakan."
"Tidak, aku belum mulai bekerja. Katakanlah."
"Begini, aku membawa Noona ke rumah sakit. Aku tahu ini bukan urusanmu tapi saat aku mendapati suhu tubuhnya panas dan setengah sadar, Noona meracau tentangmu, Hyung."
"Bagaimana kondisinya sekarang?"
"Aku tak yakin mengenai kondisinya sekarang, kecuali panas dan terus berkeringat, hasil pemeriksaan semuanya baik-baik saja. Tapi, sebelum akhirnya tertidur dia terus saja menyebutmu. Atas dasar itulah aku putuskan untuk menghubungimu."
Myung Soo menghela napas panjang, "Memangnya apa yang dia katakan?"
"Noona menyebut kata maaf tapi dia juga protes dengan perlakuan yang kau berikan padanya. Hyung, apa kalian bertemu?"
"Ah, iya, kemarin."
"Rupanya Noona menemuimu dan tidak baik-baik saja."
Myung Soo tertegun mengingat betapa dinginnya ia pada Ah Reum kemarin, "Kalau begitu, akan kuusahakan menemui Ah Reum sepulang kerja. Pastikan saja untuk memantau kondisinya."
"Tidak masalah bagimu, kan?"
"Kau sampai meneleponku karena berharap aku datang, bukan?"
"Itu ... maaf, karena aku sangat mencemaskan Noona."
"Aku mengerti, kirimkan alamat rumah sakitnya."
"Baiklah, Hyung, kuucapkan terima kasih."
"Hmm, sudah dulu, ya."
"Iya, Hyung."
Percakapan dengan Eun Woo mau tak mau membuat Myung Soo memikirkan lagi pertemuannya dengan Ah Reum dan ia jadi teringat dengan tujuan Ah Reum meminta bertemu yakni selain untuk menyampaikan kegamangan perasaan juga untuk mengonfirmasi kebenaran hubungannya dengan So Eun.
Myung Soo sadar betul bagaimana ia menimpali dengan dingin lalu membiarkan So Eun mengoceh seolah membenarkan kalau ia dan gadis itu memang menjalin hubungan. "Huft, apa yang sudah kulakukan?"
Pikiran Myung Soo jadi bercabang tapi tak ada lagi waktu untuk bersantai, ia pun bergegas turun dan memulai pekerjaannya. Sebelum itu, ia sempatkan menyampaikan pesan So Eun pada Yoo Mi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Fangirl [Completed]
Fiksi Penggemardua sisi So Eun sebagai direktur tegas berwibawa sebuah perusahaan travel berbasis e-commerce dan sebagai fangirl dengan segala keabnormalannya 😂