So Eun mengerjap-ngerjapkan mata setelah mengajukan pertanyaan yang entah bagaimana meluncur begitu saja, lalu dilihatnya Myung Soo yang mematung, “Kenapa gilaku bisa over dosis seperti ini?”
“Kali ini alasan apa lagi yang harus kubuat? Tak mungkin kukatakan kalau aku tertarik untuk menciumnya, aish…” batin So Eun lagi, masih menatap Myung Soo yang belum memberikan respon apa pun.
Tak lama, ide terbersit dan So Eun langsung menyuarakannya, “Eksperimen,” sedikit berteriak, ditambah telunjuknya ia arahkan ke wajah Myung Soo hingga pria itu tampak terperanjat kemudian mundur selangkah.
So Eun menghela napas, “Aku hanya ingin bereksperimen, bagaimana rasanya berciuman dengan pria. Ciuman sungguhan, bukan sekedar … ah, sudah lupakan saja. Anggap tak mendengar apa pun dariku,” setelahnya So Eun mencoba tertawa sembari melangkahkan kakinya, ia ingin bergegas turun dan kembali ke ruangannya.
Tapi, baru saja melangkah, So Eun merasakan tangannya ditarik. Ia pun kini kembali berhadapan dengan Myung Soo bahkan lebih rapat dari sebelumnya. Begitu dekatnya sampai-sampai aroma parfum Myung Soo begitu menelusup, membawanya pada ingatan akan momen serupa. Tapi kali ini memberi efek berbeda karena ada debar tak biasa, mengalun semula pelan kemudian menguat seiring sentuhan yang singgah di dagunya, berlanjut dengan terangkatnya dagu tersebut membuat So Eun mendongak, lekat menatap detail wajah Myung Soo. Hingga di beberapa detik berikutnya, alunan debaran yang ritmenya sudah tak berpola itu jadi kian kacau dan serta merta berubah jadi dentuman yang meluluhlantak kekuatannya sebab tak ada lagi jarak tersisa dengan pria itu.
Myung Soo sungguh memenuhi permintaan So Eun.
Meski awalnya Myung Soo sempat berpikir kalau sengatan matahari siang ini sudah melumpuhkan fungsi otak So Eun tapi nyatanya, yang bermasalah adalah otak miliknya sendiri ketika akhirnya ia tak mampu berpikir jernih melainkan beraksi tanpa ragu merengkuh bibir So Eun. Hatinya tersentak hangat, darahnya berdesir hebat, detak jantungnya menggila dan bersamaan dengan itu, bibirnya bergerak penuh gelegak menyesap ranum, lembut serta manisnya bibir So Eun.
Efek selaras dirasakan So Eun, walau sebelumnya sempat terkesiap disentuhan pertama. Tapi selanjutnya ia tenggelam dan larut dalam pagutan hasrat yang melenakan.
Layaknya candu, keduanya terus menjaga pertautan bibir penuh gelora itu hingga sampai pada satu titik di mana mereka membutuhkan asupan oksigen.
Ketika ciuman itu usai, dengan datarnya Myung Soo mengatakan kalau eksperimen selesai dan berlalu begitu saja dari hadapan So Eun yang masih belum seutuhnya kembali pada realita.
***
💞
Eun Jae ada di apartemen So Eun dengan membawa salah seorang pelayan di rumah untuk bersih-bersih. Ia terus menerus mengurut dada melihat isi ruangan padahal ini bukan pertama kalinya.
“Patungnya menakutkan, lebih baik seperti ini,” ucap Eun Jae seraya meletakkan paper bag hingga bagian kepala patung tertutupi.
“Nyonya, kapan Nona kembali ke sini?”
“Entahlah, tahu sendiri suamiku. Awalnya satu bulan, tapi bertambah untuk jangka waktu yang tidak ditentukan,” Eun Jae menjawab pertanyaan pelayannya itu dengan pikiran bercabang. “Bagaimana jika semua barang-barang bergambar idola ini dilelang untuk donasi?” gumamnya kemudian.
“Nona pasti akan menjerit tidak setuju,” sahut sang pelayan yang sedang mengelap furnitur.
“Bagaimanapun, suatu hari nanti dia harus merelakan semua ini dan menghentikan tingkah gilanya sebagai penggemar,” Eun Jae kemudian duduk lesu di sofa, “Ahjumma, bagaimana bisa aku begitu longgar padanya. Huft, semua ini salahku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Fangirl [Completed]
Fanficdua sisi So Eun sebagai direktur tegas berwibawa sebuah perusahaan travel berbasis e-commerce dan sebagai fangirl dengan segala keabnormalannya 😂