16. Tuan Beruang
Pagi-pagi sekali aku dan Arga tiba di sekolah. Aku tidak tau kenapa rajin sekali hari ini. Padahal aku tidak ada jadwal piket. Hanya dua orang di dalam kelas selepas kami datang. Arga langsung menyandarkan kepala di meja dan melanjutkan tidurnya. Aku tidak minta di temani pergi, tapi dia sendiri yang memaksa. Jadi jangan salahkan aku.
Mataku menangkap sebuah kotak besar yang dilapisi kertas kado diatas meja Eta. Palingan dari penggemarnya. Kenapa cewek-cewek sejenis Eta banyak yang suka ya? Heran.
Sambil mengisi waktu, aku mengeluarkan novel yang sengaja ku bawa. Lalu membaca lanjutan halaman.
Satu-persatu orang berdatangan. Sampailah mendekati jam tujuh. Geng Eta baru tiba di kelas. Mereka heboh sendiri melihat kado besar di atas meja Eta.
"Ini pasti dari mantan Gio mu itu. Diakan cinta mati sama kamu." Ujar Aci.
"Kurasa bukan, Gio mana mungkin mau memberi Eta kado sebesar ini. Dia kan bukan orang berada. Antoni mungkin, yang kemarin nembak Eta. Mungkin ini strateginya yang lain untuk mendapatkan hati Eta, secarakan dia ditolak kemarin. Walau wajah standar tapi dompetnya tebal." Sergah Ilda.
"Isinya apa ya?" Eta nampak meraba-raba.
"Boneka hello Kitty besar?" Tebak Aci.
"Itu sih kesukaanmu!" Ilda mencibir Aci dan dibalas gadis itu dengan menjulurkan lidah.
"Buka saja Eta, nggak sabar lihat apa yang didalamnya."
"Bisakah mereka tidak berbicara sekeras itu? Seolah-olah ingin ditunjukkan sekali." Gumamku kesal lalu membalik halaman.
Tak lama kemudian terdengar jeritan kencang. Arga bahkan sampai terbangun. Aku meletakkan novelku. Menoleh penasaran namun tangan Arga menutup mataku.
"Arga, lepaskan. Ada apa sih?"
"Lebih baik kau tidak melihatnya."
"Memangnya ada apa?"
"Tidak ada apa-apa."
Dia bohong. Tidak mungkin baik-baik saja, saat kupingku mendengar suara jeritan, pekikan minta tolong, orang yang memanggil mamanya, tangisan, decitan kursi yang di geser. Mustahil tidak ada apa-apa. Jadi, saat tangan Arga yang lain sibuk memasukkan barang-barangku ke tas. Dan menuntunku untuk berdiri. Aku justru menepis tangannya. Dan mengedarkan mataku menatap keadaan kelas yang kacau. Sampai tatapanku berhenti pada boneka beruang yang teronggok di atas meja. Terlambat, Arga sangat terlambat. Aku justru sudah melihat semuanya walau sekilas saat tubuh Arga membentengiku.
Aku terpaku syok. Tanganku terangkat menutup bibir. Ku rasakan getaran di bibir karena tangan. Air mata lolos tanpa sempat aku memahami apa yang terjadi. Tangan Arga mendorong kepalaku ke dadanya. Menuntunku keluar kelas. Berjalan tanpa tau arah. Aku sepenuhnya buta dan tuli. Tak tau lagi keadaan sekitarku. Di pikiranku hanya berpusat pada gambaran boneka beruang itu. Sangat jelas. Dan menambah detakan jantung.
"Apa yang terjadi?"
"Ini minum dulu."
"Tidak bisa. Bagaimana bisa aku minum setelah melihat ... melihat ..."
"Aku sudah melarangmu untuk hal itu."
"Apakah boneka itu bukan tipuan? Bagaimana bisa senyata itu?" Aku menatap mata Arga meminta jawaban, "itu hanya kerjaan orang iseng kan? Membuat kepala manusia lalu dijahitkan ke boneka beruang. Dan darah-darah itu cuman darah bohongan, aku benar kan Arga?"
"Maafkan aku, Rin." Dia membawa tubuhku ke pelukannya, mendekapku erat dan menumpukkan dagunya di atas kepalaku, "tapi, percayalah, tidak akan ku biarkan dia menyentuh dirimu sejengkalpun."
Potongan kepala Sano yang direkatkan dengan benang di tubuh boneka beruang tadi. Mata menjelitnya yang lurus ke depan. Dan aliran darah serta urat-urat yang menjuntai dan menetes. Terus berputar-putar di kepalaku. Membuat perut bergejolak dan menurunkan nafsu makanku sampai dua hari ke depan.
✍✍✍
Pukul delapan pagi, sekolah meliburkan para siswa akibat ada insiden itu. Para polisi berdatangan. Mereka tidak menemukan jejak pelaku sedikitpun. Tidak ada sidik jari di boneka kado itu selain sidik jari Eta, Ilda dan Aci. Satpam yang ditanyai mengaku tidak melihat siapapun yang memasuki sekolah. Begitupun dua orang yang datang sebelum diriku, mereka datang jam enam lebih lima menit dan mengungkapkan bahwa kado itu sudah ada sebelum mereka tiba. Gerbang di buka pukul enam pagi. Dan Pak Satpam tidak melihat ada orang asing maupun anak murid yang datang pada jam itu membawa kado besar. Karena mereka yang datang pada jam enam sampai lebih lima menit, murid yang datang dengan menaiki angkot atau bis.
Polisi menemukan sebuah surat yang terselip di tangan boneka beruang itu.
Tuan Beruang berkata, kau sangat pintar berenang. Kemarin juga kau membuat seseorang harus tercebur dalam air. Dan orang itu jadi bisa berenang. Tapi, kata Putri Anna kau benci air. Jadi, Putri Ariel akan mengajakmu menyelami lautan. Awas terpeleset, kau bisa jatuh di palung Mariana.
Semua informasi itu ku tau karena salah satu polisi disana adalah teman Arga. Aku tidak tau kenapa mereka bisa berteman.
✍✍✍
20 Agustus 2019
Ada yang bisa nebak, siapa tuan beruang, Putri anna, putri ariel dan korban selanjutnya?Salam Sukses 😉
YM
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is (Not) A Psicopath [Dark Series I] [End]
Misterio / Suspenso"Aku selalu menunggumu, memerhatikanmu dari keramaian, dan menantimu dikala sepi. Karena..... Aku...Mencintaimu... . Aku jahat namun, aku memiliki apa yang tidak orang lain miliki yaitu sebuah ketulusan" Dariku yang mencintaimu Arga Henanta Berkisah...