ㅡMatahari menyambut tahun baru ini dengan hangat. Sinarnyapun seakan ikut menyapa penghuni kamar hotel yang masih terlelap di atas ranjang besarnya.
Masih tak ada pergerakan sama sekali, meskipun matahari sudah hampir berada tepat di atas langit.
Hingga akhirnya suara deringan ponsel mengusik Chelsea. Perlahan wanita itu membuka matanya dengan terpaksa. Sambil memegangi kepalanya, ia menggapai ponsel yang berada di atas nakas. Sungguh ia merasa kepalanya sangat berat hingga ia harus memijat keningnya. Bahkan matanya saja masih belum jelas melihat sekelilingnya. Rasanya kamarnya seperti berputar-putar.
"Halo." Chelsea mengangkat panggilan itu setengah sadar.
"Halo?"
"Ya. Siapa?"
Hening beberapa saat. Hingga Chelsea hampir memutuskan panggilannya.
"Ini nomor Jerome Hadinata kan?"
Chelsea yang belum begitu sadar karena kepalanya masih terasa berat, tiba-tiba memutus panggilannya sepihak setelah ia mengatakan bahwa panggilan itu salah sambung.
Jerome Hadinata siapa, ㅡpikirnya sambil memijit keningnya, tanpa beranjak dari ranjang dan masih bersembunyi di bawah selimut tebal.
Demi Tuhan kepalanya terasa seperti tertimpa batu candi. Ada apa dengannya? Baru ini ia merasakan kepalanya begitu sakit, hingga ia tak mampu bergerak dan masih meringkuk di bawah selimut.
Persetan dengan matahari yang sudah mulai terik. Ini di Bali, bukan di Jakarta yang mengharuskannya untuk bangun pagi dan mengurus toko bakery miliknya. Biarkanlah kali ini Chelsea menarik selimutnya lagi sampai siang hari.
Selimut tebal itu kini sudah membungkus badan Chelsea. Namun, beberapa saat setelahnya Chelsea merasakan ada yang menarik selimutnya dari belakang. Mata Chelsea mulai terbuka lagi, kemudian ia merasa ada yang menyentuh kakinya di bawah selimut. Tubuh Chelsea yang tadinya tidur menghadap samping, kini perlahan berbalik kebelakang.
Dan, coba tebak apa yang Chelsea lihat?
Seorang lelaki tidur meringkuk tepat di sampingnya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah, tubuh lelaki itu tak terlilit baju sehelaipun.
Mata Chelsea yang tadi terasa lengket, kini sudah membulat sempurna.
Apa-apaan ini??
Chelsea sontak berteriak sekeras mungkin. Ia terlalu shock melihat situasi apa yang ia dapatkan pagi ini saat membuka matanya. Begitu juga saat ia sadar bahwa tak ada baju yang membungkus tubuhnya.
Apa yang telah terjadi??
Saat teriakan Chelsea menggema di seluruh ruangan kamar, lelaki itu akhirnya bangun. Dan tentu saja ia tak kalah terkejutnya dengan Chelsea. Bahkan mereka berdua sempat saling menarik selimut dan Chelsea berhasil melemparkan bantal guling ke lelaki itu.
"Lo apa-apaan di kamar gue??" teriak Chelsea sambil menarik selimut agar dapat menutupi tubuhnya. Demi apapun di dunia ini, ia merasa sangat terkejut.
Bagaimana bisa ia tidur dengan seorang lelaki? Tanpa busana? Apa yang sudah terjadi semalam dengannya dan juga Jerome?
Oh, Tuhan!
"Lo yang apa-apaan di kamar gue??" pekik Jerome yang juga panik karena selimutnya ditarik oleh Chelsea. Lalu ia menarik selimutnya lagi, ㅡia juga harus mengamankan tubuhnya.
Chelsea mengerjap, lalu melihat sekitarnya yang masih terasa samar. Ia yakin bahwa ini adalah kamarnya, ada koper miliknya di sebelah sofa besar di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Strangers (✔)
FanficJerome dan Chelsea, dua orang yang harus terjebak di dalam ikatan pernikahan dengan rasa keterpaksaan. Setelah mengalami kejadian terbodoh yang mereka lakukan pada malam itu, di Bali. ㅡ ( FF LOKAL - 97L ) ©adoravble