26. A Day Full Of Happiness

5.8K 533 114
                                    

Jerome Hadinata, berhasil membuat istrinya kaget pagi ini. Lelaki berlesung pipi itu tiba-tiba masuk secara diam-diam ke kamar Chelsea dan membaringkan tubuhnya tepat di sebelah istrinya itu.

"Pagi." sapa Jerome setelah melihat Chelsea sedikit menggeliat. "Heh, bangun."

Jerome mendekatkan tubuhnya lagi, dan mensejajarkan wajahnya pada wajah damai Chelsea yang masih tertidur pulas. Ditatapnya wajah polos itu selama beberapa saat. Hingga tanpa disadari, ia mulai tersenyum hanya karena melihat wajah Chelsea dalam jarak sedekat itu.

Dapat Jerome lihat dengan jelas, kedua mata Chelsea yang masih terpejam, bulu mata lentiknya, hidungnya, dan bahkan bibir lembab berwarna merah muda itu. Semuanya tampak cantik dimata Jerome.

Lalu diam-diam tangannya tergerak menggapai kepala Chelsea, mengusap lembut rambutnya, dan merapikan beberapa anak rambut di sana. Cukup lama Jerome menikmati pemandangan cantiknya pagi ini, hingga akhirnya Chelsea sedikit demi sedikit membuka kedua matanya.

Sontak Chelsea tersentak kaget melihat wajah Jerome sudah berada di dekatnya tanpa ia sadari. Chelsea mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, hingga saking tidak percayanya, wanita itu menyentuh permukaan pipi Jerome dengan jarinya.

"Lo pikir gue setan? Atau lo kira ini masih mimpi?" tanya Jerome, dan berhasil membuat mulut Chelsea menganga lebar.

"Ngㅡngapain elo di sini??"

Jerome menyeringai sebelum menjawabnya, "Lo gak inget apa yang kita lakuin tadi malem?"

"Hah?" Chelsea terlihat tambah bingung. Kedua matanya mengerjap lagi dan terlihat sedang mencoba mengorek ingatannya. "Tunggu, emang tadi malem kita ngapain?"

Melihatnya, tentu Jerome kini sedang menahan tawa geli. "Menurut lo, kita ngapain?"

"Jer, sumpah gue gak inget. Kiㅡkita ngapain?"

"Jadi gue doang yang sadar dan inget? Keterlaluan."

"Gue cuma inget kalau gue tidur setelah elo keluar dari kamar gue tadi malem. Kapan lo balik ke kamar gue? Dan kita ngapain?"

"Kok lo panik? Kan kita udah nikah."

"Jer?"

"Wajar kan hubungan 'begitu'?"

Jerome lagi-lagi menyeringai. Menjaili Chelsea pagi ini terasa menyenangkan.

"Lo bohong ya?" Chelsea tiba-tiba membuang selimutnya, lalu duduk dan mengambil guling untuk dilemparnya pada Jerome. "Gue pasti inget kalau tadi malem kita beneran 'begituan'. Lo pikir gue mabuk, hah??"

Jerome buru-buru menarik dirinya untuk menjauh. Kini ia sudah tertawa lepas hingga akhirnya membuat Chelsea cemberut.

"Lo tuh ya, bikin gue jantungan!" Chelsea kembali melempar bantalnya pada Jerome.

"Lagian lo percaya gitu aja."

"Gue 'kan masih bingung. Baru aja melek udah ada wajah lo yang nyolok banget di mata. Nyawa gue belum ngumpul juga udah lo bohongin."

Chelsea terlihat semakin mengerucutkan bibirnya, dan itu justru membuat Jerome semakin gemas dibuatnya.

"Jail banget kenapa sih!" Chelsea masih menggerutu, sedangkan Jerome hanya diam sambil senyum-senyum melihatnya.

"Jer! Dengerin gue enggak sih?"

Jerome masih tak menjawabnya, padahal Chelsea sudah mengeraskan suaranya.

"Lo kesambet apa senyum-senyum gitu? Lo kira gue bakal,ㅡ"

Tenggorokan Chelsea tercekat, mulutnya terkatup rapat, perkataannya terpotong begitu saja ketika Jerome tiba-tiba mendekatkan wajahnya lagi padanya.

Perfect Strangers (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang