Part 14

187 8 2
                                    

Mereka berdua kembali ke tempat awal mereka makan, terlihat yang lain menunggu di sana.

Attar: lu gak kenapa-napa Fan?

Tifani: gak kok.

Ryan: serius? Kalo gitu kita gak usah pesan lagi, kita balik aja buat istirahat.

Tifani: gapapa kok. Kalian makan aja lagi, gue gapapa. Serius.

Ryan: gak, yang lain juga udah pada gak jadi. Kita balik aja istirahat. Ntar soreh kita keluar lagi.

Yuna: yaudah, yuk.

Terlihat Ryan yang membayar semua makanan tadi di kasir. Mereka semua akhirnya memutuskan kembali ke penginapan untuk beristirahat sejenak. Mereka yang sekamar tiga orang itu akhirnya membagi tempat tidur masing-masing di dalam kamar. Dan di dalam kamar perempuan terlihat Winda sedang duduk di kursi sambil memainkan henfon yang menempel di chargeran. Yuna yang sedang membersihkan wajah dan Tifani yang sedang berbaring terlentang di atas kasur.

Yuna: lu tiduran aja dulu Fan. Biar badan lu seger lagi. (Ucapnya sambil membersihkan wajahnya menggunakan kapas di depan cermin)

Tifani: gue gak ngantuk Yun.

Yuna: apa ada yang sedang lu pikirin Fan?

Tifani: gue? (Terkejut karna seolah Yuna tau isi kepalanya)

Yuna: (hanya menoleh dan membalasnya dengan anggukan)

Tifani: eng.. enggak kok.

Yuna: hmm kirain ada. Lu bisa kok sharing ke gue.

Tifani: gak lah, gak ada sama sekali. Oya btw soreh nanti kita mau ke mana?

Yuna: kata Attar sih nanti dia kabarin mau ke mana.

Tifani: hmmm kayaknya elu deket banget yah sama Attar? (Tanyanya hati-hati)

Yuna: gak juga kok. Deket gitu doang sih, yah seperti yang lu liat.

Tifani: gue kira kalian...

Yuna: pacaran?

Tifani: hmm?? (Terkejut dengan respon Yuna)

Yuna: hahaha gak kok. Lagian lu kaya gak tau Attar aja. Mana mau dia pacaran.

Tifani: kalo dia mau, emangnya lu mau pacaran sama dia?

Yuna: (membalikkan badan dan bersandar pada meja rias) hmm jujur gue emang tertarik dengan Attar. Dia anaknya baik, santun, pintar, dan berkarakter. Kayaknya semua perempuan yang kenal dia bisa rasain apa yang gue sebut tadi. Tapi gue rasa gak mungkin buat deketin dia lebih jauh, karna gue tau ada perbedaan yang membatasi kita.

Tifani: (terkejut mendengar pernyataan Yuna)

Yuna: (melanjutkan ucapannya) dan kalaupun gue punya kesempatan, gue gak mau jadi pacarnya dia dan merusak semua yang sudah dia pertahankan selama ini. Gue mau hubungan yang serius sama dia. (Yuna berbicara tanpa tau kalau sebenarnya Tifani menyukai Attar sejak lama)

Tifani: (hanya menelan ludah dengan susah paya mendengar itu, matanya seolah tak bisa berkedip)

Yuna: hahahaha kok jadi serius gini sih?

Winda: gue yang dari tadi nyimak obrolan kalian berdua berasa lagi denger radio tau gak hahahah

Yuna: hahaha maaf maaf. Eh lu jangan bilang-bilang ke Attar yah, malu gue.

Tifani: hmm.. gue ke toilet dulu. (Meninggalkan yang lain tanpa membuat mereka merasa curiga)

Sedangkan di dalam kamar laki-laki mereka terlihat sedang baring di tempat tidur masing-masing.

Allah, Muhammad & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang