Yuna: Tar, aku minta maaf atas sikap Papah tadi. Aku tau dia gak bermaksud seperti itu.
Attar: (hanya diam dan menatap kosong)
Yuna: Tar? (Dengan suara bergetar)
Attar: (melihat ke arah Yuna)
Yuna: kamu marah Tar?
Attar: (menggelengkan kepala)
Yuna: kalau begitu, lebih baik kita...
Attar: lebih baik apa Yun? (Memotong ucapan Yuna)
Yuna: kita akhiri aja semuanya sampai di sini.
Attar: Kamu nyerah?! (Tak percaya dengan yang diucapkan Yuna)
Yuna: mungkin itu lebih baik Tar. Aku gak sanggup liat kamu menanggung semua ini, mendapat perlakuan yang gak menyenangkan dari Papah! (Menangis)
Attar: segampang itu kamu menyerah? Setelah apa yang sudah terjadi saat ini?
Yuna: tapi aku ngelakuin semua ini buat kamu Tar! Aku gak mau kamu semakin tersiksa gara-gara keluarga aku!
Attar: tersiksa apanya Yuna? Aku sdah bilang sama kamu kalau aku baik-baik aja. Kenapa kamu gak ngerti sih? Tolonglah Yun, jangan buat aku semakin pusing.
Yuna: dari sikap kamu aja aku udah bisa ngerti Tar, kalau aku hanya menjadi beban buat kamu. Aku rasa dengan mengakhiri ini semua adalah keputusan yang benar.
Attar: Yuna tolonglah, semua ini gak gampang. Kamu sendiri pasti tertekan dengan keadaan ini, begitupun aku. Tapi kenapa aku selalu bilang kalau aku baik-baik saja? Karna aku gak mau kamu khawatir, aku gak mau kamu jadi lemah karna tau hal itu. Tapi apa yang kamu lakuin? Dengan mudahnya kamu malah mau menyerah, tanpa berpikir bagaimana jadinya aku? Tapi kalau itu mau kamu, silahkan. Kamu bisa pulang, perbaiki hubungan kamu dengan keluargamu. Dan lupakan aku. (Berdiri meninggalkan Yuna)
Yuna: Attar? Attar?!! (Menangis melihat kepergian Attar)
Fahri dan Ryan yang dari jauh melihat kejadian ini langsung berlari menuju ke tempat Yuna. Dengan wajah terkejut Ryan bertanya,
Ryan: Yuna ada apa ini?!
Yuna: (hanya menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya)
Fahri: lu cerita ke kita Yun, apa yang terjadi? Tadi waktu kita tinggalin kalian berdua baik-baik aja?
Yuna: Attar marah sama gue... gue gak tau harus ngapain sekarang Yan, Ri. Tolong bantuin gue.
Ryan: iya tapi sebenarnya apa yang terjadi? Kita bingung mau bantuin gimana sementara kita gak tau kejadiannya?
Yuna: (menyeka air matanya) tadi waktu kalian pergi, kami berdua ngobrol di sini seperti biasa, tiba-tiba entah dari mana datangnya Papah gue lewat dan ngeliat kita berduaan.
Fahri: Prof Jes ada di sini?! (Terkejut)
Yuna: iya Ri. Dia sama temennya dan di wajahnya keliatan banget kalau dia lagi marah. Sampailah dia singgah dan berdiri di samping kami, dia marah dan nuduh gue sama Attar semakin bebas berdua-duaan setelah gue keluar dari rumah. Attar coba untuk jelasin kalau apa yang terjadi gak seperti apa yang Papah liat, tapi papah malah marah dan mencaci Attar. Gue kasian sama Attar. (Menangis)
Ryan: jadi gara-gara itu Attar marah dan pergi ninggalin lu?
Yuna: gak, Attar sama sekali gak marah sama perkataan Papah. Hanya saja dia sedikit syok dan duduk terdiam tadi. Gue ngeliat itu semakin kasian dan ngerasa gak enak. Entah apa yang ada di pikiran gue, gue malah bilang ke Attar buat akhiri ini semua biar dia gak dicaci maki lagi sama Papah. Ternyata Attar marah setelah aku ngomong seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah, Muhammad & You
Romance[Islamic love story] Kisah seorang pemuda muslim dan wanita nasrani💚