Part 22

179 8 2
                                    

Langkah demi langkah tercipta dari kaki Yuna, entah ke mana dia akan pergi dengan uang yang tidak seberapa itu. Sementara berjalan di pinggir jalan, henfonya berdering pertanda sebuah pesan masuk. Ternyata itu dari Attar, isi pesannya adalah "assalamu alaikum. Yuna gimana keadaan kamu? Semua baik-baik aja kan?"

Membaca pesan itu, Yuna memutuskan untuk singgah dan duduk di sebuah taman di dekatnya. Dia pun kemudian membalas, "waalaikumu salam. Papah ngusir aku dari rumah Tar"

Membeca pesan tersebut lantas membuat Attar langsung menelfon Yuna.

Yuna: halo Tar. (Ucapnya datar)

Attar: Yun kamu serius? Papah kamu semarah itu?

Yuna; iya Tar, aku gak tau lagi harus ngapain.

Attar: sekarang kamu kasi tau aku kamu di mana? Ntar aku sama Fahri jemput kamu.

Yuna: aku lagi di taman dekat kompleks aku Tar. Kamu tau kan?

Attar: oke tunggu di situ yah jangan kemana-mana.

Setelah menutup telfon Attar terburu-buru mengambil kunci mobilnya yang dia simpan di dekat TV. Melihat dia yang panik, membuat Ayah dan Ibunya yang duduk di depan TV bertanya,

Ibu: mau ke mana Tar?

Attar: mau ketemu Yuna bu.

Ibu: lah kan kamu baru pulang dari sana, belum juga duduk. Masa mau ketemu lagi? Lagian kamu juga belum cerita ke Ayah dan Ibu tentang hal itu.

Attar: (duduk di tengah Ayah dan Ibunya) Ayah, Ibu, Attar mau keluar ketemu Yuna karna baru saja Yuna diusir dari rumahnya. Attar pengen bantuin Yuna Bu.

Ayah: apa? Yuna diusir? Semarah itu kah orang tuanya?

Ibu: sebenarnya apa yang terjadi nak? Apa jangan-jangan kamu tadi juga di usir?

Attar: kejadiannya ntar aja Attar ceritain. Yang jelas Ayah dan Ibu sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa orang tua Yuna tidak suka dengan rencana ini. Attar juga gak tau Apa yang terjadi sama Yuna sepulang Attar dari sana. Sekarang Attar mau ketemu Yuna dulu biar dia jelasin semuanya.

Ibu: kalau begitu bawa dia ke sini nak. Nanti di sini baru kita pikirkan untuk mencarikan dia tempat tinggal sementara.

Ayah: betul Attar. Bawa dia ke sini, kita dengarkan cerita dia untuk meringankan bebannya.

Attar: baik kalo gitu Bu, Yah. Attar pamit dulu, assalamu alaikum.

Dia terlihat buru-buru memanggil Fahri di kamar dan langsung saja bergegas ke tempat Yuna. Tak perlu waktu lama untuk sampai ke tempat itu, dari kejauhan Attar dan Fahri sudah melihat keberadaan Yuna di taman yang tak begitu besar, duduk sendirian dengan sebuah koper di sebelahnya.

Attar: (menghampirinya) Yuna? Kamu baik-baik saja?

Yuna: Attar (tangisnya langsung pecah melihat kedatangan Attar)

Melihat itu Attar dan Fahri saling bertatapan, dan Fahri memberi isyarat agar Attar duduk di sebelah Yuna. Attar pun melakukannya dan mulai menenangkan Yuna.

Attar: apa yang terjadi Yun? Cerita ke aku

Yuna: kamu bisa lihat sendiri respon Papah tadi kan Tar? Dia menentang habis-habisan rencana kita ini. Papah marah banget sama aku.

Attar: Papah kamu marah itu hal wajar. Ini bukan masalah mudah, mereka juga pasti berat menerima hal ini.

Yuna: tapi aku gak suka ngeliat Papah bentak-bentak kamu bahkan sampai ngehina kamu seperti tadi Tar. Itu bukan Papah yang aku kenal selama ini.

Allah, Muhammad & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang